Ditinggalkan di hari pernikahan membuat Abigail, gadis yang memiliki berat badan berlebih memutuskan untuk berubah. Dibantu seorang teman lama yang sudah menyukainya sejak lama, Abigail mewujudkan keinginannya untuk memiliki tubuh ideal tapi sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik, berusaha menghalangi langkahnya. Disaat keinginan itu sudah terwujud, Abigail berubah menjadi gadis cantik dan pada saat itu sang mantan kembali dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Akankah Abigail menerima ajakan sang mantan sedangkan secara diam-diam, ada seorang pria yang begitu tulus mencintai dirinya. Antara cinta lama dan cinta baru, yang mana akan dipilih oleh Abigail?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Ponsel Sarah berbunyi, senyumnya tampak mekar saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Abigail. Sesuai dengan tebakannya, gadis bodoh itu pasti akan mengirimkan pesan untuknya saat sudah akan tiba di rumahnya. Sarah meletakkan ponselnya dan tersenyum dengan manis pada pria yang duduk di hadapannya, siapa lagi jika bukan Harold.
Pria itu datang bukan untuk berhubungan badan dengan Sarah seperti yang sudah pernah mereka lakukan, walau cuacanya mendukung. Dia datang karena dia ingin membicarakan Abi dan menanyakan kabar tentang mantan kekasihnya itu.
Dia belum mau muncul di hadapan Abi, tidak sampai gadis itu benar-benar menurunkan berat badannya. Sampai pada saat itu tiba, dia akan menemui Abi dan mengajaknya untuk memperbaiki hubungan mereka dan menikah. Dia dan Sarah sudah membicarakan hal itu, sebab itu Sarah memanggil Abigail datang.
Dia akan semakin menghancurkan hubungan mereka berdua, dia akan memperkeruh suasana agar Abi tidak mau kembali kepada Harold dan pada akhirnya pria itu akan menjadi miliknya, hanya miliknya.
"Harold, apa lagi yang mau kau bicarakan tentang Abi?" tanya Sarah karena dia merasa waktunya sudah tepat.
"Aku hanya ingin tahu kabarnya," Harold meraih gelas minuman yang dibuatkan oleh Sarah.
"Jadi, kau akan menemuinya jika dia sudah menurunkan berat badan?"
"Tentu saja, bukankah sudah aku katakan tadi? Aku yang memintanya untuk menurunkan berat badan jadi aku yakin dia melakukan hal itu agar bisa kembali padaku," jawab Harold dengan penuh percaya diri.
Sarah tersenyum sisis, " Abigail yang bodoh dan malang," ucapnya dalam hati.
"Jika pada akhirnya kalian akan kembali bersama, kenapa kau meninggalkannya di hari pernikahan?"
"Entahlah, waktu aku mengajaknya untuk menikah aku tidak berpikir dengan baik. Aku pikir aku sudah menemukan gadis yang tepat untuk menjadi pendamping hidupku tapi apa yang diucapkan oleh keluargaku di hari pernikahan kami sangatlah benar. Aku bisa mendapatkan yang lebih baik dari Abigail. Bahkan pada saat itu juga mataku terbuka lebar, aku membayangkan tubuhnya yang dipenuhi dengan gumpalan lemak itu. Aku benar-benar geli lalu aku berpikir, bagaimana mungkin aku bisa mencintai Abigail lalu ingin menikah dengannya? Pikiran itu datang begitu saja, aku membayangkan setiap bagian tubuhnya yang berlemak lalu aku berkata pada diriku sendiri, apa aku bisa bercinta dengannya?"
Senyum licik Sarah menghiasi bibirnya secara diam-diam, ternyata cinta Harold bukanlah cinta tulus. Hanya karena hasutan dari keluarganya Harold bahkan membayangkan tubuh Abi yang menjijikkan. Padahal dia tidak bermaksud mendengar hal ini dari Harold, tapi siapa yang menduga Harold akan berkata demikian.
Abi pasti akan kecewa mendengar ucapan dari orang yang pernah dia cintai, dia yakin Abi pasti marah dan sedang mendengarnya karena memang saat itu, Abigail berdiri di luar mendengar ucapan mereka. Dia tidak berniat menguping. Setibanya di rumah Sarah, Abi hendak mengetuk pintu tapi niatnya terhenti saat mendengar pembicaraan Harold dan Sarah.
Begitu tiba dia juga tampak heran karena ada mobil Harold, dia pikir itu hanya mobil yang sama sehingga dia tidak menaruh curiga tapi siapa yang menyangka, ternyata Harold berada di rumah Sarah bahkan sedang menghina dirinya.
Abi diam, dia masih ingin mendengar pembicaraan mereka yang sepertinya akan semakin menarik walau sesungguhnya dia sangat sakit hati. Dia juga ingin tahu, ada hubungan apa antara Sarah dan Harold. Sepertinya ada sesuatu yang tidak dia ketahui di antara mereka dan hari ini, dia harus tahu semuanya.
"Jadi, kau membatalkan pernikahan kalian karena kau jijik dengan lemak di tubuhnya?" Sarah semakin sengaja. Biarkan Abi mendengar, maka dengan demikian dia tidak akan kembali pada Harold dan pria itu akan menjadi miliknya.
