Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Ayo pulang, aku sudah tidak mood makan di sini" ajak Kevin.
"Tentu saja kau sudah tidak mood, orang makanan lo sudah habis" cibir Marcel.
Kevin tidak menghiraukan ucapan Marcel, ia berdiri lalu mengulurkan tangan kepada Aurora yang masih duduk di kursinya.
Dengan malu-malu Aurora menerima uluran tangan suaminya. Ia juga sudah merasa bosan berada di tempat tersebut, pasalnya sepanjang acara makan, dia hanya mendengarkan suaminya dan temannya yang berdebat memperebutkan dirinya.
Mereka berdua berjalan meninggalkan meja tersebut, mengabaikan suara Felix yang terus memanggil dirinya untuk tidak pulang terlebih dahulu.
"Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi lagi, baby" tanya Kevin ketika sudah di dalam mobil.
"Tidak ada, lebih baik pulang saja. Aku sudah lelah" ucap Aurora sambil menguap karena mengantuk. Pertemuannya dengan Sora membuat moodnya buruk.
"Kalau mengantuk tidurlah, nanti kalau sudah sampai rumah aku bangunkan" ucap Kevin seraya menepuk-nepuk kepala Aurora.
"Hmmmm" jawab Aurora sambil memejamkan matanya.
Kevin sengaja menyuruh istrinya tidur. Dia bisa melihat wajah lelah Aurora setelah hampir seharian ini pergi jalan-jalan dengannya. Sesekali Kevin mengusap kepala istrinya, membuat wanita itu merasa nyaman dalam tidurnya
Kevin yang mengingat sesuatu hal, akhirnya mengambil ponselnya dari dashboard, dan menghubungi seseorang.
"Bagaimana" tanya Kevin setelah pangggilannya tersambung.
"Beres bos, semuanya sesuai dengan perintah bos" jawab orang disebrang sana.
"Bagus, jika masalah ini selesai saya akan memberikan kalian bonus" ucap Kevin yang selalu memberikan bonus ke setiap anak buahnya yang tengah sukses melakukan perintahnya.
"Terima kasih bos" sahut orang tersebut.
"Simpan rekamannya jangan sampai bukti itu hilang, kita akan memberikan mereka hadiah yang tak pernah bisa mereka lupakan" ucap Kevin dan mematikan panggilannya, ia sudah tidak sabar menyaksikan kehancuran Bimo dan keluarganya.
"Aku akan membalas semua orang-orang yang sudah menyakitimu, baby" ucap Kevin dalam hati seraya menatap Aurora yang sedang terlelap.
Setibanya di mansion, Kevin tidak membangunkan istrinya, ia lebih menggendong Aurora karena tidak tega membangunkannya.
"Nyonya kenapa tuan" tanya bi Sri yang melihat Kevin menggendong Aurora.
"Tidak apa-apa bi, istriku hanya ketiduran saja" jawab Kevin, dan berlalu meninggalkan bi Sri yang kembali mengerjakan tugasnya.
Ceklek.....
Kevin membuka pintu kamarnya dengan pelan, dia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, dan dengan hati-hati dia merebahkan Aurora di ranjang empuk miliknya.
Kevin membantu melepas sepatu dari kaki istrinya, setelah selesai dia menarik selimut dan menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada.
Kevin masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia sudah merasa gerah akibat aktivitasnya seharian bersama sang istri.
Tiga puluh menit berlalu, Kevin keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang ia lilit di pinggangnya. Dia masuk kedalam ruang ganti untuk memakai pakaiannya.
Tak alam Kevin keluar dari kamar ganti dengan mengenakan celana pendek di atas lutut dan kaos berwarna hitam. Ida mendekati istrinya dan mencium kening lalu bibir Aurora.
Setelah itu dia memilih masuk kedalam ruang kerjanya. Dia akan mengecek kerjaanya yang sudah masuk ke dalam emailnya.
*
*
Waktu berlalu begitu cepat, satu bulan berlalu setelah acara perayaan ulang tahun Sora.
