NovelToon NovelToon
Jiwa Seorang Pemimpin

Jiwa Seorang Pemimpin

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Penyelamat
Popularitas:72.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?

Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Hari ini pagi-pagi mereka akan pergi ke pasar, Carlos sudah menunggu Sofia yang sedang bersiap-siap.

Sofia pun keluar dari kamarnya yang terbilang sempit. Carlos masih belum menyadari jika Sofia sudah keluar.

"Ayo!" ajak Sofia.

"Astaghfirullah," ucap Carlos kaget saat melihat Sofia.

Bagaimana tidak? Rambut dikepang dua, gigi tonggos dan kulit kusam. Sangat berbeda jauh dari Sofia yang sebelumnya.

"Kok bengong?" tanya Sofia.

"Ah iya, iya," jawab Carlos gugup. Sementara Carlos memakai kumis dan jambang palsu dari kakek Bahram.

"Apa kamu memang seperti itu jika ingin keluar?" tanya Carlos.

"Hmmm, kakek bilang aku mirip ibuku, jadi orang istana akan dengan mudah mengenaliku. Makanya aku berpenampilan seperti ini," jawab Sofia enteng.

Sofia duduk didepan, sedangkan Carlos mengayuh sepeda. Walaupun hidup dipinggir hutan, Sofia tetap wangi.

"Kamu pakai parfum apa?" tanya Carlos. Sofia menggeleng karena ia memang tidak menggunakan parfum. Hanya sabun mandi dan shampo yang selalu di belikan oleh perdana menteri untuknya.

Sepanjang perjalanan ada saja yang mereka bicarakan. Entahlah, Carlos lebih banyak ngomong saat bersama Sofia. Mungkin karena merasa cocok.

"Sof, apa kamu tahu kalau kamu seorang putri?" tanya Carlos.

"Hmmm, paman perdana menteri sering datang. Dan aku mendengar pembicaraan nya dengan kakek. Tapi aku tidak suka gelar itu, bahkan kedua orang tuaku pun aku tidak ingat. Kakek membawa aku pergi saat aku berumur 3 tahun," jawab Sofia.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, mereka akhirnya tiba di sebuah pasar. Carlos ingin memarkirkan sepedanya, namun Sofia mencegahnya dan memintanya untuk membawanya kemanapun mereka pergi.

Mendengar hal itu Carlos pun mengerti, itu artinya tempat ini tidak aman. Dengan riangnya Sofia berjalan disamping Carlos yang menyeret sepeda.

"Aku mau itu," tunjuk Sofia pada penjual aksesoris yang terbuat dari batu.

Carlos mengangguk lalu menghampiri penjual aksesoris tersebut. Sofia memilih gelang, satu untuk dirinya dan satu untuk Carlos.

"Kamu mau?" tanyanya.

"Boleh juga," jawab Carlos.

Penjual aksesoris itu tersenyum karena jualannya ada yang beli. Namun saat ingin membayar, Sofia terkejut karena menurutnya harganya cukup mahal.

"Maaf Nona, kami juga tidak untung banyak. Raja William menetapkan pajak yang tinggi untuk kami," ucap wanita itu.

"Aku yang bayar," kata Carlos lalu menyerahkan uang kepada wanita itu.

"Maaf Tuan tidak ada kembalian, Tuan boleh datang besok dan membawa uang pas," ujar wanita itu.

"Ambil saja Bu, tidak usah di kembalikan," ucap Carlos. Wanita itu sangat senang dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.

Kemudian mereka ketempat lain untuk melihat-lihat jualan lainnya. Carlos melihat ada yang menjual pakaian, lalu iapun ingin membeli.

Saat mereka ingin masuk, terdengar keributan. Ternyata ada preman yang ingin memeras pedagang.

Carlos ingin membantu, namun Sofia melarangnya. Carlos masih tetap ingin membantu, tapi Sofia menahannya.

"Biarkan saja, sebaiknya kita tidak usah ikut campur," cegah Sofia.

"Ehh, hei...!" pekik Carlos memanggil Sofia.

