Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah yang mirip
Setelah Weisheng pergi, Jian Ying hanya diam dengan kedua tangannya yang mengepal dengan begitu kuat.
Kabar yang di bawa Weisheng tadi tentu saja membuatnya terkejut. Ternyata Shun Yuan sudah tau kalau Jian Ying terjatuh itu bukan karena kesalahannya sendiri yang tidak hati-hati, namun kerena di dorong oleh seseorang sehingga membuatnya tak sadarkan diri. Tapi Jian Ying tak menyangka jika orang yang mendorongnya itu adalah Selir Li Mei.
Sekarang Jian Ying bisa menyimpulkan bahwa kata cinta yang beberapa hari ini Shun Yuan katakan hanyalah omong kosong belaka. Buktinya, dia masih saja melindungi Li Mei meski wanita itu bersalah.
Tak ada sedikitpun niat Shun Yuan untuk memberitahunya atau meminta Li Mei meminta maaf padanya.
Shun Yuan malah terlihat melindungi Li Mei tanpa menghukumnya sama sekali. Sudah jelas sekali jika Shun Yuan begitu mencintai wanita yang saat ini sedang mengandung anaknya itu.
Untung saja Jian Ying sama sekali tak terpengaruh dengan kata cinta yang Shun Yuan berikan. Dia tetap pada pendiriannya untuk melupakan dan membenci pria itu.
Kini, setelah Shun Yuan berhasil merenggut kesuciannya, bersikap lembut kepadanya, bahkan mengatakan cinta, tapi nyatanya kebencian Jian Ying sama sekali tak terkikis, tapi justru semakin dalam dan mendarah daging.
"Aku benar-benar membencimu Shun Yuan!!" Suara Jian Ying sampai bergetar karena menahan rasa sesak didalam dadanya.
Walau dia di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Walau sekarang alur kehidupannya berubah, tapi tetap saja Jian Ying adalah wanita yang tak pernah diinginkan oleh siapapun.
Memang sudah benar keputusannya kali ini, yaitu hanya memikirkan tentang kedua Orang tua dan juga Kakaknya saja.
"Permaisuri?"
"Ada apa Shuwen?" Jian Ying mengerjabkan matanya untuk menghilangkan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
Biarpun kebencian sudah tertanam di lubuk hatinya, biarpun sikapnya sudah berubah begitu dingin tapi dia tetaplah seorang wanita yang memiliki hati begitu lembut. Tentu saja dia merasakan sakit di dalam hatinya.
"Ibu Suri ingin bertemu dengan Permaisuri"
"Baiklah, antar aku ke sana!" Kian Ying segera beranjak dan membuang rasa sedihnya tadi.
"Mari Permaisuri"
Sementara itu, Li Mei benar-benar sedang berada di masa yang begitu membahagiakan untuknya. Segala keinginannya di turuti oleh Shun Yuan. Pria itu juga bersedia menemaninya kapanpun Li Mei mau.
Seperti saat ini, sejak tadi Shun Yuan bertahan di sisi Li Mei karena wanita itu meminta Shun Yuan menemaninya duduk pada gazebo yang berada di tengah kolam.
"Sepertinya anak kita ini laki-laki Kaisar" Li Mei mengusap perutnya yang masih rata sambil menyandarkan kepalanya di bahu Shun Yuan.
"Dari mana kau tau?"
"Kemarin Ibu Suri mengunjungi ku. Beliau mengatakan jika kulit wajahku semakin terlihat cerah. Itu menandakan kalau aku telah mengandung anak laki-laki. Apakah benar?" Lei Mei menegakkan badannya untuk menghadap pada Shun Yuan.
"Hemm, kulitmu memang terlihat lebih cerah dan sehat" Shun Yuan mengusap pipi Li Mei yang putih bersih itu.
Tapi benarkah dia benar-benar mencintai wanita di depannya itu. Kalau iya, kenapa dia tidak merasakan hal yang sama saat dia berada di dekat Jian Ying.
