Setelah mati tertembak, Ratu Mafia yang terkenal kejam, dan tidak memiliki belas kasihan. Tamara sang Ratu Mafia, mendapati dirinya bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang antagonis novel roman picisan bernama sama.
Harus menjalani pernikahan paksa dengan Reifan Adhitama, CEO berhati dingin dan ketua mafia yang tampan, dan juga terkenal kejam dan dingin. Duda Anak dua, yang ditakdirkan untuk jatuh ke pelukan wanita licik berkedok polos, Santi.
Dengan kecerdasan dan kemampuan tempur luar biasa yang masih melekat, Tamara yang baru ini punya satu misi. Hancurkan alur novel!
Tamara harus mengubah nasib tragis si antagonis, membuktikan dirinya bukan wanita lemah, dan membongkar kepalsuan Santi sebelum Reifan Adhitama terlena.
Mampukah sang Ratu Mafia menaklukkan pernikahan yang rumit, mertua yang membenci, serta dua anak tiri yang skeptis, sambil merancang strategi untuk mempertahankan singgasananya di hati sang Don?
Siapa bilang antagonis tak bisa jadi pemeran utama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
REIFAN ADHITAMA
Saat itu, Reifan Adhitama sedang berada di puncak menara kerajaannya, kantor Adhitama Group yang megah, dan merupakan perusahaan terbesar nomor satu di dunia.
Ruangan itu didominasi warna gelap dan minimalis, memberikan kesan dingin, efisien, dan tanpa basa-basi, persis seperti kepribadian pemiliknya. Dinding kaca besar di belakang meja kerjanya menampilkan panorama Kota Metropolitan yang tampak kecil dan berada di bawah kekuasaannya.
Reifan sendiri duduk di balik meja, mengenakan setelan jas abu-abu gelap yang dipotong sempurna. Wajahnya yang tampan terukir tajam, matanya yang kelam fokus menatap tiga monitor komputer di depannya, menganalisis grafik fluktuasi pasar saham global dengan ketenangan seorang predator.
Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, ia sudah memegang kendali penuh atas konglomerasi raksasa yang bergerak dari bidang real estate hingga teknologi gelap, dan tentu saja, jaringan tersembunyi yang menjadi tulang punggung kekuatannya.
Statusnya sebagai duda dengan dua anak, seorang putra berusia 8 tahun dan berusia 6 tahun, semakin menambah aura misterius dan dominan di sekitarnya. Ia adalah pria yang kaya raya, berkuasa, dan yang terpenting, ia tidak punya waktu untuk drama, karena selain memimpin perusahaan raksasa nya, Reifan juga pemimpin dari organisasi mafia paling kejam.
Di sampingnya, berdiri tegak dan tanpa suara, Asisten Pribadinya, Damian. Pria itu memegang sebuah tablet berisi jadwal dan laporan keamanan, sesekali melirik pada ekspresi bosnya yang tidak pernah berubah.
Tiba-tiba, Damian berdeham pelan, memecah keheningan yang tebal dan mencekam.
"Tuan Reifan," ucap Damian dengan suara rendah dan profesional.
"Ada laporan baru terkait situasi Nona Tamara," lanjut Damian, dengan hati-hati.
Reifan tidak mengalihkan pandangannya dari monitor, namun jarinya yang tadinya mengetuk pelan permukaan meja kini berhenti. Itu adalah sinyal agar Damian melanjutkan.
"Laporan dari rumah sakit menyebutkan, Nona Tamara sudah siuman beberapa jam yang lalu. Namun ada sesuatu yang aneh," ucap Damian, menjeda ucapan nya.
"Menurut rekaman CCTV dan keterangan perawat yang berani melapor, Nyonya Ratna, ibu tirinya, datang dan keluar dengan tergesa-gesa. Perawat bersumpah Nona Ratna tampak ketakutan," lanjut Damian, sedikit ragu.
Reifan akhirnya mendongak, matanya yang tajam menatap Damian. Instingnya, yang setajam pisau bedah dan menjadi alasan ia bertahan di dunia gelap, langsung bergetar.
Tamara yang ia tahu adalah gadis manja, penuh drama, dan selalu histeris. Dia adalah boneka yang gampang dimanipulasi, dan percobaannya bunuh diri hanya semakin menegaskan kelemahan mentalnya.
Reifan menikahinya hanya karena perhitungan bisnis dan ingin mengikat keluarga Tamara agar tetap berada dalam pengaruhnya, bukan karena ketertarikan.
"Ketakutan?" ulang Reifan, nadanya datar namun dinginnya mampu membekukan udara di ruangan itu.
"Ratna? Seorang wanita yang pandai berakting dan memanipulasi itu ketakutan pada Tamara yang cengeng?" tanya Reifan, tersenyum miring.
"Benar Tuan, itu laporan yang Saya terima," jawab Damian mengangguk kan kepala nya.