Carlos pun mengejar Sofia yang berlari ketempat itu. Tanpa berkata apa-apa, Sofia langsung menerjang punggung salah satu dari mereka.

"Sial, siapa yang berani denganku?" tanyanya sambil bangkit setelah tersungkur.

Carlos tersenyum. "Dia melarang aku untuk tidak ikut campur, ternyata dia yang lebih dulu," gumam Carlos.

"Apa? Tidak terima? Sini kalau berani," tantang Sofia.

"Dasar perempuan jelek, aku hajar kau!"

Melihat Sofia dikepung oleh mereka, Carlos segera melepaskan sepedanya dan membantu Sofia.

"Beraninya main keroyokan. Sama perempuan, lagi," kata Carlos.

"Kamu siapa ikut campur? Ini urusanku dengan perempuan jelek itu!" tunjuk pria itu pada Sofia.

Sofia tidak terima dikatain jelek pun menghajar pria itu tanpa ampun. Ia menarik rambut dan telinga pria itu. Pria itu pun menjerit-jerit minta ampun karena kesakitan.

Sementara Carlos melawan yang lainnya. Mereka yang pada dasarnya hanya berani pada yang lemah pun dengan mudah dijatuhkan oleh Carlos.

"Sudah, sudah cukup," kata Carlos meleraikan Sofia yang masih menjambak rambut pria itu. Sofia pun akhirnya melepaskan jambakan nya.

"Aku belum puas," ucap Sofia. Saat pria itu hendak pergi, Sofia berlari kecil lalu menendang belakang pria itu hingga terhuyung dan tersungkur ke tanah.

Carlos hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Sofia. Sementara pria itu dikeroyok oleh pedagang yang ada disitu. Mereka sebenarnya geram, namun tidak berani melawan.

Saat ada yang berhasil mengalahkan mereka, barulah pedagang itu bertindak menghajar pria itu dan rekannya.

Sementara Sofia berkacak pinggang melihat preman itu dihajar. Kemudian mereka kembali ke tempat penjual pakaian tadi.

Carlos melihat pakaian wanita, lalu iapun membeli dua. Kemudian ia membeli pakaian pria untuk dirinya dan Diyan.

Carlos membeli beberapa setel pakaian yang menurutnya cocok. Kemudian membeli untuk kakek Bahram juga.

Setelah selesai membayar, mereka berencana untuk pulang, karena hari sudah siang. Saat hendak mengayuh sepeda, ponsel Carlos berdering.

"Assalamualaikum," ucap Carlos menjawab panggilan telepon.

"Waalaikumsalam, kamu dimana? Kami baru tiba di hotel tempat kamu menginap waktu itu. Kami khawatir sehingga menyusul kemari," tanya Carla.

"Lacak saja kak, aku lagi di pasar. Di tempatku tinggal tidak ada sinyal," jawab Carlos.

Carla meminta Virendra untuk melacak keberadaan Carlos. Carla meminta Carlos untuk menunggu.

Kemudian Carlos meminta tolong untuk dibawakan barang-barangnya di kamar 3606. Carla pun menyetujuinya. Setelah merasa cukup, Carla memutuskan sambungan teleponnya.

"Kita pulangnya sore gak apa-apa, kan?" tanya Carlos pada Sofia.

"Gak apa-apa, kalau begitu kita menunggu disana saja," tunjuk Sofia. Sebenarnya Sofia penasaran dengan orang yang bicara di telepon.

Namun ia tidak ingin bertanya, takutnya itu privasi Carlos. Namun Carlos yang peka pun mengatakan jika itu adalah kakaknya.

Sementara di hotel ...

Carla ketempat resepsionis untuk menanyakan kamar yang Carlos maksud. Namun pegawai resepsionis tidak berani mengatakannya. Karena itu bersifat privasi.

Carla cukup kesulitan, apalagi ini di negara orang. Jika di negara sendiri, akan sangat mudah baginya. Apalagi dia orang yang memiliki koneksi.

"Gak bisa, bagaimana ini?" tanya Carla pada Axelle. Axelle maju kemudian berbicara kepada pegawai resepsionis.

