seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Bip......Bip..... Bip......
Terdengar suara Klakson mobil di depan.
"Mas, aku berangkat sekarang, Maria sudah jemput aku." Ucap Kanya.
"Iya, kamu hati hati ya!" Jawab Rihan.
"Iya mas, assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Istri kamu sudah pergi Han?" Tanya Bu Ratih yang baru keluar dari kamar.
"Ya Bu, Barusan saja berangkat."jawab Rihan.
"Kenapa sih kamu bolehin dia pergi, dan lebih parah nya kenapa malah kamu kasih dia uang ?" Bu Ratih tidak rela jika Rihan memberikan uang pada Kanya.
"Sudahlah Bu, tidak usah di bahas lagi. Yang terpenting adalah Kanya nggak tahu rencana kita dan satu lagi Ibu jangan sekali-kali bahas masalah Rihan mau menikah lagi di depan Kanya.Bisa bisa nanti rencana kita gagal." Ucap Rihan.
"Ya Ibu gak akan ngomong gitu lagi. Sekarang ayo berangkat. Sarah ayo cepat" Teriak Bu Ratih memanggil Sarah.
"Iya Bu ini Sarah sudah siap. Ayo Kak kita berangkat. Nanti kita jemput Mbak Niela dulu ya Kak." Ucap Sarah.
"Iya iya bawel."
Mereka pun akhirnya berangkat untuk menjemput Niela.
Menempuh perjalanan 40 menit baru sampai di rumah Niela. Ketika sampai di rumah Niela. Mata Bu Ratih menatap kagum dengan rumah orang tua Niela.
Orang tua Niela termasuk orang berada, mereka mempunyai usaha furniture yang lumayan besar. Itulah sebabnya mengapa Bu Ratih sangat menyetujui kalau Rihan menikahi Niela.
"Rumah nya besar dan bertingkat." Gumam Bu Ratih.
"Pantas saja Mbak Niela royal pada kita Ternyata rumah nya sebagus ini Bu. Pasti uang nya banyak ya Bu." Celetuk Sarah.
"Pasti dong, Orang tua Niela punya usaha furniture lumayan besar. Dan Niela anak tunggal. Jadi kalau Kakakmu nanti menikah dengan Niela otomatis Kakak mu yang akan mengurus toko yang akan diwariskan ke Niela. Wah Kakak mu calon Bos Rah. Ibu jadi tidak sabar berbesanan dengan mereka."
"Jangan berharap dulu Bu, kita kan belum kenal orang tua Niela. Apalagi nanti ketika Niela menikah dengan aku ,aku hanya seorang duda. Rihan takut kalau orang tua Niela tidak memberikan restu.
"Kamu jangan pesimis gitu dong, belum maju Kok nyerah, apa kamu mau bertahan dengan wanita mandul itu selamanya?" Ucap Bu Ratih.
"Tidak lah Bu, aku ingin punya keturunan."
"Ya kalau begitu,Kamu harus berusaha untuk mengambil hati orang tua Niela. Sekarang ayo turun dulu, Niela pasti sedang menunggu kita di dalam. " Kata Bu Ratih.
Tok Tok Tok
Sarah mengetuk pintu Niela, Art Niela pun membukan pintu. Orang tua Niela memang memperkejakan seorang asisten rumah tangga tapi datang pagi dan pulang sore setelah pekerjaan nya selesai.
"Maaf kalian mencari siapa?" Tanya Art .
"Saya kesini mau bertemu dengan calon menantu saya." Ucap Bu Ratih.
"Calon menantu ibu siapa ya?" Tanya Art.
"ini pembantu nggak ada sopan santun, bukannya mempersilahkan masuk, ini malah di interogasi di depan pintu. Di kira nggak capek apa berdiri terus di depan pintu!" Ucap Bu Ratih sedikit emosi.
"Kami kesini mau bertemu dengan Niela. Niela nya ada di rumah kan?" Tanya Rihan .
"Ooo... mau bertemu dengan Mbak Niela tho. Mbak Niela nya ada. Mari silahkan masuk, silahkan duduk dulu, saya akan panggil kan mbak Niela sebentar." Ucap Art.
