Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Waktu bergulir dengan begitu cepatnya,saat ini usia Ju-Anh menginjak enam bulan. Menemani Ju-Anh setiap hari tidak membuat Lily jenuh, yang ada Lily semakin bersemangat menjalani jari. Jadwal bayi terkadang sulit untuk di prediksi, terkadang Lily harus pulang lebih larut seperti malam ini.
"Ju-Anh kenapa Li?". Bu Kim khawatir.
"Demam bu". Jawab Lily sambil menggendong Ju-Anh.
Bu Kim mendekat "Sini biar ibu bantu". Tawarnya.
"Bu Kim istrirahat saja. Lily masih kuat kok, Lily juga sambil nunggu tuan Yu-Seok".
"Kamu yakin tuan malam ini akan pulang,Lily?"
"Aku yakin. Tadi sudah Lily kasih tahu kok. Cuman belum ada respon"
Bu Kim mengangguk dan memandang Lily "Baiklah, jika kamu yakin. Tapi jika kamu lelah, jangan ragu untuk memanggilku."
Lily mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih, Bu Kim. Aku akan memanggil jika aku butuh bantuan."
Bu Kim kembali ke kamarnya, meninggalkan Lily untuk merawat Ju-Anh. Lily memandang Ju-Anh yang sedang menangis dan berusaha untuk menenangkannya.
Setelah beberapa saat, Ju-Anh mulai tenang dan Lily bisa melanjutkan pekerjaannya. Dia memantau suhu tubuh Ju-Anh dan memastikan bahwa demamnya tidak naik lagi.
Saat itu, pintu kamar terbuka dan Yu-Seok masuk. "Ju-An, aku sudah pulang," katanya dengan suara yang lembut.
Lily memandang Yu-Seok dengan senyum. "Selamat datang, Tuan. Ju-Anh sedang demam."
Yu-Seok memandang Ju-Anh yang sedang tidur dan mengangguk. "Aku akan membantu merawatnya."
Lily terkejut dengan reaksi Yu-Seok. Dia tidak pernah melihat Yu-Seok menunjukkan perhatian kepada Ju-Anh sebelumnya.
"Terima kasih, Tuan," Lily mengucapkan dengan hati yang penuh syukur.
Yu-Seok mengangguk. "Aku ayahnya. Tentu saja akan merawat Ju-Anh."
"Astaga! demamnya tinggi!". Yu-Seok sedikit berteriak. "Lily! kenapa kamu tidak membawanya kerumah sakit". Yu-Seok meninggi setelah memeriksa Ju-Anh.
"Tuan bisakah anda melepas baju Anda?".
"Kamu gila? Apa yang kamu fikirkan Lily?". Yu-Seok memandang Lily dengan ekspresi terkejut dan sedikit marah. "Aku tidak bisa melepas baju aku di sini, Lily. Kau wanita mesum!"
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang tenang. "Tuan, saya tidak bermaksud membuat Anda tidak nyaman. Saya hanya ingin membantu Ju-Anh. Demamnya tinggi dan saya khawatir."
Yu-Seok mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk menenangkan dirinya. "Baiklah, aku akan melepas baju aku. Tapi kamu harus berjanji untuk tidak membuatku tidak nyaman."
Lily mengangguk dan memandang Yu-Seok dengan mata yang serius. "Saya berjanji, Tuan. Saya hanya ingin membantu Ju-Anh."
Lily memalingkan wajahnya ketika dada Yu-Seok terekspos. Setelah Yu-Seok selesai melepas bajunya, Yu-seok kebingungan setelah ia membuka bajunya sendiri.
"Saya harus apa?". tanyanya sambil memeluk dada telanjangnya.
Lily memberikan Ju-Anh yang sudah tidak memakai pakaian pada Yu-Seok. "Berbaringlah tuan".
"Lily! Apa yang mau kamu lakukan!". Yu-Seok merasa dirinya akan dilecehkan.
"Tuan, sudah saya katakan! Ju-Anh sedang demam. Cepatlah". Lily tegas karena khawatir akan Ju-Anh.
Yu-Seok membulatkan matanya. "Kau sudah berani membentakku". Ucapnya sengit.
"Jika anda seperti ini, Ju-Anh akan mati". Lily sarkas.
"Apa maksudmu Lily. Lancang!". Yu-Seok naik pitam.
Ju-Anh terus menangis dalam dekapan Lily membuat Lily frustrasi. Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang penuh pertanyaan "Baiklah, aku akan melakukannya saja."