"Itu bukan bagian yang paling aneh, Tuan. Lima menit yang lalu, saya menerima pesan anonim dari ponsel Nona Tamara. Pesan itu ditujukan pada Nyonya Ratna, dan isinya adalah ancaman untuk membongkar skandal penggelapan pajak suaminya, Tuan. Dan Nona Tamara menyampaikan bahwa dia akan menuju ke kantor Anda sekarang juga," lanjut Damian, menyampaikan semua informasi yang dirinya terima.
Mendengar laporan dari Damian, Reifan menyandarkan punggungnya ke kursi. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, terukir di sudut bibirnya. Itu bukan senyum geli, melainkan senyum yang muncul saat predator menemukan anomali yang menarik.
Skandal penipuan pajak dan penggelapan dana milik Ayah Tamara. Informasi itu rahasia, hanya diketahui oleh lingkaran terbatas. Bagaimana Tamara bisa mengetahuinya, apalagi menggunakannya sebagai ancaman yang efektif? Bukan kah gadis itu selalu menurut pada Ayahnya? Dan sejak kapan Tamara memiliki keberanian untuk mendatangi kantornya?
"Insting saya mengatakan ada yang salah, Damian. Apa benar laporan yang kami terima itu?" tanya Reifan, suaranya tenang, nemun penuh penekan.
"Tamara tidak akan pernah mengancam. Dia akan menangis, merengek, atau paling parah, berteriak histeris. Dia bahkan tidak akan tahu apa itu penggelapan pajak. Apalagi, dia baru saja mencoba bunuh diri," lanjut Reifan menggeleng kan kepala nya tidak percaya.
Informasi ini Saya pastikan akurat, Tuan," jawab Damian.
"Hem"
Reifan bergumam lirih, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja kerja nya dengan pandangan lurus kedepan, tatapan mata nya begitu dingin dan tajam.
Damian diam, dan menunggu perintah.
"Batalkan rapat pukul tiga. Siapkan laporan keuangan palsu yang sudah kita siapkan untuk dipertunjukkan kepada publik," perintah Reifan, tegas.
"Gadis itu tidak tahu apa yang sedang ia hadapi. jika dia ingin bermain, saya akan memberinya panggung," ucap Reifan tersenyum dingin.
Kau salah besar Tuan Reifan Adhitama, mungkin nanti kamu akan menyesal saat bertemu dengan calon istri mu itu, karena sekarang tidak ada lagi Tamara yang cengeng dan histeris. Tamara sang Ratu Mafia yang akan mengambil alih permainan ini.
"Damian, kontak tim keamanan, kalau perempuan itu benar-benar datang, biarkan dia masuk. Tidak ada pemeriksaan, tidak ada penundaan. Bawa dia langsung ke sini," perintah Reifan, kemudian menambahkan dengan tatapan dingin.
"Dan pastikan semua yang ada di koridor lantai ini menyaksikan kedatangannya. Biarkan dia membuat kesan pertamanya. Saya juga ingin tahu, siapa yang menemaninya. Catat detail orang itu. Saya yakin itu bukan ibu tirinya," lanjut Reifan menggerakkan tangannya ke intercom.
Dengan cekatan, Damian mencatat semua perintah dari Tuan nya, tanpa sedikit pun yang terlewat kan.
"Baik, Tuan Reifan. Saya akan pastikan tim keamanan mencatat detail pendamping Nona Tamara. Mengingat Tuan belum pernah bertemu Nona Cindy, saya akan meminta laporan foto dan identitas segera setelah mereka tiba," jawab Damian, menganggukkan kepalanya tegas.
"Bagus! Sekarang kau boleh pergi," ucap Reifan, mengibaskan tangannya.
"Saya permisi Tuan," ucap Damian, sopan, keluar dari ruangan Reifan.
"Hem"
Setelah Damian keluar Reifan kembali menatap panorama kota, melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.
Tiba-tiba mata Reifan menyipit, mengingat kembali data kasar yang ia punya tentang calon istrinya, gadis yang seharusnya sebentar lagi datang dengan wajah pucat, mata sembap, dan pakaian rumah sakit.
"Menarik," gumam Reifan pada dirinya sendiri.
"Mari kita lihat, apakah kau benar-benar berani, atau hanya mencoba trik murahan untuk menarik perhatian, Nona Tamara," batin Reifan tersenyum miring.
Reifan tidak tahu bahwa ia bukan akan bertemu dengan Nona Cengeng yang dramatis, melainkan dengan Ratu Mafia dari kehidupan lain, seseorang yang instingnya sama tajamnya, jika tidak lebih, dan yang sudah bertekad untuk menjadi ancaman terbesar dalam hidupnya. Pertunjukkan itu bukan untuk Tamara, melainkan untuk Reifan sendiri. Dan Tamara akan menjadi pemain utama yang tak terduga dalam drama baru ini.