"Gitu kek, dari tadi bukan malah nyuruh tamu berdiri saja di depan pintu. Ku adukan kamu ke Niela biar di pecat baru tau rasa kamu." Oceh Bu Ratih.
"Maaf ya Bi, Ibu saya memang mudah emosi. Harap di maklumi. Kami akan menunggu disini Bi." Kata Rihan
Sambil menunggu Niela, mata Bu Ratih dan Sarah melihat semua sudut rumah dengan kagum..
"Sofa nya empuk ya Bu, dan kelihatannya semua perabotan Mbak Niela mahal mahal." Cicit Sarah.
"Orang kaya mah Beda Rah," Kata Bu Ratih.
Tidak lama kemudian Niela pun datang.
"Maaf ya membuat kalian lama menunggu." Cicit Niela.
"Tidak apa-apa kok, kita juga barusan sampai. Ngomong ngomong orang tua tua kamu kemana Nil,Kok sepi? Tanya Bu Ratih.
"Papa , Mama lagi keluar kota, Nanti malam baru pulang."Jawab Niela.
"Oo.... Padahal ibu ingin bersilaturahmi dengan orang tua kamu.Nil." Kata Bu Ratih.
"Ayo, kita berangkat sekarang.!" Ajak Rihan.
"Iya, Sampai lupa kalau kita mau jalan-jalan." Kata Bu Ratih sembari tertawa kecil.
Mereka pun akhirnya berangkat menuju ke salon langganan Niela.
*
Di tempat lain
"Kita kemana dulu mar?" Tanya Kanya
"Kita ke langganan kita dulu, habis itu kita ke mall ya!" Jawab Maria.
"Tapi Mar, aku nggak bawa banyak uang, takut nggak cukup nanti uang ku." Kanya khawatir kalau uangnya tidak cukup, karena emang uang yang di bawa tidak banyak.
"Kamu tenang saja,Kan ada aku." Kata Maria.
"Aku nggak enak Mar, aku nggak mau merepotkan mu." Kata Kanya.
"Ish,kamu ini sama siapa saja. Santai saja. Kali ini aku yang traktir kamu. Nanti kan kamu kerja, Nah, pasti nanti kamu dapat gaji. Jadi kamu bisa traktir aku ketika kamu sudah gajian." Kata Maria.
"Oke Mar, Kamu memang yang terbaik." Kata Kanya sambil memeluk Maria yang lagi menyetir.
"Jangan kuat kuat dong meluknya. Nggak bisa nafas nih,!" Cicit Maria sembari tertawa.
"Hehehe.....lupa aku kalau kamu lagi nyetir, abisnya aku terbawa suasana. aku happy banget punya sahabat seperti kamu." Ucap Kanya.Maria hanya bisa tersenyum sembari menggeleng kepala melihat tingkah sahabatnya.
"Kanya, Apa kamu tidak mau belajar nyetir nih?biar kita bisa gantian nyetir mobilnya." Cicit Maria.
"Belajar nyetir buat apa tho Mar, mobil saja aku nggak punya."Kata Kanya sembari tertawa.
"Kan untuk persiapan saja Kanya,mana tahu nanti kamu bisa beli mobil." Kata Maria.
"Boro boro buat beli mobil Mar, untuk makan sekarang aja susah." Kata Kanya.
"Itu kan sekarang tapi siapa nanti kamu bisa beli. Kan nanti nya kamu bekerja jadi kamu punya penghasilan. Belum lagi warung mie ayam punya nyokap bokap kamu yang ramai itu."Kata Maria.
"Iya sih Mar, nanti lah aku pikirkan dulu, kamu punya rencana untuk nambah menu jadi nggak jual mie ayam saja. Tapi nanti akan ada bakso dengan varian pilihan. mie ayam dan bakso makanan kesukaan banyak kalangan."
"Benarkah? Wah orang tua mu, semakin sukses aja nih. Senang aku dengarnya.
"Alhamdulillah Mar, semua ini juga buah kesabaran orang tua Mar, Dulu mereka dengan telaten jual mie ayam keliling tanpa mengenal lelah, sekarang Allah membayar buah kesabaran mereka." Kata Kanya dengan bangga atas pencapaian orang tua Kanya.