"Kau sudah tahu, bukan? Tapi jika dia sudah kurus, maka aku akan kembali dengannya dan memperbaiki pernikahan kami yang gagal," ucap Harold, sedangkan di luar sana Abi mencengkeram kedua tangannya dengan erat.
"Jika begitu?" Sarah mendekati Harold dan naik ke atas pangkuannya.
"Apa kau pernah mencium bibir Abi?" tanya Sarah, jarinya bergerak, mengusap bibir Harold.
"Jangan mengingatkan, setiap kali aku teringat mencium bibirnya yang berlemak rasanya ingin muntah!"
Sarah tersenyum penuh kemenangan, Harold benar-benar tidak punya perasaan. Dia tidak menyangka Harold akan mengatakan semua perasaan jijiknya terhadap Abi. Semua ini di luar kemauannya tapi berjalan dengan sempurna.
Di luar sana, air mata Abigail mengalir begitu saja. Jadi selama ini Harold jijik dengan dirinya? Dia tidak menyangka dapat mendengar semua itu hari ini tapi dia akan mendengarnya lagi selama dia masih tahan dengan semua penghinaan yang Harold berikan.
"Jadi Harold, antara aku dan Abi, menurutmu siapa yang lebih baik?" Sarah menggoda Harold, dia ingin Abi tahu siapa pemenangnya di sini.
"Tentu saja dirimu, kau cantik, seksi dan memuaskan. Kau jauh lebih baik dari Abi tapi kau jangan katakan hal ini padanya, ini jadi rahasia kita berdua!" ucap Harold.
"Tentu saja," Sarah tersenyum, dan kemudian mendekatkan bibir mereka berdua. Dia sangat berharap Abi mendobrak pintu dan memergoki mereka berdua tapi Abi tidak melakukan hal itu. Dia berdiri di depan jendela sambil memandangi kelakuan mereka dengan sakit hati luar biasa dan juga air mata yang mengalir dengan deras
Dia tidak menyangka Sarah mengkhianatinya seperti itu padahal dia sangat mempercayai dan menganggap Sarah sebagai sahabat baik. Dia bahkan tidak bergeming ketika melihat Harold membuka baju Sarah, rasa cinta yang ada di hati untuk pria itu sudah lama mati jadi dia tidak peduli tapi setiap ucapan yang Harold ucapkan, merupakan penghinaan terbesar untuknya.
Abi memutar langkah, sebaiknya dia pergi tapi sayangnya Harold melihat dirinya. Pria itu terkejut, dia segera mendorong Sarah dengan kasar lalu berlari menuju pintu.
"Abigail!" Harold berteriak memanggil, sedangkan Sarah mengumpat karena dia jatuh ke atas lantai.
Harold membuka pintu, dia kira Abi ada di luar sana tapi sayangnya tidak ada. Matanya mencari sosok Abi, dia yakin Abi belum jauh apalagi hujannya masih begitu deras.
"Abigail!" dia bahkan masih berteriak memanggil.
"Ada apa, Harold?" tanya Sarah pura-pura.
"Aku seperti melihat Abigail," jawab Harold, matanya masih melihat sana sini.
Sarah tersenyum licik, pandangannya jatuh pada tempat makanan yang ada di depan pintu dan itu adalah sup yang dibawa oleh Abi untuknya.
"Itu hanya tukang pengantar makanan, kau pasti salah lihat," ucap Sarah seraya mengambil makanan yang ada di depan pintu.
"Benarkah?" Harold tampak tidak percaya.
"Hei, kau pasti hanya salah lihat. Abigail tidak mungkin ada di sini apalagi sedang hujan deras."
"Kau benar, mungkin aku salah lihat," ucap Harold tapi matanya masih sibuk mencari.
"Ayolah, yang kau lihat hanya kurir."
Harold mengangguk, sepertinya dia memang salah lihat. Mereka masuk ke dalam, sedangkan Abi bersembunyi di balik truk yang terparkir tidak jauh dari rumah Sarah. Ternyata mereka berdua adalah pengkhianat, mereka pengkhianat. Abi berjalan menuju halte bus, sebaiknya dia pulang. Dia tidak peduli tubuhnya sudah basah karena air hujan, dia bahkan tidak peduli dengan petir yang menyambar.
Ternyata selama ini dia yang terlalu bodoh, dia begitu mempercayai Sarah tapi apa yang dia dapatkan dari sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik itu? Abi mengusap air matanya yang terus mengalir, semua penghinaan yang dia dengar hari ini, pengkhianatan dari sahabat baiknya, akan dia jadikan sebagai pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik lagi tapi rasa sakit hati yang dia rasakan saat ini?
Bisakah lemaknya melebur bersama dengan air hujan? Bisakah petir menyambarnya satu kali saja lalu dia jadi kurus? Jika bisa Autor akan berdiri hujan-hujanan biar bisa kurus. 🤣. Just Joking guys. Tapi kalau ada yang mau coba silahkan. 😂😂😂
Kisah ini tidak menyinggung siapa pun yang gemuk ya, autor juga gemuk soalnya. 😂 Kisahnya udah kayak sinetron belum? Kalau belum cuss ntar Abi nyanyi kalau ketemu pohon gede. 😂😂😂
klara