Lily mengangguk dan membantu Yu-Seok membaringkan Ju-Anh di atas dadanya. Yu-Seok memeluk Ju-Anh dengan erat, merasakan panasnya tubuh Ju-Anh.
Setelah beberapa saat, Lily memandang Yu-Seok "Tuan, saya rasa kita harus menunggu sampai demamnya turun."
Yu-Seok mengangguk dan terus memeluk Ju-Anh. Yu-Seok telah menunjukkan sisi lain dari dirinya yang tidak pernah Lily lihat sebelumnya.
Setelah kurang dari satu jam, demam Ju-Anh mulai turun, dan Yu-Seok masih memeluknya dengan erat. .
"Tuan, saya rasa Ju-Anh sudah mulai membaik," kata Lily dengan suara yang lembut.
Yu-Seok mengangguk dan terus memeluk Ju-Anh. "Aku tidak pernah tahu bahwa aku akan merasakan hal seperti ini," Batin Yu-Seok. "Aku merasa seperti aku telah menemukan sesuatu yang berharga."
Semakin lama, suhu tubuh Ju-Anh semakin menurun. "Syukurlah. Akhirnya lebih baik". Lily menggendong Ju-Anh, dan kembali memakaikan bajunya.
Yu-Seok memperhatikan setiap gerak dan gerik Lily. Ju-Anh yang awalnya terus menangis, sekarang sudah bisa tidur lebih nyenyak.
"Tuan terimakasih banyak". Ucap Lily. "Istirahatlah tuan, jangan lupa minum vitamin sebelum tidur". saran Lily.
Yu-Seok hanya mengangguk lalu pergi. Namun Yu-Seok tidak mengindahkan saran Lily,hingga akhirnya tanpa menunggu lama, suhu tubuh Yu-Seok meningkat secara perlahan.
Yu-Seok memandang tangannya yang sedang memegang dahi, merasakan panasnya tubuhnya sendiri. "Kok jadi gak enak gini ya," gumam Yu-Seok, merebahkan tubuhnya.
Lily menyusul Yu-Seok, setelah Ju-Anh terlelap tidur. Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang penuh simpati, lalu mengambil langkah untuk mendekati Yu-Seok.
"Tuan, saya rasa saya harus memeriksa suhu tubuh Anda," kata Lily hati-hati
Yu-Seok mengangguk, dan Lily menyelipkan termometer pada ketiak Yu-Seok untuk memeriksa suhu tubuhnya.
"Tuan, suhu tubuh Anda sedang naik. Saya rasa Anda harus istirahat sekarang juga," kata Lily
Yu-Seok mengangguk, dan Lily membantu Yu-Seok membaringkan diri di tempat tidur. "Maafkan saya tuan, suhu tubuh Ju-Anh telah pindah pada tubuh Anda. Beristirahatlah". Ucap Lily.
Yu-Seok terkejut mendengarnya, Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang terkejut. "Apa yang kamu katakan? Suhu tubuh Ju-Anh telah pindah pada tubuh saya?"
Lily mengangguk. "Ya, tuan. Saya rasa itu karena Anda memeluk Ju-Anh terlalu lama. Suhu tubuhnya telah pindah pada tubuh Anda."
Yu-Seok memandang tangannya yang sedang memegang dahi, merasakan panasnya tubuhnya sendiri. "Aku tidak percaya,"
Yu-Seok masih terkejut dengan berita itu. "Aku tidak pernah tahu bahwa suhu tubuh bisa pindah seperti itu," Lirih Yu-seok
"Maafkan kesalahan saya dengan telah berani berkata kasar pada anda tuan". Lily berhati- jati.
Belum Yu-Seok menjawab, terdengar suara tangisan dari kamar Ju-Anh. Lily kembali berlari mendekatinya. "Akhir-akhir ini kamu kurang enak badan terus, kayaknya banyak proses pertumbuhan dalam tubuh kamu Ju-Anh". Gumam Lily
"Aku akan merawat kamu, Ju-Anh. Jangan khawatir, aku akan membuat kamu sembuh."
Ju-Anh terus menangis, dan Lily memeluknya dengan erat. "Aku tidak suka kamu sakit, Ju-Anh. Aku ingin kamu sehat dan bahagia."
Lily membawa Ju-Anh kembali ke tempat tidur dan membaringkannya dengan nyaman. .Setelah beberapa saat, Ju-Anh mulai tenang dan Lily bisa melihat bahwa dia sudah mulai tidur.
