MAFIA KEJAM DAN GADIS POLOS

"Kepung lantai dimana dia menginap.

Pastikan dia tewas hari ini juga."

Semua pria berbaju hitam mulai bergerak menuju lantai dimana Willy dan Shella menginap.

Pergerakan pria itu dapat di awasi oleh anak buah Willy, mereka langsung melaporkannya kepada Jack.

Tok...

Tok..

Jack mengetuk pintu kamar shella untuk memberikan kabar kalau ada musuh yang akan menyerang mereka.

Willy dan Shella tidak menghiraukan ketukan pintu karena mereka masih asik bertukar saliva dan memautkan bibir untuk saling mengecap dan melampiaskan hasrat dalam dirinya.

Ketukan untuk kesekian kalinya membuat Willy harus menyudahi ciumannya.

"Sial! Kenapa ada saja yang mengganggu."

Umpatan Willy.

Willy membuka pintu dengan berdampingan bersama shella.

"Ada apa Jack?", tanya Willy kesal.

"Maaf Bos, tapi kita harus segera pergi meninggalkan hotel sekarang juga."

"Ada apa Jack?" "Kita diserang musuh."

“Siapa mereka?"

Nick melepaskan tangannya dari genggaman Shella dan mengambil senjata dari belakang jas yang digunakannya.

"Menurut anak buah kita mereka orang-orang dari Madam Joe."

"Willy!"

Shella mulai takut mendengar nama Madam Joe.

"Kamu tenang saja, tidak akan ada yang berani menyentuhmu.

" Willy berusaha menenangkan wanitanya.

"Jack, beri aku amunisi tambahan.

Lalu siapkan anak buah untuk menghadapi mereka.

Kamu dan 5 orang anak buah akan melindungi Shella untuk keluar dari hotel."

"Baik Bos". Jack langsung meninggalkan Willy setelah memberikan amunisi untuk pistol Willy.

"Willy, aku takut.

Mereka pasti akan mengejarku Untuk kembali ke rumah Madam Joe.

Madam Joe pasti memerintahkan mereka untuk menyerang kamu."

Willy masih sibuk mengambil pistol dan amunisi untuk persiapannya.

Mendengar perkataan Shella,Willy menghadap kepadanya.

"Kamu tenang saja, Madam Joe tidak akan pernah bisa membawa kamu kembali kesana.

Madam Joe sudah tewas."

Mendengar perkataan Willy, shella terkejut dia bingung kenapa Madam Joe bisa tewas dan kenapa juga Willy membunuhnya.

"Sebenarnya siapa kamu Willy?"

Pertanyaan Shella membuat Willy berhenti dari membereskan peralatan menyerangnya.

Willy menatap Shella dan berjalan mendekat kepada gadis itu.

"Kamu ingin tahu siapa aku? Aku akan mengatakannya nanti setelah kita keluar dari sini."

Willy merapikan rambut Shella dan memaikan jaket agar tubuh Shella tidak dilihat oleh anak buahnya atau orang lain.

"Aku akan ada di dekatmu, jadi tetap pegang tanganku.

Jack dan anak buah lainnya akan melindungimu. Percayalah kepadaku."

Shella mengganggukkan kepalanya dan mereka mulai berjalan keluar kamar.

Di luar kamar sudah ada Jack dan ke 5 anak buah terpercaya siap mengawal Bos dan kekasihnya.

Mereka berjalan bersamaan menuju lift.

Jack berjalan bersama 5 orang anak buah di depan Willy dan shella.

Pintu lift terbuka dan pengawal bersiap untuk melindungi bos mereka.

Dor...

Satu tembakan berhasil mendarat tepat di dada musuh saat pintu lift terbuka.

Kecepatan anak buah Willy tidak pernah di ragukan lagi.

Mereka adalah orang-orang terlatih yang dilatih untuk siap kehilangan nyawa demi membela Bos mereka.

"Ayo Bos, kita turun."

Willy dan Shella masuk ke dalam lift diikutu oleh Jack dan 5 pengawal terlatihnya.

Willy tidak pernah sedetikpun melepaskan pegangan tangan Shella demi memastikan wanita itu aman bersamanya.

Lift berhenti tepat di basement hotel.

Disana sudah siap mobil anti baja Willy dan rombongan pengawalnya.

Willy menarik tangan Shella untuk mendekat kepadanya dan melindungi Shella.

Dor....

Tepat saat naik memasukkan Shella ke dalam mobil sebuah tembakan langsung mengenai lengan Shella.

Willy yang melihat tangan Shella sudah berdarah karena tembakan menjadi marah dan emosi.

Dia langsung mengeluarkan senjatanya dan menembak ke arah musuh yang berada di balik tembok basement.

Willy bertubi-tubi menembakkan senjatanya ke arah musuh sampai musuh terkena tembakan.

Willy sangat marah karena berani melukai kekasihnya.

Musuh yang dikejar Willy terus berlari hingga bersembunyi di balik tembok.

Willy berhasil mengenai bahu musuh.

Willy kembali mengejarnya dan terjadi baku tembak antara Willy dan musuh.

Ketua Mafia itu berhasil meluncurkan timah panasnya tepat di daerah dada musuh dan terus menembak hingga rasa sakit hati ini terlepaskan.

"Brengsek! Beraninya kamu melukai wanitaku.

" Willy terus menembaknya walaupun musuh sudah lebih dulu tewas.

