Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan Amanda
Emhhh cup emmmhhh cup
Amanda membeku di tempat melihat pemandangan di depan matanya, pria yang biasanya rapi dengan jas kerja, kini terlihat berantakan dengan kancing kemeja yang terbuka, dan kaca mata yang biasanya ia pakai tidak menghiasi wajah pria itu lagi.
dengan tangan yang gemetar Amanda melepaskan gagang pintu hingga menimbulkan bunyi yang kuat.
"siapa di situ?"
Karena panik, Alana menarik Amanda dan memasuki sembarang ruangan di dekat sana.
*Saat ini*
"Jadi kamu menyukai Josh?" tanya Reno
"huuu"
Reno menghela napas, mendongak sambil menyisir rambutnya ke atas dengan tangan kanannya, ia melirik ke arang sepupunya yang sudah duduk di sofa dengan tenang, sebuah jas menutupi paha hingga kakinya, di temani Alana yang memeluk bahu Amanda dengan wajah datar.
pantas saja sepupunya akan berpenampilan berbeda setiap pergi ke kantornya, dia tidak pernah berpikir bahwa Amanda menyukai teman masa kecil yang sudah seperti saudara bagi mereka.
Josh memang pintar dan bisa di andalkan dalam bekerja, tapi dia tidak pernah serius dalam urusan wanita, bagi anak yang di buang oleh ibunya sendiri, bagi josh berurusan dengan wanita tidak perlu menggunakan hati.
"setelah tau josh seperti apa, seharusnya kamu tau apa yang harus di lakukankan"
Ucap Reno tampa perasaan, membuat semua orang di ruangan itu tercengang, tapi dia tidak peduli.
Alana menggosok bahu Amanda yang mulai menangis terisak.
mudah untuk di katakan tapi tidak mudah di lakukan, dan yang lebih tragis bagi Amanda adalah orang bersangkutan tidak tau apa apa tentang perasaannya dan apa yang wanita ini alami, dan dalam hal ini juga, josh tidak bisa di salahkan, karena mereka tidak memiliki hubungan apa apa dan josh tidak pernah memberi harapan apa apa pada Amanda.
Aryan dan yang lainnya hanya diam dengan perasaan canggung, tidak tau mereka harus tetap di sana atau pergi saja.
***
pagi hari
Alana melihat penampilannya di cermin , ia memakai kemeja putih yang di masukkan kedalam celana bahan berwarna hitam, di lengkapi dengan blazer dengan warna yang sama, rambutnya yang bergelombang di biarkan terurai tapi tetap rapi.
Sebenarnya ia kurang bersemangat untuk pergi ke kantor di sebabkan kurang beristirahat, tapi karena ia sudah menjadwalkan semuanya kemarin, ia tidak mau membatalkannya dan mengingkar janji.
Semalam ia pulang di antar Aryan, sedangkan Amanda pulang berama Reno.
Ia mengingat permintaan maaf Aryan membuat Alana tersenyum sinis, dia tidak menjawab apapun tadi malam, apapun alasan yang di berikan Aryan, tidak bisa mengubah apapun,
dan dia tidak ingin terlibat dengan Aryan lagi.
Setelah yakin dengan penampilannya, Alana mengambil tas kerja nya, ia keluar dari kamar, Alana berhenti saat melewati meja yang menempatkan photo orang orang yang penting baginya.
'Alana akan hidup normal seperti yang kalian harapkan'
Ucap Alana dalam hati, sambil tersenyum.
kemudian senyumnya hilang, ia bertanya tanya.
benarkah cukup hanya dengan keluar bekerja dan beraktivitas seperti orang lain di luar bisa di bilang normal, bagaimana dengan pasangan hidup, dia nyaman sendiri, tapi juga ingin memiliki seseorang, seseorang yang akan menjadi bagian kisah hidupnya.
Tiba tiba wajah seseorang melintas di ingatan kemudian berganti dengan ucapan sahabatnya yang mengatakan bahwa Reno menyukainya.
'apa benar dia menyukaiku, tapi kenapa, dan apa alasannya, apa yang bagus dariku, dan mulai sejak kapan?'
Alana bertanya tanya dalam hati, ia berusaha menyingkirkan pikiran tentang itu tapi sepertinya tidak mudah, kenapa?
apakah ia mulai merasa kesepian?
Alana menggelengkan kepalanya.
lama Alana memandang photo photo tersebut seperti meminta kekuatan untuk hari pertama ia beraktivitas di luar rumah, setelah sekian lama ia hanya bekerja di dalam kamar dan hanya sesekali mengunjungi perusahaan jika ada sesuatu yang penting.
Setelah beberapa saat Alana keluar dari rumah, ia mengunci pintu kemudian berjalan ke arah mobil, walaupun masih jam sembilan pagi tapi matahari sudah cerah dan terasa menyegarkan.
Alana mendongak melihat ke atas, lalu ia memejamkan mata sambil tersenyum dengan napas yang di tarik dalam.
Saat ia membuka mata dan melihat ke arah satu sudut, matannya bertemu dengan mata tajam seorang pria yang entah sejak kapan memandangnya dari seberang jalan, pria itu berdiri di sebelah mobil yang terparkir di depan halaman luas rumah mewah dengan pagar yang terbuka lebar.