Sepasang suami istri antara Kevin dan Aurora terlihat semakin lengket, mereka berdua sama-sama sudah menyatakan cintanya.
Sementara itu perusahaan Bimo masih belun stabil, meskipun ia sudah mendapat suntikan dana dari pacar Sora yang kaya itu. Sehingga membuatnya sedikit bernafas.
Sedangkan hubungan Bimo dan Aurora maish sama, tidak ada perubahan sama sekali, Aurora masih belum bisa memaafkan keluarganya, dan Bimo masih menganggap kalau Aurora anak pembawa sial.
Saat sedang makan malam, tiba-tiba perut Sora merasa mual. Setiap kali hidungnya mencium bau masakan Sora selalu muntah.
"Kamu kenapa sayang" tanya Dena yang melihat putrinya muntah-muntah.
"Sepertinya asam lambung Sora kumat ma, dari kemarin aku sering telat makan" kata Sora yang tidak menyadari perubahan pada tubuhnya.
"Kalau begitu kamu istirahat saja, nanti mama ambilkan obat untukmu" ucap Dena.
Dena memang tidak tahu apa yang terjadi dengan putrinya, selama ini memang putrinya sering pulang larut malam dan jarang makan. Jadi Dena mengiyakan saja ucapan putrinya.
"Bi tolong bawakan Sora air putih hangat, dan berikan obat ini kepadanya" ucap Dena kepada salah satu pembantunya.
"Baik nyonya, " jawab pelayan patuh.
Pelayan itu menghentikan pekerjaannya, ia membawa air putih dan obat ke kamar Sora.
"Kenapa dengan Sora ma?" tanya Bimo menghampiri putrinya.
"Tidak ada apa-apa pa, asam lambung Sora kumat" jawab Dena santai.
"Kenapa tidak memanggil dokter saja ma" saran Bimo yang sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya.
"Nanti saja kita lihat dulu pa, kalau tidak ada perubahan mama akan memanggil dokter" ucap Dena. .
"Ya sudah mama atur aja, papa mau berangkat ke kantor dulu" pamit kepada kepada sang istri. Sebelum pergi dia tidak lupa mencium kening Dena.
"Hati-hati nyetirnya, pa" ucap Dena
"Papa pakai sopir ma" kata Bimo yang memang akhir-akhir ini lebih sering menggunakan sopir.
Bimo pun melangkah meninggalkan istrinya, ia masuk ke dalam mobilnya. Perlahan mobil melaju meninggalkan area rumah.
Di kamar Sora..
Terlihat wajah gadis itu pucat pasi, karena terus memuntahkan isi perutnya.
Pelayan mengetuk kamar Sora namun tidak ada yang menyahut. Pelayan mencoba menekan handle pintu kamar Sora, dan ternyata tidak di kunci.
Klek.
Pelayan masuk kedalam kamar Sora dan memanggil namanya.
"Non Sora" panggil pelayan namun tidak ada sahutan dari gadis itu.
Pelayan mencoba mengecek ke dalam kamar mandi, Pelayan terkejut ketika melihat Sora terduduk tak berdaya di lantai kamar mandi sambil bersandar ke dinding.
"Ya Allah non Sora" pekik pelayan tersebut menghampiri Sora.
"Bi, tolong bantu Sora," pinta Sora yang sudah tidak kuat menahan bobot tubuhnya.
"Ayo non, bibi bantu berdiri" ucap pelayan, membantu memapah Sora dan membawanya ke atas ranjangnya.
Setibanya di tempat tidur, Sora langsung merebahkan diri karena kepalanya merasa berputar putar.
Pelayan memberikan air putih dan obat asam lambung kepada gadis itu.
"Di minum dulu obatnya, non" ucap Pelayan.
Sora mengangguk dan segera meminum obat tersebut, usai itu dia memejamkan matanya mencoba mengusir rasa pusing di kepalanya.
Bersambung.
dena tahu diri sedikit kenapa sih😤😤😤😤
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..