Shella yang melihatnya langsung mengejar Willy dan memegang bahu pria itu.

"Cukup Willy!"

Hanya dengan sentuhan tangan Shella emosi dan amarah Willy mulai turun.

Pria itu berhenti menembakkan senjatanya ke arah dada musuh.

Willy memutar badan dan melihat Shella berusaha menahan sakit akibat lengan yang terluka.

Darah yang mengalir membuat Willy kehilangan akal.

"Kita langsung ke rumah sakit!".

Willy memegang lengan Shella dan membimbing wanita itu kembali masuk ke dalam mobil.

Sementara Jack dan 5 orang anak buahnya berhasil membunuh musuh yang ingin menghabisi nyawa Bos mereka.

"Jack, langsung ke rumah sakit."

Jack langsung menekan pedal gas dan meluncur secepat mungkin menuju rumah sakit terdekat bersamaan dengan iring-iringan mobil pengawal.

Selama di perjalanan Shella berusaha menahan sakit agar Willy tidak mengetahuinya.

"Pegang tanganku, kamu jangan berusaha menahannya.

Aku tahu bagaimana sakitnya terkena timah panas itu.

Maafkan aku, karena aku kamu mengalami luka tembak."

Shella menatap mata pria yang ada disebelahnya.

Gadis itu membelai pipi Willy sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu disalahkan.

Semua ini adalah murni kecelakaan.

Siapa pun bisa akan terkena tembakan, jadi berhenti menyalahkan dirimu.

Aku masih menunggu penjelasanmu mengenai jati dirimu yang sebenarnya, Willy"

Willy mengambil tangan Shella yang membelai pipinya dan mencium telapak tangan gadis itu.

"Setelah kamu di obati, aku akan menceritakan semuanya."

"Baiklah Willy, aku mempercayaimu."

Mereka sampai di rumah sakit dan peluru yang ada di lengan Shella langsung di keluarkan.

Willy melihat Shella kesakitan berusaha menguatkan wanita itu.

Hampir satu jam proses pengobatan, maka Willy meminta Shella agar di rawat di Rumah sakit terlebihdahulu.

Willy menemani gadis itu yang tertidur setelah mengalami hari yang buruk baginya.

Willy memerintahkan anak buahnya untuk menjaga lorong agar tidak satupun yang boleh melintas di lantai itu kecuali dokter yang memperlihatkan identitasnya.

"Willy", gadis itu memanggil pria yang saat ini menjadi pelindungnya.

Willy yang sedang menghubungi Ibunya segera mematikan ponsel karena mendengar wanita idamannya memanggil.

"Ada apa Shell? Apa kamu mau minum?". "Iya, aku ingin minum."

Will mengambil segelas air dan membantu Shella meminumnya.

Willy memperlakukan Shella dengan sangat hati-hati.

Beberapa kali shella menangis karena merasakan kesakitan tapi Willy selalu menemaninya.

"Maaf Bos, ada yang harus aku katakan", Jack

ingin melaporkan kejadian tadi kepada Willy.

"Baik, kita bicara di luar saja."

Willy meminta izin kepada Shella untuk keluar sebentar dan berbicara dengan Jack.

"Ada apa Jack? Katakan cepat."

"Soal penembakan tadi. Dalang dari semua ini adalah orang kepercayaan Madam Joe.

Mereka hanya ingin balas dendam atas kematian Madam mereka.

Tapi sekarang semuanya sudah selesai Bos."

"Apa kamu yakin semuanya sudah lenyap?

Jangan sampai ada yang ingin mengganggu Shella lagi."

"Iya Bos, semua sudah saya basmi sampai tuntas.

Bos, apa anda dan Shella ada hubungan?".

"Iya Jack, entah kenapa aku merasa nyaman berada di dekatnya.

Soal Beggi lupakan saja, mungkin ini memang jalannya.

Kalau bukan karena itu aku tidak akan pernah bertemu dengan wanita seperti dia Jack.

Dia yang bisa membuat emosiku hilang dan meredamnya.

Bagaimana menurutmu?"

"Kalau Bos merasa dia yang terbaik aku sangat setuju.

Aku juga melihat Nona Shella orang yang lembut dan penuh kasih sayang.

Mulai sekarang aku akan memberikan pengawalan kepada Nona Shella."

"Terima kasih Jack, kamu bukan hanya sekedar orang kepercayaanku tapi kamu saudaraku."

"Aku yang berterima kasih kepadamu Bos, kalau bukan kamu yang menyelamatkanku dari segerombolan preman yang ingin membunuhku mungkin aku tidak akan ada di dunia ini sekarang.

Anggap saja sekarang aku membalas semua kebaikanmu dengan mengabdi menjadi pengawal kamu dan keluarga."

Willy menepuk bahu Jack,,mereka berdua tertawa dan mengingat semua kejadian masa lalunya.

Willy masuk ke dalam kamar shella,Wanita itu masih di atas ranjangnya sambil melihat televisi.

"Willy"

"Ada apa?"

Willy berjalan dan mendekat ke arah ranjang Shella.

Pria itu juga duduk di samping shella dan membantunya bersandar.

"Bisakah sekarang kamu ceritakan siapa kamu sebenarnya?".

Willy hanya menatap dan memegang tangan Shella tanpa mengatakan satu katapun.

Tatapan mereka saling bertemu.