Kemana rasa gugup, jantung berdebar serta kebahagiaan yang membuncah seperti saat bersama Jian Ying. Kenapa Shun Yuan tidak merasakannya saat sedang berada di dekat Li Mei. Apa perasaannya selama ini bukan cinta?
"Itu tandanya memang benar kalau anak kita laki-laki. Cobalah menyentuhnya Kaisar, sapalah dia, aku rasa dia merindukan Ayahnya" Li Mei membawa tangan Shun Yuan untuk menyentuh perutnya.
Tapi sudah satu tahun ini Li Mei menjadi istrinya dan selalu berada di sampingnya. Tentu saja dia tidak akan mudah melupakan waktu dan rasa nyaman yang selama ini Li Mei berikan.
"Apa di dalam sini anakku sedang tumbuh dengan sehat?" Shun Yuan mengusap perut Li Mei.
Tapi sungguh, apa yang ia lakukan itu hanyalah untuk menyapa anaknya. Bukan karena Li Mei sama sekali.
"Tentu saja Kaisar. Dia sepertinya tidak sabar untuk bertemu denganmu. Bertemu dengan Ayahnya yang tampan dan hebat" Puji Li Mei hingga membuat Shun Yuan tersenyum samar.
Seandainya saja yang mengandung anaknya adalah Jian Ying pastilah kebahagiaan Shun Yuan akan semakin berlipat ganda.
"Apa yang sekiranya membuat sakit hati sebaiknya tidak usah di lihat!!"
Jian Ying langsung memalingkan wajahnya begitu mendengar seseorang bicara dari belakangnya.
"Ibu Suri. Saya baru akan mengunjungi Ibu Suri" Jian Ying yang memang sedang berjalan menuju ke kediaman Ibu suri sialnya harus berhenti karena melihat Shun Yuan yang terlihat begitu mesra dengan Li Mei.
"Kita bicara di perpustakaan saja!"
"Baik Ibu Suri"
Mereka berdua berserta para dayang yang selalu mengikuti mereka pun mulai meninggalkan tempat itu.
"A-Ying? Apa tadi dia melihatku di sini?" Shun Yuan langsung melepaskan tangannya dari perut Li Mei.
"Ada apa Kaisar?"
"Tidak apa, aku harus kembali. Ada sesuatu yang harus ku urus!"
"Tapi Kaisar" Li Mei tak bisa lagi menahan kepergian Shun Yuan. Tapi dia cukup puas karena tadi dia juga melihat Jian Ying yang pergi bersama Ibu Suri.
"Apa yang ingin Ibu Suri bicarakan?" Tanya Nian Ying setelah mereka berdua duduk berhadapan di dalam perpustakaan.
"Aku hanya ingin tau bagaimana keadaan mu setelah mengetahui jika Shun Yuan akan memiliki anak dengan Selir Li Mei?"
"Melihat keadaanku? Jelas aku baik-baik saja Ibu Suri. Apa yang perlu di khawatirkan?" Jawab Jian Ying dengan tenang.
"Jangan pura-pura tak terjadi apa-apa padamu Permaisuri. Aku tau kau pasti sakit hati, kau merana dan kau membenci keadaan ini!" Ibu Suri tampak menatap Jian Ying dengan remeh.
"Jangan bersikap seolah Ibu Suri tau segalanya!!" Balas Jian Ying dengan begitu dingin karena dia mulai tersinggung dengan ucapan Ibu Suri.
"Aku menang tau segalanya Permaisuri. Karena aku pernah ada dalam posisimu!! Aku tau semua yang kau rasakan karena aku lebih dulu mengalaminya dari pada dirimu!! Itulah sebabnya aku begitu membencimu karena saat aku melihatmu aku seperti melihat diriku sendiri ASAL KAU TAU!!" Sentak Ibu Suri membuat Jian Ying menganga.
"A-apa maksud Ibu Suri?"
tetap semangat dan terus berkarya /Determined/
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...