Zahwa Istriku

Zahwa pun berjalan mendekati suaminya, ia duduk di atas kasur bersebelahan dengan Anton, dan berusaha menenangkan hatinya yang nampak gelisah karna takut Anton akan memarahinnya.

"Eeee, mas Reyhan itu teman ku mas, mamanya adalah salah satu pelanggan ditoko, dan biasannya jika ada acara apa pun itu beliau akan memesan kue ditoko, dan mas Reyhan lah yang akan datang mengambil pesanannya." ucap Zahwa, dengan jantung berdebar debar sungguh ia merasa takut jika suaminnya itu akan memarahinya.

"Apa benar cuma sebatas itu, cara mu menyebut namanya sepertinya kalian akrab sekali.?" ucap Anton lagi dengan menatap Zahwa.

"I, iya mas." ucap Zahwa gemetar.

"Kalau begitu biar aku yang menghantar mu ke toko, tunggulah sebentar aku mandi dulu." perintah Anton, ia sebenarnya tahu kalau Zahwa sedang berusaha membuatnya agar tidak marah, karna tampak sekali tubuh Zahwa yang gemetaran dan gugub saat bicara, sebenarnya tampa bertanyapun Anton sudah tahu siapa Reyhan di dalam hidup Zahwa. Anton pun segera bangkit dan menuju kamar mandi.

Zahwa hanya mengangguk pelan ia merasa heran dengan suaminya itu, namun ia hanya mengikuti kemauan suaminya saja karna tidak ingin terjadi kesalahan pahaman. Selesai mandi mereka keluar kamar bersamaan dan menuju meja makan untuk sarapan, kini orang tuanya pun sudah pasrah dengan rencana pernikahan Anton dan Sarah yang akan terjadi dua hari lagi karna ini demi mengikuti keinginan menantu mereka, namun sedikit pun mereka merasa enggan untuk membantu persiapan pernikahan kedua anaknya itu.

Mobil Anton berhenti ketika sampai di toko Zahwa, istrinya itu pun turun setelah menyalami suaminya, Anton nampak menoleh kesana kemari namun dia tidak menemukan adanya keberadaan mobil Reyhan, dan melajukan kembali mobilnya dengan kecepatan sedang menuju apartemen Sarah.

Mana mungkin juga dia berada di toko sepagi ini, apa yang aku fikirkan, bukannya seharusnya aku senang jika Reyhan berhasil menaklukan hati Zahwa. Anton pun berperang dengan pikirannya sendiri.

Jam menunjukan pukul sembilan pagi, terlihat mobil Reyhan memasuki Area parkir di depan toko Zahwa, ini memang bukan waktu pengambilan kue pesanannya, namun ia ingin berada dan melihat Zahwa lebih lama di sana.

"Assalamualaikum" ucap Reyhan menyapa salah satu karyawan Zahwa yang sedang berjaga di depan.

"Waalaikum salam, silahkan masuk mas" ucap karyawan itu mempersilahkan.

"Dimana yang lain" Tanya Reyhan yang sebenarnya hanya ingin mempertannyakan keberadaan Zahwa.

"Ada di ruang belakang mas, silahkan saja masuk" karyawan itu pun menghantarkan Reyhan menuju tempat pembuatan kue pesanannya.

"Assalamualaikum" ucap Reyhan setelah memasuki ruangan itu, ia menyapa semua orang yang nampak ada disana.

"Waalaikum salam" Sahut yang lain bersamaan mata mereka pun beralih kepada seseorang yang memberikan salam.

"Kenapa cepat sekali kemari mas.?" ucap Lina yang kaget dengan kemunculan Reyhan.

"Apa kau tidak suka aku kemari.? Secara tidak langsung kau tidak suka kehadiran seorang pelanggan.?" Ucap Reyhan dengan tersenyum.