"Tidur yang nyenyak, ya," kata Lily dengan suara yang lembut.
Lily kembali ke kamar Yu-Seok dan memandang Yu-Seok yang masih terbaring di tempat tidur. "Tuan, saya rasa Ju-Anh sudah mulai tidur," kata Lily
Yu-Seok mengangguk, masih terlihat lemah. "Baiklah, aku akan istirahat," kata Yu-Seok dengan suara lemah
Malam ini Lily nyaris tidak bisa tidur. Ju-Anh yang sering terbangun menangis, begitu juga dengan Yu-Seok yang suhu tubuhnya terus meningkat.
"Dia orang tua loh. Berisik banget dikasih demam juga. Benar kata orang, laki-laki kalau kecelakaan separah apapun, asal masih bernyawa itu bukan masalah. Tapi kalo dikasih demam, kayak yang mau nulis surat wasiat ". gumam Lily menggelengkan kepalanya pelan.
Lily memandang Ju-Anh yang sedang tidur dengan mata yang lelah. "Aku tidak bisa tidur lagi, aku harus terus merawat mereka,tidak mungkin aku membangunkan bu Kim" Lirih Lily
Setelah beberapa saat, Lily mendengar suara napas Yu-Seok yang semakin berat. "Tuan, demamnya semakin meningkat" . Gumam Lily
"Aku tidak bisa tidur, aku terlalu panas," kata Yu-Seok
Setelah beberapa saat, Lily mencari cara untuk menurunkan suhu tubuh Yu-Seok. Dia menggunakan kompres hangat dan memberikan obat-obatan yang diperlukan. Setelah beberapa jam, suhu tubuh Yu-Seok mulai turun dan dia bisa tidur dengan nyenyak.
Karena Lily lelah harus bolak- balik, kekamar Ju-Anh lalu ke kamar Yu-Seok dan jam telah menunjukkan waktu dini hari. Lily masih terjaga,kemudian membawa Ju-Anh dalam dekapannya.
Lily tidak menyadari bahwa dia telah tertidur dengan Ju-Anh di atas sofa di kamar tidur Yu-Seok. Dia hanya merasakan kelelahan dan kehangatan tubuh Ju-Anh yang membuatnya merasa nyaman.
Yu-Seok yang masih terbaring di tempat tidur, terbangun lalu mendapat pemandangan indah dihadapannya, memandang Lily dan Ju-Anh dengan mata yang penuh kasih sayang. Dia tidak bisa tidak tersenyum melihat mereka berdua tidur dengan nyaman.
Setelah beberapa jam, Lily bangun dan memandang sekitarnya dengan mata yang masih setengah tidur. "Di mana aku?" tanyanya dengan suara yang masih lembut.
Ju-Anh masih tidur di dalam dekapannya, dan Lily memandang Yu-Seok yang masih terbaring di tempat tidur. "Tuan, saya... saya tidak sengaja tertidur di sini," kata Lily dengan suara yang masih lembut.
Yu-Seok mengangguk "Tidak apa-apa. Kamu hanya perlu istirahat," kata Yu-Seok
"Terima kasih, Tuan," Jawab Lily
Setelah itu, Lily memindahkan Ju-Anh ke tempat tidur yang lebih nyaman dan membaringkan dirinya di sebelahnya. Yu-Seok memandang mereka berdua dengan mata yang penuh kasih sayang dan mengangguk.
"Aku akan selalu merawat kalian berdua," Batin Yu-Seok .
Eh ada apa nih? Bau-baunya...haha...
"Istirahatlah. Biar aku yang merawat Ju-Anh". Ucap Yu-Seok.
"Terimakasih tuan. Tapi sebaiknya tuan jangan mendekati Ju-Anh dulu, karena kondisi tuan dan Ju-Anh masih belum benar-bemar pulih"
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang penuh kepedulian. "Maafkan saya Tuan, saya tidak ingin Anda tertular lagi. Anda masih dalam proses pemulihan," kata Lily .
Yu-Seok mengangguk, memahami kekhawatiran Lily. "Baiklah, aku akan menunggu sampai aku benar-benar pulih,"
Setelah itu, Lily fokus merawat Ju-Anh, sementara Yu-Seok memantau dari jarak jauh, memastikan bahwa Lily dan Ju-Anh dalam keadaan baik-baik saja.
...
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.