NovelToon NovelToon
Sistem Kultivasi Otomatis

Sistem Kultivasi Otomatis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Sistem
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nur_Afif

#KARYA ORIGINAL!!#
Update setiap hari.

Fang Tian, seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun. Saat sedang berjalan santai di tepi pantai, sebuah pesawat kecil menukik tajam kearahnya dan membunuhnya.

Tapi hal yang tidak terduga terjadi, dia menyebrang ke dunia kultivasi, di mana kekuatan adalah segalanya. Hidupnya sangat berat selama tiga bulan, hingga akhirnya dia membangkitkan sistem yang ditunggu-tunggunya. Hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat, menggapai puncak dengan bantuan sistem.

Tidak hanya itu, dia mendapatkan istri yang sangat cantik yang sebenarnya adalah seorang yang sudah bereinkarnasi sebanyak enam kali!!

Tanpa dia sadari, ternyata ada sebuah belenggu yang mengekangnya agar tidak bisa berkembang, memaksimalkan potensi aslinya.

Siapakah yang sebenarnya memasang belenggu pada istri Fang Tian? Apa mereka berdua dapat melepaskan belenggu itu?

Penasaran dengan cerita mereka, silahkan baca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_Afif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Pertarungan

Ekspresi Qing Lian tidak berubah, "yakin?" Ucapnya meremehkan.

Dan benar saja, tali keemasan yang mengikatnya mulai merenggang. Tali itu berderit, serat-seratnya mulai putus satu persatu, hingga akhirnya, dengan suara keras, tali itu benar-benar putus.

Tali itu yang tadinya terlihat sangat kuat dan tak terputuskan, kini terlihat rapuh dan usang. Melepaskan Qing Lian dari belenggunya.

Mata Shi Lai terbuka lebar, tidak percaya apa yang terjadi didepannya. Tidak terkecuali Shen Wu dan Ze An, mereka juga sangat terkejut.

Benda yang dikatakan bisa menahan seekor naga dapat diputuskan oleh seorang gadis yang bahkan ranahnya hanya berada di Body Tempering. Benar-benar sebuah kesombongan yang tidak berdasar dan dibesar-besarkan.

"Ba-bagaimana mungkin!...." Gumam Shi Lai tidak percaya.

Qing Lian tidak memperdulikan ekspresi orang-orang didepannya. Dengan santainya dia berjalan sambil meregangkan tubuhnya yang kaku.

"Ah.... Begini memang lebih nyaman," gumamnya puas.

Tiba-tiba, ekspresinya berubah menjadi serius, matanya tajam menatap mereka bertiga. "Siapa yang menyuruh kalian!...." Ucapnya pelan penuh penekanan, tapi bisa didengar mereka semua.

Dari pandangan mereka bertiga, Qing Lian terlihat seperti seorang iblis. Aura yang dikeluarkannya begitu kuat yang penuh dengan niat membunuh.

Tubuh mereka gemetar hebat, keringat dingin bercucuran, dan terasa berat, seperti ada beban tidak terlihat yang menimpa. Mereka bahkan sulit bernapas, bisa pingsan kapan saja jika tidak kuat dan bahkan hampir bersujud saking takutnya.

"Apa apaan ini!... Apa ini bisa dikeluarkan oleh manusia?!... Sangat mengerikan!..." Pikir mereka bertiga.

Saking takutnya, mereka tidak ada yang berani menjawab. Mental mereka menciut, target yang mereka kira kertas ternyata keras.

Suasana menjadi mencekam, mereka tidak berani bergerak sembarangan.

"Jawab aku!...," tanya lagi Qing Lian.

Tapi masih tidak ada yang menjawabnya. Kesabaran Qing Lian mulai habis, "jika kalian tidak ingin mengucapkannya secar cuma-cuma, aku akan melakukannya secara paksa!..."

Qing Lian berjalan perlahan, kedua tangannya memegang pedang yang terlihat begitu tajam. Aura kuat keluar dari pedangnya.

Mereka bertiga menjadi semakin waspada, namun masih belum berani bertindak gegabah. Mereka tahu kesempatan untuk menang sangatlah kecil.

Tiba-tiba, Qing Lian menghilang dari pandangan mereka dan seketika muncul tepat di depan Shi Lai dengan pedang yang sudah bersiap memenggal kepalanya.

Slash!.... Clang!...

Shi Lai tidak sempat bereaksi, namun untungnya Ze An berhasil menahan tebasan pedang Qing Lian, walau dengan susah payah. Telat sepersekian detik saja, kepala Shi Lai pasti sudah terputus dari badannya.