Pegawai resepsionis nampak pucat sedikit, lalu dengan cepat memanggil managernya.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan, Nona?" tanya manager hotel.

"Kami mendapat laporan jika dua penjahat berbahaya kabur dan berada di negara ini, lebih tepatnya di hotel ini," jawab Axelle.

"Kami tidak tahu Tuan," ucap manager hotel itu.

Axelle mengatakan jika penjahat itu menginap di kamar 3606. Manager hotel pun bergegas menuju kesana untuk memeriksanya.

Saat mereka masuk, ternyata barang-barang Carlos dan Diyan masih ada disitu. Karena mereka belum cek out dari hotel ini.

"Pak, kami terpaksa membawa barang-barang ini sebagai bukti. Mungkin mereka sudah kabur tanpa membawa barang mereka," kata Carla.

Manager hotel pun percaya saja. Ia mengira jika mereka berempat adalah intel yang identitas mereka di rahasiakan. Jadi manager hotel pun mengizinkan untuk membawa barang-barang tersebut.

Manager hotel sempat memperhatikan mereka berempat. Dari penampilan, mereka begitu meyakinkan. Apalagi Virendra memperlihatkan sekilas dompetnya ada kartu bertanda bintang. Hal itulah yang membuat manager hotel percaya kepada mereka.

1
jaran goyang
𝙣𝙚𝙭𝙩 𝙠𝙠.
jaran goyang
𝙝𝙤𝙤𝙝
jaran goyang
𝙡𝙝𝙤 𝙘𝙢 𝙘𝙥 𝙣𝙠𝙝 𝙣𝙮 𝙙𝙮
Yani Sugondo
bagusnya memang Carlos sm Sofia di indo aja biar Andreas yg jd raja, Sofia kan betah tinggal di tmpat baru
suti markonah
semangat thorr..kereenn pokok'e👍👍👍👍
Mey Abimanyu
plis konfliknya jangan berbau² suruh mengharemm yaaaa ..

mending perang apa bunuh²an aja .. wkkwkw
suti markonah
lanjut thorrr...
Putri Laely
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
bikin kangen Opa Darmendra dan Oma Diva
StAr 1086
next
Yani Sugondo
senengnya Sofia, keluarga suaminya sangat baik, dan semua cake cakep, lnjuut
suti markonah
Ee..yang mulia😄😄😄 bisu ngelucu juga thorrr...sofia pasti seneng di perlakukan dengan baik oleh keluarga suami nya, yg notabene semua nya baik
Deandra Annisa
bagus banget aq suka lanjutkan
jaran goyang
𝙨𝙤𝙛𝙞.... 𝙠𝙚𝙝 𝙗𝙞𝙣𝙜𝙪𝙣𝙜 𝙠𝙣 𝙢𝙨𝙪𝙠 𝙙𝙞 𝙠𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙝𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙨𝙤𝙣.... 𝙥𝙖 𝙡𝙜 𝙖𝙦 𝙮𝙜 𝙗𝙘.... 𝙢𝙜𝙠𝙣 𝙥𝙪𝙨𝙞𝙜... 𝙠𝙧𝙣 𝙖𝙦 𝙗𝙘 𝙣𝙮 𝙡𝙜𝙨𝙜 𝙠𝙚 𝙙𝙞𝙡𝙖𝙣 𝙖𝙢𝙚𝙨𝙞𝙖
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
𝙤𝙢𝙖 𝙢𝙤𝙣𝙖 𝙘𝙥 𝙡𝙜 𝙠𝙠🙏🙏🙏🙏𝙮𝙖 𝙠𝙠... 𝙖𝙦 𝙗𝙘 𝙣𝙮 𝙮𝙜 𝙙𝙧 𝙫𝙞𝙧𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙡𝙖𝙣 𝙩𝙪
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒: mona ibu kandungnya kembar 7
dan diva yg merawat kembar 7 dari lahir Krn pas kembar 7 lahir Mona lansung meninggal, cb baca cerita kembar 7
total 1 replies
Putri Laely
lanjut Thor
StAr 1086
next thor
StAr 1086
next
Atik Marwati
Alhamdulillah sah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!