Lanjutan My Kindergarten Teacher dan The Five Brothers
Bagaimana jika kamu adalah putri dan cucu pemilik salah satu bank terbesar di Indonesia tapi dikira miskin oleh duda kaya hingga menawarkan menjadi Sugar Daddy nya supaya bisa berdekatan karena pria itu mengalami gynophobia.
Salasika Hadiyanto tidak menyangka jiwa gabutnya membuat dirinya memiliki Sugar Daddy bernama Lingga Xavier Horance. Part konyolnya, anak Xavier, Xander sangat dekat dan mendukung ayahnya tinggal bersama Sasa.
Bagaimana reaksi Dewa dan Sagara Hadiyanto saat tahu cucu dan putrinya memiliki Sugar Daddy akibat salah paham?
Generasi ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama di Apartemen
Sasa menoleh ke arah bawah dasternya dan memang sudah bolong lumayan. Manusia Viking ini harus diberikan Penataran Esensi Daster Bolong secara singkat! Coba tanya emak-emak seluruh Indonesia, daster bolong dan lama itu paling enak sedunia untuk dipakai tidur, nyetrika dan ngejar kucing kabur karena gampang diperas kalau kena keringat !
"Bolong dikit saja nih ...." Sasa lalu dengan cueknya berjalan ke arah kulkas dan membuka isinya. "Xander, mau buat camilan nggak?"
"Mau ! Sasa mau buat apa?" Xander langsung menghampiri gadis itu.
"Manusia Viking macam kalian itu tidak ada tempe kek, tahu kek .... Kenapa bahan makanan punya Thor dari negara Asgard sih?" omel Sasa membuat Xander tertawa terbahak-bahak sementara Xavier tersenyum simpul.
Benar-benar rumahnya jadi ramai dengan hadirnya Sasa. Xavier melihat bagaimana gadis itu mengeluarkan bahan makanan yang sekiranya akan dipakai membuat camilan.
"Mau buat apa Sasa?" tanya Xander.
"Bagaimana kita buat makan siang sekalian? Mumpung banyak bahan makanan yang bisa aku modifikasi?" kerling Sasa.
"Kamu bisa masak?" tanya Xavier.
"Alhamdulillah bisa. Meskipun seringnya masak air," jawab Sasa kalem dan Xavier langsung memasang wajah horror. "Tenang, aku bisa masak soalnya ibuku dan eyangku selalu memaksa aku masuk dapur. Memasak bukan masuk doang sambil icip sana sini dan bikin badanku bohay begini."
Xavier tersedak minumnya saat mendengar ucapan tidak ada filter gadis itu. Ya benar sih badannya bagus. Sintal, padat dan khas Indonesia.
Xander semakin suka dengan gadis yang menjadi kryptonite papanya dan juga bakal menjadi gurunya. "Kita buat apa ini Sasa?"
"Daging gulung buncis dan jamur Enoki, mashed potatoes, dan salad. Soalnya aku cuma dapat idenya itu."
"Aku bantu apa nih Sasa?" tawar Xander yang semangat untuk membantu Sasa.
"Kupas kentang, rebus dan kita buat mashed potatoes lembut dan creamy. Bagaimana? Nanti kita pergi belanja bahan makanan khas Indonesia!" Sasa menatap Xander dengan berbinar binar.
"Oke!"
Xavier hanya membiarkan Sasa dan Xander memasak di dapur hingga harum bau masakan tercium di dalam rumah. Pria itu pun mendekati Sasa dan Xander yang sudah selesai memasak sejam kemudian.
"Perlu aku bantu?" tawar Xavier.
"Kamu tata meja saja, Xavier. Biar aku dan Xander yang menyiapkan makanannya," jawab Sasa manis.
***
Xavier dan Xander langsung lahap makan masakan Sasa membuat gadis itu melongo karena ayah dan anak seperti orang kelaparan teramat sangat.
"Enak kah?" tanya Sasa bingung.
"Enak banget !" jawab Xavier dan Xander dengan mulut penuh.
Sasa tersenyum senang. "Alhamdulillah kalau suka. Asal anda tahu, Xavier, masak enak ini berkat kekuatan daster bolong!"
Xavier langsung tersedak buncis.
***
Xavier menatap sebal ke Sasa yang menatapnya usil gara-gara ucapannya membuat dirinya harus dipukul punggungnya oleh gadis itu agar potongan buncisnya keluar.
"Maaf," senyum Sasa.
"Ya ampun kamu tuh !" Xavier mengelus dadanya yang karena lelah tadi batuk-batuk.
