"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo Bercerai!
Pagi-pagi sekali Daisy keluar untuk mengambil kue dan hadiah yang telah di pesannya. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan nya. Dia juga sengaja mengambil cuti dari akademi musik tempatnya bekerja demi mempersiapkan semuanya.
Meskipun dia tidak tahu apakah Lucifer akan kembali malam ini atau tidak, Daisy masih tetap mempersiapkan segalanya dengan cermat dan bahkan memasak semua makanan kesukaan Lucifer.
Hari sudah malam, namun Lucifer masih belum pulang.
"Nona Daisy, hari sudah larut dan Tuan Muda mungkin tidak akan kembali hari ini. Sebaiknya anda makan dulu,” kata Bibi Merlin dengan nada sedih karena melihat Daisy yang sejak sore tadi menunggu di meja makan.
Daisy mendongak untuk melihat jam dan melihat bahwa hari sudah sangat larut, jadi dia berkata, "Aku akan menunggu. Jika dia kembali nanti, tolong panaskan kembali makanannya."
Daisy bangkit dari duduknya untuk kembali ke kamarnya, namun suara mobil dari halaman terdengar. Dengan gembira Daisy bergegas berlari ke arah pintu dan membukanya.
"Lucifer, kamu kembali~"
Dengan sebuah map coklat di tangannya, Lucifer masuk dengan ekspresi dingin.
Dia melirik makanan di atas meja, dan merasa bahwa kue yang bertuliskan anniversary itu terlihat memuakkan tak tak sedap dipandang.
Lucifer menyerahkan map coklat itu pada Daisy. Dan tanpa prasangka buruk Daisy menerimanya sambil tertawa bahagia.
"Apakah ini hadiah untuk ku?"
Daisy ingat dahulu kala dia pernah bilang ingin membangun akademi musik miliknya sendiri, dia pikir Lucifer memiliki ingatannya kembali. Dengan polosnya dia berpikir map itu berisi sertifikat kepemilikan.
Daisy mengurungkan niat untuk membukanya, lalu berlari ke ruang tengah untuk mengambil hadiah yang disiapkannya untuk Lucifer.
"Ini hadiah yang ku pilih untukmu. Kamu selalu menyukai jam tangan edisi terbaru. Jadi aku memutuskan untuk membelinya.." ucap Daisy dengan riang.
"Ayo bercerai!"
Kotak arloji itu jatuh ke lantai. Senyumnya memudar, dan wajah bersemu merah berserinya berubah menjadi pucat. Daisy menatap Lucifer dengan ekspresi tak percaya dan terdiam.
Lucifer menarik map di tangan Daisy dan membukanya. Sebuah kertas dia keluarkan dari dalam sana. Meletakkannya di atas meja bersama dengan sebuah pulpen.
"Ini surat perceraian, kamu hanya perlu menandatangani nya," ucap Lucifer dengan enteng.
"Mengapa kamu ingin bercerai?" tanya Daisy dengan terisak.
Lucifer menatapnya dengan dingin tanpa rasa iba.
"Kalau begitu jawab pertanyaan ku, mengapa kamu pergi ke rumah utama sebelum hari pertunangan ku dengan Rose?"
"Mengapa Rose tiba-tiba melarikan diri?!" nada bicaranya semakin meninggi.
"Dan tiba-tiba juga Ibuku memintaku untuk menikahi mu karena alasan konyol itu?!"
Daisy berdiri diam dan mendengarkan dengan tercengang alasan mengapa Lucifer ingin bercerai.
"Bukankah kau yang sudah mengancam Rose untuk meninggalkan ku dan memeras Ibuku agar kau bisa menggantikannya?!"
"Tidakkah kamu merasa lelah berpura-pura lemah di hadapanku? Padahal kita berdua sama-sama tau bahwa kau adalah orang yang kejam dan licik!"
Di hari kepergian Rose, Lucifer benar-benar terguncang. Berminggu-minggu dia habiskan dengan mabuk-mabukan. Dan suatu hari saat bangun dari tidurnya, dia mendapati Daisy tidur di pelukannya dengan bekas ciuman yang memenuhi tubuhnya.
Ibunya yang mengetahui hal itu pun akhirnya memutuskan untuk menikahkan mereka berdua. Itulah yang Lucifer tahu, alasan mengapa Ibunya memaksa agar Lucifer menikahi Daisy. Hanya sebatas itu yang dia tahu. Bukan sesuatu yang dia lupakan pernah dia janjikan.
Daisy yang terkejut mendengar pernyataan konyol itu pun bertanya, "Apakah itu yang kamu pikirkan tentangku? Apakah itu arti diriku di dalam hatimu?"
"Bukankah memang begitu? Kau ingin aku memberikan semua bukti di hadapanmu? Aku tidak menyangka kau akan seperti ini untuk posisi istri Presdir!"
"Kau benar-benar monster berdarah dingin!" kata Lucifer dengan nada menghina.
"Aku- aku tidak akan setuju dengan perceraian itu! Aku tidak akan menandatanganinya!" kata Daisy dengan suara gemetar namun tegas.
Plak!
Seberapa keras tamparan itu hingga membuat Daisy terhempas ke lantai.
"Daisy, kamu harusnya sadar! Posisi ini seharusnya milik Rose, dan sama sekali bukan milikmu! Kamu telah merebutnya!"
"Apakah tamparan itu tidak cukup keras untuk membuatmu sadar?"
"Semua kejahatan mu telah terungkap! Apakah kau masih tak tau malu terus bergantung padaku?!"
Setiap kata yang keluar dari mulut Lucifer menusuk hati Daisy bagaikan jarum. Semua kerja kerasnya selama empat tahun terakhir untuk mempertahankan pernikahannya, haruskah berakhir dengan sebuah surat perceraian?
Daisy menyentuh wajahnya dan mendesis kesakitan. 'Sakit sekali. Tapi apakah itu wajah ku atau hati ku?' batin Daisy sambil terkekeh pelan.
"Kau benar-benar yang terburuk!" seru Lucifer setelah melihat seringaian di wajah Daisy.
Tanpa ekspresi Daisy berdiri dan berjalan ke meja dimana Lucifer meletakkan surat perceraian itu. Dia mengambilnya, lalu menyobeknya menjadi kepingan.
"Apa kau pikir kau bisa menggagalkannya jika kamu menghancurkannya?" ucap Lucifer dengan ketus.
"Jangan lupa kalau makam Ibumu berada di tanah wilayah ku!" ancam Lucifer.
Air mata Daisy kembali menetes. Dia menghela napas panjang dan menghapus air matanya.
"Apa kamu pikir aku tidak tau alasan sebenarnya mengapa kamu tiba-tiba mengungkit perceraian?" ucap Daisy membuat Lucifer mengerutkan keningnya.
"Rose sudah kembali, kan? Kamu ingin aku memberi ruang untuknya, sehingga kamu bisa kembali bersamanya. Dan kamu tidak ingin orang lain berpikir bahwa dia adalah seorang perusak rumah tangga. Kamu tidak rela membiarkannya menderita karena dendam ini!"
"Apa semua yang ku ucapkan benar?"
Suara tercekik Daisy terdengar di ruang makan. Tetapi apa yang baru saja dia katakan sebenarnya perlahan menusuk hati Lucifer.