Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Pesan dari Paman
Aku melihat Desi keluar dari rumah setelah mengobrol dengan nenek Wulan, sepertinya wajah desi sedikit kebingungan
"Desi, udah ngobrolnya?"
" Udah barusan, tapi maaf aku gak tau dimana nenek itu tinggal"
" Ya udah kalau gitu biarin aja nenek Wulan untuk sementara tinggal disini, sampai keluarganya nyariin Des"
" Emang gak apa apa kalau nenek di sini? Gak ngerepotin kamu dan bibi?"
" Gak lah des, lagian nenek juga orangnya gak banyak maunya kok Des"
" Ya sudah kalau begitu, aku harus balik ke rumah dulu, tadi papi telpon katanya minta aku ke rumah bentar, besok aku ke sini lagi ya"
" Ya sudah kamu hati hati ya"
Aku menatap kepergian Desi, dengan sedikit heran karena wajah desi kelihatan sangat pucat dan agak kebingungan setelah ngobrol dengan nenek, tapi aku beranggapan mungkin saja dia capek sebab baru juga balik ke kampus trus di minta papinya balik lagi ke rumah
Aku tak lagi memikirkan Desi, aku lebih baik menata lapakku agar bisa terlihat lebih rapi lagi, dan mencatat apa saja yang kurang di lapak ku
*****
Dua hari berlalu, mungkinkah mas Adit akan kembali hari ini? Dan apakah nenek mas Adit telah di temukan? Aku ingin bertanya namun ponsel mas Adit tak pernah aktif selama dua hari ini
Aku tengah sibuk melayani pelanggan ku yang sedari tadi sibuk memilih sayuran dan lauk untuk keluarga mereka. Stok sayuranku tak tersisa banyak, makanya kemaren aku sudah memesan untuk hari ini, dan mungkin sedikit lagi mereka akan mengantarkan nya
" Permisi mbak Clara ini sayur udah dateng" teriak pengantar sayur
" Mas Fendy, darimana aja mas, kok baru muncul?" Tanyaku
" Habis mudik mbak dan semalam baru nyampe"
" Berarti mudiknya barengan sama mas Adit, tapi mas Adit belum pulang sampai sekarang"
" Ya karena emang saya mudiknya sama mas Adit mbak, rumah kita juga deket kok mbak"
" Masa sih? Trus mas Adit belum ikut pulang mas? Dan juga gimana dengan nenek mas Adit udah dapat belum?"
" Mas udah pulang sayang" Jawab mas Adit tiba tiba keluar dari pintu mobil pick up yang mengangkut sayuran dan lauk pesanan ku
" Mas Adit" Aku sedikit berlari menghampiri nya, Ada perasaan senang ketika melihat senyum masa adit
" Mas kangen sama kamu" bisik mas Adit padaku
" Aku juga kangen sama mas Adit, Oiya mas gimana dengan nenek mas? Udah ada kabar?"
" Belum sayang, mas sudah minta sama orang buat nyari nenek, Gak tau nenek kemana perginya bersama dua orang yang selalu bersama nenek"
" Jadi yang hilang ada tiga orang mas?"
" Iya sayang, ada tiga makanya kita semua pusing nyari dimana, tapi udah ada bertugas buat nyari mereka"
" Semoga aja cepat ketemu ya mas"
" Aamiin makasih ya sayang. Oiya raka dan bibi dimana?"
"Ada di dalem, lagi nonton kayaknya"
" Oya sayang ini ada oleh oleh buat kamu, bibi dan raka, Jangan di tolak loh sayang"
" Ini apa mas"
" Bukan apa apa. Sayang maaf ya hari ini mas banyak kerjaan mau nganterin pesanan orang juga, Jadi besok mas kesini lagi bantuin kamu ya"
" Baiklah mas, kalau masih sibuk gak usah ke sini dulu mas, selesaikan semua dulu kerjaan mas, ntar kalau udah luang gitu baru main ke sini ya mas"
" Oke sayang, ntar kalau mas gak sibuk baru mas ke sini ya. Salam buat bibi dan raka. Yuk Fendy kita berangkat".. ajak mas Adit pada mas Fendi
Setelah mereka tak nampak lagi, aku masuk ke rumah dan membuka oleh oleh bingkisan dari mas Adit.. begitu banyak pakaian dan mainan impian yang di berikan untuk raka, sementara bibi juga mendapatkan pakaian serta gamis yang begitu cantik, begitu juga aku mendapat pakaian serta tas dan sepatu yang sangat aku inginkan
Bibi dan raka begitu bahagia. Tapi aku merasa ini sedikit berlebihan karena aku tahu harga pakaian dan mainan ini pasti sangat mahal, sehingga itu mungkin menghabiskan uang tabungan mas Adit. Nanti sajalah aku tanya langsung pada mas Adit jika dia ke sini lagi
****
Hampir tiap hari Desi datang ke rumah, katanya hanya sekedar bawain nenek dan raka makanan, alasannya sih kasihan sama nenek. Desi tampak akrab sekali sama nenek, bahkan kadang mengajak nenek dan raka serta bibi jalan jalan menggunakan mobilnya, dan mengajak mereka makan di luar.. aku bersyukur karena Desi mau menerima mereka seperti keluarga
Sementara aku sibuk di lapak ibu Meri datang dan membawa makanan untuk nenek Wulan
" Neng, nek Wulan dimana?"
" Ibu Meri kok baru kelihatan Bu? Ini nenek sama raka dan bibi lagi jalan jalan bareng teman saya Bu"
" Kemana neng? Trus temen neng cowok apa cewek sih?"
" Cewek lah Bu. Kenapa sih Bu kok kayak panik banget nenek gak ada?"
" Gak neng, ibu takut aja nek Wulan ntar hilang lagi"
" Tenang aja teman aku orangnya baik kok, dia juga udah anggap nenek kayak neneknya gitu Bu"
" Syukurlah neng kalau gitu. Ibu baru pulang dari kampung neng, makanya baru sempat ke sini. Neng kangen ya sama ibu, hehehe?"
" Iya lah Bu, pasti aku kangen sama ibu, soalnya lapakku ini sepi kalau gak ada ibu, hehehehe"
" Ahhh Eneng bisa aja. Oya neng ada ayam gak? Ibu lagi kepengen makan opor ayam neng"
" Ada dong Bu, masih seger banget Bu"
" Itulah yang aku suka dari lapak kamu ini neng, semua bahan seger seger neng, jadi kitanya gak khawatir belanja di sini"
" Iya Bu, apalagi pemasok sayuran aku ini kan dari perusahan perkebunan keluarga mahavir Bu, makanya gak usah di ragukan lagi"
" Oowww jadi neng ngambil dari perkebunan pak mahavir? Pantes aja seger banget, kita kan tau kalau pak mahavir itu hanya menyediakan bahan yang seger"
" Bener banget Bu"
" Ya sudah ibu minta ayam satu, tahu dan juga tempe neng"
" Siap Bu Meri".. aku pun langsung menyiapkan semua pesanan Bu Meri, dengan lincah aku selesaikan dengan sangat cepat
" Ini neng duitnya, dan ini oleh oleh buat raka dan nenek ya. Ibu mau pulang dulu, Makasih ya neng"
" Iya Bu, makasih juga ya Bu Meri"
Aku membawa masuk ke rumah oleh oleh dari Bu Meri.. Alhamdulillah masih ada orang yang baik kepada kami seperti ibu Meri, meskipun kami tak ada hubungan keluarga namun ibu Meri sangat baik
****
Hari sudah hampir malam namun desi belum juga pulang bersama raka dan lainnya. Aku hubungi namun tak terjawab. Kemana lagi Desi itu membawa mereka. Sudahlah paling sedikit lagi mereka akan kembali.. namun tetap saja hatiku tak tenang padahal aku sudah mencoba untuk tak memikirkan mereka
Tepat jam delapan malam, aku sudah menutup lapakku baru lah merek kembali di rumah dengan membawa belanjaan yang sangat banyak .. aku melihat raka sangat bahagia membawa paper bag yang berada di tangannya
" Des,, kamu yang beli semua ini?"
" Iya gak apa lah sekali kali"
" Tapi des, ntar tabungan kamu habis loh"
" Yaelah, kamu kayak gak tau siapa aku aja, udah beliin mereka semua itu gak akan bikin aku miskin Ra, heheheh"
" Trus kalau gitu buat aku mana?" Aku menadahkan tangan di depan Desi
" Nih buat kamu" sambil menyimpan sesuatu di telapak tanganku
" Aahhhh... Desiiii ".... Teriakku pada Desi yang memberikan kecoak mainan di telapak tanganku
" Hahahaha rasain kamu Ra, gitu aja takut dasar lemah, hahahah"
" Desiii jahat banget kamu, udah tau aku takut kecoak malah di kasi lagi"
" Maaf sayang ku, ehh bukan deh tapi sayangnya mas Adit, heheheh"
" Sssttt..!!!" Jawabku
" Nenek Wulan, senang gak di ajak sama Desi jalan jalan?" Tanyaku
" Senang nak, makasih ya nak Desi, kamu sudah begitu baik sama nenek dan semua yang ada disini"
" Sama sama nek, kan nenek udah seperti nenek ku sendiri" jawab Desi yang nampak menahan tawa
" Oiya nek, tadi ini Meri datang katanya ini oleh ole buat nenek, ini buat raka, ini buat bibi, dan ini buat aku"
" Bu Meri? Asisten omah?" Ucap Desi yang menatap nenek dan langsung menutup mulutnya
" Omah siapa Desi?" Tanyaku
" Gak, asisten omah ku yang di Semarang juga namanya Bu Meri"
" Ooww gitu, Kirain omah siapa" ucapku lagi
" Nak clara, besok kalau Bu Meri datang tolong pertemukan nenek dengannya, nenek pengen ngucapin terima kasih buat Bu Meri itu karna udah baik juga sama nenek"
" Baiklah nek, besok aku akan meminta dia masuk menemui nenek"
" Aku juga dong pengen bertemu dengan Bu Meri, penasaran yang mana sih orangnya" ucap Desi
" Iya moga aja besok dia datang, soalnya dia juga kadang sibuk jadi gak bisa datang des "
" Ya udah deh besok aku ke sini lagi, balik dari kampus, sekarang mau pulang dulu, takut pak Ari nyariin aku lagi" jawab Desi melirik nenek dan tersenyum
" Ssssstt..!!! Kurang aja kamu Des, nama bapak sendiri kok di sebut gitu" ucapku
" Hehehehe gak apa apa, pak Ari itu orangnya baik kok, gak suka marah dia"
" Tetap aja Des gak boleh"
" Iya iyaaaa Bu guruuu. Udah ya aku pamit. Tidur sono gak usah nganterin aku"
" Iya iyaaa bawel"... Desi berlalu dan melajukan mobilnya untuk kembali kerumahnya, sementara aku mengajak mereka semua untuk istirahat, soalnya seharian ini pasti mereka capek, lagian mereka juga udah makan malam bersama Desi tadi
******
[ Clara, tolong besok kamu ke rumah ya, paman kurang enak badan, dan bibimu juga lagi kurang enak badan]
Aku mendapat pesan dari paman Agus.. aku sebenarnya malas jika harus ke rumah tante ratna lagi, namun karena ini demi paman mau tidak mau aku harus ke sana
[ Baiklah paman, besok aku akan ke rumah] Akhirnya aku balas dan bersedia untuk kesana besok pagi
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