"Sasa, jangan bikin papa kaget lagi ya. Papa gampang shock kalau ada sesuatu yang aneh ... Meskipun jadinya lucu sih," kekeh Xander.
"Xander, tidak boleh seperti itu sama papa kamu. Tidak patut !" tegur Sasa. "Untung aku tidak perlu pakai teknik Heimlich Manuver untuk mengeluarkan potongan buncis tadi."
"Memang kamu bisa?" ejek Xavier.
Hampir Sasa bilang kalau keluarganya banyak yang jadi dokter tapi gadis itu teringat cosplay nya. "Nonton di film Grey's Anatomy," jawabnya penuh percaya diri.
Xander terbahak. "Oh ya ampun !"
Xavier semakin gemas dengan gadis receh satu ini. Baru hari pertama dia pindah kemari. Bagaimana dengan enam bulan ke depan? Apakah ketenangan hidup aku akan porak poranda?
"Oke, kita lanjut makanannya. Kata ibuku, tidak patut membuang makanan karena masih banyak orang yang tidak seberuntung kita. Sepatutnya kita harus bersyukur karena masih bisa makan enak seperti ini," ucap Sasa dengan gaya gurunya.
"Baik Bu Guru !" seru Xander.
Ketiganya pun melanjutkan makan siang yang sempat tertunda akibat insiden buncis nyangkut. Setelah makan siang selesai, Xander membantu Sasa untuk mencuci piring bekas mereka makan dan semua peralatan dapur yang dipakai masak tadi. Xavier merasakan sesuatu hal yang aneh melihat bagaimana Sasa begitu telaten mengajari Xander tadi memasak dan memberikan tanggung jawab untuk urusan bersih-bersih.
Iffah, jika kamu masih hidup, kamu pasti yang berada di dapur bersama Xander, bukan Sasa. Tapi mungkin kamu mengirimkan Sasa untuk anak kita mendapatkan ajaran dari guru wanita hingga merasa semuanya lengkap - batin Xavier.
"Nah sudah selesai. Sekarang kita ngapain?" tanya Sasa.
"Nonton Pokemon !"
***
“Jika kamu bertanya tentang ada apa dan bagaimana.”
“Maka akan kami beri tahu jawabannya.”
“Demi menjaga perdamaian dunia.”
“Demi menjada ketentraman dunia.”
“Pahlawan yang bergerak karena rasa cinta.”
“Pahlawan yang bergerak demi perdamaian dan kesetaraan.”
“Musashi!”
“Kojiro!”
“Kami dua orang anggota Tim Roket yang hebat.”
“Masa depan indah ada di hadapan kita semua.”
“Begitulah.”
“Miauww.. Sonansu.”
Xavier melongo saat melihat Sasa dan Xander kompak mengikuti kalimat di anime Pokemon di depan tv layar lebar di ruang tengah sambil berdiri. Pria itu tidak menyangka jika guru satu itu adalah penggemar anime.
"Kamu kok hapal sih?" tanya Xavier yang duduk di kursi malasnya sambil membaca buku Musashi karangan Eiji Yoshikawa.
"Hapal dong ! Aku adalah penggemar pokemon dari kecil !" jawab Sasa jumawa. "Cita-cita aku punya Pikachu tapi yang ada aku punya kucing oyen yang kelakuannya mirip Meowth yang suka nyakar seenaknya!"
"Lalu kucingnya kemana Sasa ?" tanya Xander yang sangat suka hewan peliharaan.
"Dibuang papa ke rumah eyang."
"Dibuang?" tanya Xander.
"Dihibahkan karena si Oyen itu cuma mau nurut sama Eyang. Sama aku itu macam Pikachu kasih listrik kalau lagi kesal. Cuma ini pedas jatuhnya karena kena cakar kucing itu sakit !" cerita Sasa membuat Xander cekikikan.
"Untung tidak dibuang dalam arti sesungguhnya," ucap Xander.
"Tidak lah. Aku selalu berkomitmen dalam memelihara hewan di rumah. Bahkan aku punya ayam jago Kate seperti anjing yang ikut kemanapun waktu aku kecil. Aku kasih nama Bagong. Sayangnya dia meninggal usia tujuh tahun akibat kaget ada petir. Ya, serangan jantung pada ayam tua. Kuburannya masih ada di rumah."
Xavier memandang wajah Sasa yang bercerita dengan santainya. Gadis ini memang unik! Hidup aku dan Xander akan penuh warna plus kekacauan yang entah seperti apa.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
saiki Isamu mung garuk garuk kan...
..ya gini yg BKIN AQ kngen tiap hr baca karya jeng Hana.....
haduh ngakak