NovelToon NovelToon
Short Story

Short Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lan05

Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.

Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.

Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinara & Deon 8

Setelah kira-kira seminggu lebih Dinara tidak masuk sekolah akhir nya hari ini Dinara sudah dapat kembali bersekolah. Rasa nya Dinara merindukan saat-saat ia bersekolah, mungkin karena dirinya sudah lama tidak masuk maka dari itu dirinya merindukan sekolah. Walaupun sebenar nya tidak ada yang terlalu menarik bagi nya kecuali Deon.

Dan sudah beberapa hari kemarin juga dirinya harus menerima semua sikap aneh orang tua nya, dari mulai membangunkan nya, menyiapkan dan sarapan bersama. Itu tidak pernah terjadi sebelum nya di rumah nya, entahlah hati nya tidak merasakan apa-apa selain rasa asing dan canggung saat menerima perlakuan itu semua.

Namun sampai saat ini mereka belum berbicara serius dengan nya, Dinara juga memang belum siap hanya saja Dinara sedikit muak dengan perlakuan orang tua nya yang seakan tak terjadi apa-apa, entah apa sebenar nya yang di inginkan Dinara terhadap kedua orang tua nya. Entah perubahan nya, entah perhatian nya, atau penyesalan nya yang ingin Dinara lihat dari kedua orang tua nya.

Seperti saat ini, mereka sedang melakukan sarapan bersama yang akhir-akhir ini mereka lakukan. