Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KADO PERNIKAHAN PART 2
Gisel yang telah sadar dan tak mendapati Lucas disampingnya merasa sangat kecewa. Rasa bahagia yang dirasakannya tadi pagi perlahan mulai sirna.
“Brengsek! Bagaimana bisa dia pergi kekantor dengan tenang tanpa menunggu aku sadar terlebih dahulu!”, batinnya merasa kesal.
Bi Wati yang melihat Gisel telah sadar, segera membawakan sarapan dan obat yang harus dia konsumsi pagi ini.
Karena tubuhnya sangat lemas, Gisel menurut saja ketika bi Wati menyuapi dirinya makan dan begitu selesai meminum obat, diapun kembali tertidur.
Jika Gisel bisa beristirahat dengan tenang, lain halnya dengan Lucas yang saat ini tengah menguras pikirannya untuk bisa memastikan jika para pemegang saham dan anggota direksi menyetujui penawaran yang diajukannya.
Sebenarnya Lucas sendiri sangsi akan penawaran ini, namun karena Friska yang memberikan kepadanya dengan alasan dia ingin melihat kemampuannya sebagai direktur pelaksana yang bisa menghandle permasalahan ini, Lucas yang tak ingin memberikan kesempatan bagi Friska untuk melihat celah untuk mengkritik kinerjanya pun mengusahakan sekuat tenaga agar proposal ini disetujui oleh semua orang.
Meski terlihat sangat ngoyo, tapi melihat hasil yang didapatkannya, Friska pun merasa senang.
Berinventasi di sebuah film layar lebar, merupakan hal baru bagi perusahaan yang selama ini bergerak di bidang ekpor impor tersebut.
Namun karena misi yang diberikan oleh Nayla sekaligus Friska ingin membuktikan kemampuan lobbying Lucas yang keponakannya anggap sangat bagus tersebut, diapun tertantang ingin membuktikannya sendiri.
“Pantas saja dulu Nayla tertipu mentah-mentah oleh lelaki ini. Ternyata, mulutnya sangat manis”, batin Friska bermonolog.
Begitu proposal Lucas disetujui, Friska menghampiri Lucas, “Good job!”, ucapnya, membuat Lucas bisa menghembuskan nafas dengan lega.
Setelah ruang rapat sepi, Lucas perlahan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi bi Wati untuk mengecek kondisi istrinya.
Mendengar jika istrinya sedang tidur setelah sarapan dan meminum obat, Lucaspun merasa tenang sehingga diapun kembali keruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah menantinya diatas meja.
Sementara itu, dipintu gerbang desa Sudimampir, Agus dan Linda yang baru saja tiba, segera menuju rumah yang ditempati oleh anaknya dan Gisel untuk membuat perhitungan.
Setelah bertanya kepada beberapa warga yang mereka temui dijalan, pada akhirnya, sepasang suami istri inipun tiba di depan rumah bercat biru yang tak terlalu besar tersebut dan menyuruh supir untuk memarkirkan kendaraan mereka dihalaman depan rumah yang lumayan luas tersebut sementara keduanya bergegas turun dan berjalan menuju pintu.
Tok tok tok...
Begitu mendengar ketukan pintu, bi Wati yang sedang sibuk membersihkan dapur menghentikan aktivitasnya dan bersiap membuka pintu.
“Cari siapa ya?”, tanyanya sopan.
“Gisel ada?”, jawab Linda angkuh.
“Nyonya sedang beristirahat saat ini. Tuan dan Nyonya bisa kembali lagi nanti ketika nyonya sudah bangun, atau jika ada pesan, nanti bisa saya sampaikan”.
Melihat pembantu dihadapannya seakan mengusirnya secara halus, membuat harga diri Linda tersentil.
“Halah, jadi pembantu saja belagu”, ujar Linda yang langsung menerobos masuk setelah mendorong tubuh bi Wati yang hampir terjatuh ke lantai jika tak sigap berpegangan pada pintu rumah.
“Dasar tak sopan”, gerutu bi Wati lirih.
Bi Wati yang berusaha menghalangi tamunya masuk kedalam kamar, dihentikan oleh Agus yang langsung menahannya diluar.
“Kami orang tua pemilik rumah ini. Jika kamu berani melangkah dan menghalangi kami, jangan salahkan kami jika nanti Lucas memecatmu!”, hardik Agus tajam.
Mendengar jika mereka adalah orang tua Lucas, maka bi Wati pun tak lagi menghalangi dan membiarkan Linda masuk kedalam kamar.
Linda yang melihat Gisel tertidur pulas padahal saat ini anaknya tengah bekerja keras mencari uang untuknya merasa geram sehingga diapun mengguyur wajah Gisel dengan air yang ada diteko, diatas nakas samping ranjang Gisel.
Hap..hap...hap...
