Aleksander Smith seorang pria berusia 35 tahun,
Ia merupakan seorang bos mafia yang ditakuti dinegara Indonesia. Kekejian dan kekejamannya membuat ia paling ditakuti di dunia Mafia.
____
Agatha Leonor wanita cantik yang selalu terlihat ceria dan periang, namun keceriaan itu seketika hilang ketika tanpa sengaja dia harus berurusan dengan Aleksander Smith dan berakhir menjadi tawanannya.
Penyiksaan batin dan kekerasan fisik sering kali ia dapatkan dari Alex, bahkan beberapa kali ia mencoba melakukan percobaan bunuh diri namun rencananya selalu gagal...
seperti apa keseruan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Bia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Diam, diamlah...kau terus saja mengoceh, kapan aku bisa tidur, ini sudah jam satu dini hari." Ucap Alex memeluk erat tubuh mungil itu, meletakkan kepada wanita itu didadanya.
"Tidak bisakah kamu melepaskan ku? Kamu telah merampas yang paling berharga dihidupku?"
Apakah itu tidak cukup untuk meredakan rasa dendam dan amarahmu kepadaku? Aku meminta maaf atas semua hal yang sudah terjadi " Ucap Leonor, air mata itu tumpah membasahi baju alex.
Alex tidak menjawab, ia pura-pura menutup matanya, membiarkan Leonor tidur wanita malang itu sesegukan didadanya hingga tertidur dengan pulas, Alex hanya diam menatap Leonor dan memegang pipi bekas ia tampar tadi.
"Aku tidak akan membuat pilihan itu, kamu harus selalu siap di sisiku." Ujar Alex pelan, bahkan Leonor tidak sampai mendengar nya lagi, karena ia sudah sangat lelah dan ketiduran, sekarang sudah dialam mimpi, terlihat dengan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh Leonor saat ia sudah terlelap, perlahan-lahan ujung jempolnya menempel dibibir mungilnya.
"Iya tidurlah, lupakan semua tentang hari ini, besok kamu akan mendapatkan jawabannya" Kata Alex, matanya juga perlahan mengecil hingga akhirnya ia tertidur.
Pukul 5:25
Ia merasa badannya sudah tidak dipeluk lagi sama Alex, tapi lengan kekar dan berotot itu ada diatas perut ramping Leonor, ia menoleh melihat nafas Alex yang teratur, bahkan nafas hangat dari hidung lelaki itu menyapu wajahnya, Alex tidur dengan posisi telungkup wajah menghadap Leonor.
Karena panggilan alam membuatnya harus kekamar mandi, ia perlahan meletakkan tangan Alex diatas ranjang.
"Hah....ada apa ini? Kenapa tangan ku tersangkut?" Kata Leonor memperjelas penglihatannya.
"Astagaaa...apa-apa ini?”
Kaget Leonor dengan mata melotot, mulut menganga.
Bisa-bisanya Alex memborgol tangan mereka berdua menjadi satu.
"Apa yang sebenarnya dia pikiran? Kenapa harus melakukan hal seperti ini?" Ujar Leonor panik, ia panik karena harus buru-buru kekamar mandi sudah tidak tahan lagi.
"Heh bangun....! Apaa yang kamu lakukan, buka ini cepat aku mau ke kamar mandi" Merogoh kunci borgol dan membuka nya.
Leonor segera berlari kedalam kamar mandi, Alex kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang menunggu Leonor, ia keluar dari kamar mandi berdiri disini ranjang memperhatikan Alex, Tiba-tiba Alex menarik kembali tangan nya dan memborgol nya menjadi satu.
Dengan gaya santainya ia menarik kembali selimut dan tidur.
"Ini untuk apaa...?"
"Supaya kamu tidak kabur lagi, kejadian seperti kemarin sore tidak akan terulang lagi"
Leonor hanya diam, memandang pemandangan diluar, percuma berdebat dengan seorang Alexander itu tidak akan ada ujungnya, jadi mengalah ada solusi terbaik.
"Baiklah, kamu tinggal mandi kita akan kesuatu tempat hari ini" kata Alex.
Ia membuka borgol itu dan membiarkan Leonor masuk kedalam kamar mandi, tapi Leonor marah ia merasa lelah dengan hidupnya menjadi seorang tawanan, ia ingin bebas kembali seperti dulu, bebas melakukan apa saja.
Ia lebih marah lagi karena permintaannya tadi malam tidak dihiraukan oleh alex, dianggap angin lewat, ia selalu saja tidak paham dengan alex, setiap ia mencoba melawa ia mendapat masalah besar.
Melihat Leonor hanya diam, alex tahu wanita itu masih marah karena tidak dihiraukan tadi malam.
"Tidak bisakah kamu membiarkan aku pergi?" Tanya Leonor lagi.
Tadinya ia ingin tidur kembali, namun mendengar pertanyaan Leonor membangunkan setan-setan dalam dirinya, ia berdiri dengan rahang mengeras, lalu menyeret Leonor kedalam kamar mandi, menyiram nya dengan air dingin membuat nya histeris.
"Aaahhhh dingin!"
"Harus berapa kali aku bilang, jangan membantah perintah ku"
"Untuk apa aku harus menuruti perintahmu, apa yang akan aku dapatkan jika menurutmu?” marah Leonor ia berontak.
" Kamu selalu memancing amarahku!"
Alex memegang pipi itu dan kembali menyambar bibir itu dengan kasar.
"Ahhhhaaa dasar, keparat bajingan, aku bukan wanitamu, lepaskan aku" Pekik Leonor menolak ciuman bibir Alex.
"Ohhhh, ternyata bibirmu sudah sembuh, aku tidak memperhatikan nya, setiap kali kamu membantah perintah ku, kamu akan mendapatkan hukuman"
Alex menarik paksa pakaian Leonor sampai terlepas, lalu menyerang wanita cantik itu dengan bibir nya di sekujur tubuhnya, hingga meninggalkan bekas merah dimana-mana.
"Kamu benar-benar binatang yang sangat menjijikkan, aku sangat membencimu, aku bahkan tidak tahu masalah mu denganku apa? Kenapa tidak kau bunuh saja aku, kenapa harus mempermainkan ku seperti ini?" Kata Leonor.
Kali ini benar-benar ia kerahkan semua tenaganya, mendorong tubuh Alex dengan kuat, namun Alex bukanlah tandingan nya soal fisik.
Postur tubuh Alex tinggi berotot keras, sedangkan ia hanya seorang wanita bertubuh kecil.
Ia terengah-engah dengan pundak naik turun, alex tidak terusik sedikit pun, begitulah kalau dia marah tidak seorang pun dapat menghentikannya.
Alex berhenti ketika bibir Leonor memerah dan kelelahan, ia tidak ingin membuat wanita itu mati lemas, ia marah karena Leonor selalu membuat nya marah dan kesal.
Ia adalah tipe orang yang tidak suka dibantah perintahnya.
"Kamu adalah milik ku sekarang....mandilah!" Kata Alex akhirnya melepaskan Leonor.
Tapi karena Leonor masih dalam keadaan marah, mulutnya kebablasan lagi, ia membuat masalah lagi pada dirinya sendiri.
"Apa dengan menyakitkan ku, ayah dan ibumu akan ditemukan?”
Wajah Alex mengeras, ia marah mendengar ucapan Leonor, membalikkan badannya, tadinya ia ingin pergi membiarkan Leonor membersihkan diri, tapi kali ini ia lebih marah tatapan mata itu sangat menakutkan.
"Jangan menyebut nama orang tuaku dengan mulut kotormu"
"Tapi kamu juga harus tahu, aku sebatang kara seperti kamu, tidak bisakah kamu Melupakan masalahmu denganku dan melepaskan ku?"
"Tidakkk...tidak akan terjadi"
Alex menghunus kan tatapan tajam ke Leonor.
Alex mendekat memegang kembali dagu itu dan menyambar kembali bibir yang sempat ia lepaskan, kali ini tidak akan ia lepaskan.
Tangan kokonya menarik kasar pinggang Leonor, melahap bibir itu dan memegang kuat bagian lembut didadanya.
"Bajingan, kepada aku...! Aku bukan budak mu"
Alex semakin marah ia Menanggalkan semua pakaian nya sendiri dan menggendong tubuh Leonor keatas wastafel dikamar mandi.
Dengan cepat ia memasukkan barang miliknya kearea sensitif Leonor, dengan tatapan penuh kebencian, ia mendorongnya kuat masuk kedalam , ia terus menyiksa Leonor dengan cara seperti itu, semakin Leonor berontak ia semakin buas.
"Aahhh sakit....tolong lepaskan!" Leonor merasakan bagian intinya seperti robek dan tubuhnya menggigil.
Walaupun Alex sudah melakukannya beberapa kali, namun ia melakukan dengan kasar dan itu membuat nya kesakitan seperti saat ini.
Leonor memeluk erat leher Alex dan menangis, ia sadar bahwa ia salah bicara lagi, itu dikarenakan ia depresi dan setres atas apa yang dilakukan Alex kepadanya, ia juga tidak sengaja menyinggung perasaan Alex, hal yang paling dibenci olehnya.
Tubuh mereka berdua masih menyatu, Alex melakukan nya dangan tempo cepat, ia akan gila kalau sudah marah.
Semakin cepat gerakan itu semakin sakit luarbiasa yang dirasakan oleh Leonor, ia hanya memeluk leher itu kuat dan menangis.
Air matanya tumpah membasahi kulit punggung alex, Leonor hanya diam.
Ia tahu bahwa Leonor sedang menangis, hal yang paling dibenci alex, ia merasakan air mata Leonor mengalir di pundaknya, ia mengepalkan jari-jarinya.
Tanpa sadar buliran kristal jatuh dari sudut mata alex, ia ikut menangis ketika Leonor menangis.
"Maaf" Kata Leonor tangannya masih memeluk leher alex kuat.
Mendengar kata maaf, alex menghentikan tubuhnya dan terdiam.
Ia melepaskan tubuh Leonor dan melampiaskan amarahnya kecermin yang ada didalam.
Ia tersiksa dengan perasaan yang ia miliki, mereka berdua sama-sama tersakiti, tidak bisa memiliki, namun tidak bisa juga melepaskan.
Karena dendam dan amarah adalah bom yang bisa sewaktu-waktu meledak.
"Aaaahhhh"
Paaak!
Ia meninju cermin didalam kamar mandi hingga hancur.
Leonor hanya diam berseloroh dilantai melihat kemarahan yang Alex luapkan, mereka berdua sama-sama tersakiti, namun tidak ada yang mengakhiri nya.
***bersambung***
Jangan lupa like, vote dan kasih hadiah yah kakak-kakak....
Thankyou✨
entar kuntilanak dateng pingsan🤣🤣🤣🤣
makasih thorr cerita mu sgt bagus