"Bukan begitu, tapi kami belum selesai" ucap Lina lagi, dan Zahwa hanya menggeleng pelan melihat perdebatan keduanya. Ia pun berjalan mendekati Reyhan.

"Kami akan menyelesaikannya sebelum jam makan siang seperti permintaan mu mas" ucap Zahwa menengahi Reyhan dan Lina.

"Hmmm, aku tau kamu selalu tepat waktu dalam berjanji." ujar Reyhan dengan tersenyum.

Zahwa pun tersenyum lalu pergi meninggalkan Reyhan dan melanjutkan perkerjaannya, sedangkan Reyhan duduk di sebuah kursi kayu yang ada dalam ruangan itu, lama ia memandang dan memperhatikan setiap gerakan Zahwa, dalam hati ingin sekali ia membawa Zahwa kedalam pelukan dan hidup bersamanya, namun angan tinggal lah angan ia hanya bisa menatap Zahwa dalam kejauhan dan itu sudah bisa mengobati kepilu hatinya. Setelah hampir jam makan siang Reyhan memutuskan untuk pergi keluar dan kembali lagi membawakan cukup banyak makan siang untuk mereka semuannya, karyawan Zahwa pun nampak begitu senang dan memakan makanan yang telah dibelikan oleh Reyan setelah semua pekerjaan mereka selesai.

Beberapa orang karyawan toko nampak membawa kue kue pesanan Reyhan ke area parkir dan memasukannya ke dalam mobil Reyhan, mereka menyusun rapi semua kotak kue agar tidak merusak isinya.

"Trima kasih atas kerja keras kalian." ujar Reyhan ke pada Zahwa dan yang lainnya, mereka semua nampak tersenyum.

"Ini" ucap Reyhan lagi dengan menyerahkan amplop berisi uang pembayaran kue pesanannya kepada Zahwa.

"Mas, rasanya ini terlalu banyak." ucap Zahwa yang melihat isi amplop itu memang cukup banyan isinya.

"Tidak apa apa anggap saja ini juga sebagai bonus untuk yang lainnya, karna kalian sudah berkerja keras dan tepat waktu." ujarnya dengan tersenyum, Reyhan tahu kalau Zahwa akan menolak uang lebih dari pebayarannya, namun ia beralasan memberi bonus kepada yang lain, lalu semua karyawan Zahwa nampak begitu senang dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Reyhan.

Reyhan pun akhirnya pergi dengan berat hati, kini selesai sudah rencana yang ia buat, dua hari ia berada dan memperhatikan Zahwa di tokonya, mungkin sudah cukup untuk mengobati kerinduan hati sementara waktu, meski setelah ini dia tidak tahu kapan lagi akan bertemu dengan Zahwa. Ia bisa saja datang ke toko kapan pun ia mau, tapi hal itu mungkin akan membuat Zahwa merasa risih jika Reyhan hanya datang untuk menemuinya.

Reyhan pun memberikan kue kue tersebut kepada panti asuhan dan beberapa orang yang dia temui dijalanan, karna kue yang iya pesan ke pada Zahwa hanya akal akanlannya saja agar bisa bertemu dengan Zahwa dalam waktu yang cukup lama, jadi sama sekali bukan permintaan mamanya seperti yang ia ucapkan ke pada Zahwa.

Di tempat lain Anton pun telah selesai melakukan fitting baju bersama Sarah, mereka juga bahkan sudah menemui WO yang mereka sewa untuk mengurus pernikahan mereka dan hampir sembilan pulu persen persiapan pernikahan mereka akan segera selesai. Anton menghantar Sarah menuju rumah orang tuanya dan meminta restu kepada kedua orang tua Sarah, karna ia belum pernah sekalipun menemui ke dua orang tua Sarah, akibat terlalu sibuk mempersiapkan pernikahan mereka yang hanya di persiapkan dalam waktu satu minggu, namun Sarah sudah memberi tahu Anton bahwa orang tuannya sudah setuju dengan pernikahan mereka.