Gisel terbangun dengan gelagapan begitu air dalam teko mengguyur wajahnya. Melihat menantu yang tak diinginkannya telah bangun, Linda meletakkan kembali teko diatas nakas dan memandang tajam Gisel.
“Enak ya, suami sibuk kerja, bukannya mengurus rumah, malah masih molor sampai siang begini!”, tegur Linda dengan keras.
Gisel yang baru saja berhasil mengumpulkan nyawanya, berusaha untuk bangun sambil mengelap wajahnya dengan tangan.
“Mami...”, panggilnya gugup.
“Aku bukan mamimu!”, ucap Linda ketus.
PLAK!
PLAK!
Dua tamparan keras Linda layangkan ke pipi mulus Gisel hingga meninggalkan cap lima jari disana.
“Dasar wanita murahan! Sampai kapanpun, aku tak akan mau menganggapmu sebagai menantuku!”, teriak Linda penuh amarah.
Gisel manatap Linda dengan sinis, “Tapi, aku sekarang sudah sah menjadi istri Lucas. Bagaimana dong?”, ucap Gisel sambil memamerkan cincin berlian yang tersemat dijari manisnya dengan tatapan penuh provokativ.
“Cuih...”, Linda meludahi wajah Gisel yang hanya bisa menutup mata dengan geram.
“Meski kamu telah berhasil membunuh menantuku, namun posisi itu tak akan pernah bisa kamu dapatkan sampai kapanpun. Camkan itu!”, ucap Linda sambil menunjuk wajah Gisel dengan telunjuknya dan melayangkan tatapan tajam.
Melihat wajah Gisel yang masih angkuh menatapnya dengan sorot penuh ejekan, membuat Linda yang sebenarnya tak ingin bertindak lebih jauh pun segera bergerak.
Dengan satu gerakan, Linda berhasil menjambak rambut panjang Gisel dan membawanya keluar dari dalam kamar.
“Ayo pi, kita bawa pergi wanita jalang ini”, ucap Linda sambil terus menyerat Gisel yang meronta untuk dilepaskan.
Dengan kasar, Linda menghempaskan tubuh Gisel dijok belakang mobil dan menyuruh Pardi sang supir untuk mengikat kedua tangan dan melakban mulutnya agar tak berisik.
Sebelum meninggalkan rumah sang anak, Agus menoleh kepada wanita paruh baya yang terus mengekorinya dibelakang sejak tadi.
“Katakan pada Lucas, jika dia ingin mendapatkan kembali wanita jalang itu, suruh dia pulang kerumah”, ucapnya tajam.
“Ba-baik tuan. Akan saya sampaikan”, jawab bi Wati dengan suara bergetar ketakutan.
Setelah mobil yang membawa Gisel menghilang dibalik pepohonan, dengan tangan gemetar, bi Wati berusaha menghubungi Lucas.
Karena tak diangkat, bi Wati yang tak ingin disalahkan oleh Lucas atas perginya Gisel pun segera mengirim pesan, sesuai dengan apa yang Agus sampaikan kepadanya tadi.
“Sudah kuduga, jika hubungan keduanya tak mendapatkan restu. Jika tidak, tak mungkin mereka tinggal di kampung terpencil seperti ini”, guman bi Wati dalam hati.
Bi Wati pun segera masuk kedalam rumah dan membereskan kekacauan yang ada sambil menyelesaikan pekerjaannya didapur yang tadi sempat tertunda.
Setelah menyelesaikan tugasnya, bi Wati berencana akan pulang kerumahnya sambil menunggu pesan balasan dari Lucas.
Sementara itu, orang yang dikirimi bi Wati pesan tengah menghadap ke hadapan Friskan yang langsung menyidangnya terkait berita viral mengenai pernikahannya.
Dalam hati, Lucas meruntuki kebodohan Gisel yang dengan sengaja membuat postingan itu padahal sudah dia larang sebelumnya, namu tetap saja dia langgar membuat Lucas pun merasa sedikit geram.
“Kamu tahu kan jika kamu berada diposisimu saat ini semua karena Nayla?”, ucap Friska tajam.
Lucas hanya mengangguk sebagai respon, tak berani berkomentar karena takut Friska marah dan membahayakan posisinya.
“Saya bukan pimpinan yang picik. Jadi, sebaiknya pergunakan kesempatan yang saya berikan ini dengan baik. Bereskan semuanya dengan bersih!”
Ucapan Friska bagai cambuk keras bagi Lucas yang begitu dia keluar dari ruang CEO langsung menghubungi seseorang kenalannya untuk segera menghapus dan menblokir berita apapun yang berkaitan dengan dirinya dan Gisel agar tak sampai meluas dan merugikan dirinya.
Tapi sayangnya, seberapa keras usaha Lucas untuk membuat berita tersebut hilang, Nayla tak akan membiarkannya sehingga apa yang akan dia upayakan hanya kesiaan belaka.