"Egghhhhh....."

Ze An membawa Shi Lai menjauh, menjaga jarak. Namun tentu saja Qing Lian tidak membiarkannya begitu saja.

Slash!... Buk.....

Qing Lian menghilang lagi dari tempatnya dan muncul kembali tepat di samping Shi Lai dan Ze An dengan pedang yang sudah terbalur darah hingga menetes ke tanah.

"Eh?... Ada apa ini? Kenapa rasanya sangat dingin, dan apa itu? Itu tubuhku?..."

Pandangan Shi Lai berputar-putar, dia dapat melihat tubuhnya dari bawah. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya rasa dingin yang tiba-tiba muncul di bagian lehernya sebelum pandangannya seperti ini.

Matanya terbuka lebar, masih tidak percaya. Darah mengalir deras hingga membuat genangan di tanah.

"Apa?!..." Gumam An Ze tidak percaya.

Dia menoleh sedikit dan menyadari bahwa kepala Shi Lai sudah tidak berada di tempatnya. Kemudian, dia menoleh ke bawah, di sana ada kepala Shi Lai dengan tatapan yang masih tidak percaya.

Rasa takut yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, dia merasakannya sekarang!

Shen Wu yang dari tadi tidak kelihatan, tiba-tiba muncul di belakang Qing Lian, menusukkan tombaknya. Namun sayangnya, Qing Lian dapat dengan mudah menghindarinya.

"Apa?!..."

Qing Lian memutar badannya, kemudian menendang Shen Wu hingga terpental jauh dan menabrak pohon hingga tumbang.

Whush!... Brak!...

"Uhuk.... Uhuk...." Darah mengalir dari mulut Shen Wu, tapi tatapannya masih tajam seakan tidak mau menyerah begitu saja.

Melihat bahwa Shen Wu tidak menyerah begitu saja, semangat juang Ze An kembali menyala. Dia ikut menyerang Qing Lian.

Slash!...

Clang!..

Ze An mengayunkan pedangnya secara membabi buta, menebas Qing Lian bertubi-tubi. Tapi, dari banyaknya serangan yang dia lancarkan, tidak ada yang berhasil mengenai Qing Lian.

Namun Ze An tidak mau menyerah begitu saja, "Flash Fang!..." Kecepatan tebasannya semakin cepat, hampir tidak terlihat.

Clang!... Clang!....

Yang sebelumnya Qing Lian dapat mengatasinya hanya dengan satu tangan, sekarang dia perlu menggunakan kedua tangannya untuk dapat sepenuhnya menahan serangan bertubi-tubi Ze An.

Di samping itu, Shen Wu bangkit lagi, menyeka darah di mulutnya. Selagi Ze An menarik perhatian Qing Lian, dia menyiapkan serangan mematikan yang akan mengakhiri semuanya dalam satu serangan.

Dia menancapkan kakinya ketanah, membentuk kuda-kuda dan menstabilkan postur tubuh. Dia mengencangkan otot tangan dan kakinya, menitik beratkan tenaganya pada dua hal ini.

Pandangannya tajam, mencari titik lemah Qing Lian. Tombaknya di tarik sedikit kebelakang untuk mempersiapkan dorongan eksplosif.

Setelah mencari waktu yang tepat, dengan kekuatan penuh, dia melangkahkan kakinya hingga melesat cepat kedepan. Tombak didorong kedepan dalam satu tusukan cepat dan presisi.

"Heaven Piercing Spear!..."

Dam!... Whush!...

Ujung tombak bergerak secepat kilat, menciptakan tekanan udara yang bisa mengoyak benda di sekitarnya.

Namun naas seribu naas, Qing Lian menyadari serangan itu dan menggunakan Ze An sebagai tameng.

Jleb!....

Tombak Shen Wu menembus dada Ze An hingga berlubang besar, seperti donat yang bolong tengah. Mata Ze An terbuka lebar, menatap dadanya yang tertancap tombak.

Darah mengalir deras dari dadanya, "uhuk.... Uhuk...." Ze An mengeluarkan seteguk darah segar. Dia memegang tombak yang menusuknya sebelum pada akhirnya kehilangan kesadaran beserta nyawanya.

Shen Wu sangat terkejut dan rasa bersalah menghantuinya, tubuhnya bergetar hebat. Dia tidak pernah menyangka akan membunuh temannya sendiri, walau mereka baru bertemu tidak lama ini.

Ekspresi Qing Lian tidak berubah, dia seolah tidak peduli dengan itu.

"Jadi, siapa yang menyuruhmu untuk menangkapku?"

Suara Qing Lian muncul tepat di belakang Shen Wu, pedang tajam sudah tepat berada di depan lehernya, hanya berjarak kurang dari satu inci, bergerak sedikit dan itu akan memenggalnya.

Bahkan dalam keadaan putus asa seperti ini, Shen Wu masih kekeh dengan kesetiannya. Dia hanya diam saja, tidak berbicara sedikitpun, tidak membocorkan informasi apapun

"Jadi main rahasia rahasiaan, kalau begitu sampai jumpa!..."

Sreeettt....

Qing Lian dengan kejam menggorok leher Shen Wu, ajal menjemputnya dan terjatuh ketanah dengan darah mengalir deras.

"Siapa yang mengirim mereka?" Pikir Qing Lian. "Yah, aku tidak peduli. Siapapun itu, jika berani macam-macam, aku akan memberinya sebuah neraka yang dapat dia nikmati!..."

"Aku terlalu lama di sini, pasti sudah banyak orang yang berkumpul di sana. Aku harus bergegas, jika aku tidak mendapatkan benda itu, pasti akan merepotkan nantinya."

Qing Lian melanjutkan perjalanannya, menuju rencana awalnya.

...***...

Crak!.... Crak!... Tar....

Sebuah papan kayu yang bertuliskan 'Shen Wu' retak dan kemudia hancur berkeping-keping, menyisakan serpihan kayu saja.

Seorang pria tua dengan rambut dan jenggot panjang keputihan duduk di sebuah kursi, ekspresinya menjadi jelek setelah melihat hancurnya papan kayu didepannya.

Dia menggertakkan giginya, terlihat kemarahan yang begitu besar. Tangannya mengepal erat, hingga terlihat darah menetes dari telapak tangannya.

Brak....

Meja di depannya hancur setelah dia pukul, tapi amarahnya masih belum reda.

Tiba-tiba, pintu didepannya terbuka cepat, memperlihatkan dua orang pria paruh baya. Mereka berjalan masuk dengan langkah cepat, ekspresi mereka terlihat sangat marah.

"Ling Yun! Muridku telah terbunuh!...." Ucap mereka berdua bersamaan.

Mereka adalah Chen Feng–guru Shi Lai dan Yuan Feng–guru Ze An. Mereka sangat marah setelah mengetahui kematian anak didiknya.

"Ya, murid dalam yang aku kirim juga mati!..."

Chen Feng menarik kerah Ling Yun, "bagaimana ini bisa terjadi?... Bukankah kamu bilang bahwa ini akan mudah, kenapa muridku sampai terbunuh?!...."

"Aku sudah memberi mereka Dragonbind Cord, itu adalah barang tingkat Xuan, tidak mungkin dia dapat menghancurkan itu," ucap Ling Yun.

Dia melanjutkan, "dilihat dari waktu kematian yang tidak jauh berbeda, aku tebak mereka tidak sempat menggunakannya dan terbunuh."

"...."

Chen Feng lepas kerah Ling Yun, "aaarrrkkhhhhh!...." Teriaknya keras. "Qing Lian! Berani sekali kamu membunuh murid yang aku didik dengan susah payah."

Dia berjalan keluar dengan langkah cepat, kemarahannya begitu besar dan tidak tahu harus apa selain menunggu Qing Lian keluar dari dunia saku.

Sekarang hanya ada Yuan Feng dan Ling Yun. Suasana menjadi hening sejenak, sebelum akhirnya Yuan Feng angkat bicara, memecah keheningan.

"Muridku tewas karena permintaan darimu, jadi kamu harus tanggung jawab," ucap Yuan Feng. Kemarahan dapat dilihat darinya, tapi tidak terlalu besar, seperti hanya kesal karena ala yang dia miliknya direnggut oleh orang lain.

Dia kemudian juga meninggalkan Ling Yun sendirian, meratapi apa yang telah terjadi. Tatapannya kosong tapi penuh kemarahan.

1
Andin D
percuma punya sistim ngk berguna LBH baik di musnahkan saja
pembaca gabut: ni manusia GK sababaran 🗿
total 1 replies
Independent 2020
update
Nur_Afif: update tiap hari kak, di tunggu aja ya. masih belajar, jadi gak mampu nulis banyak sekaligus 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!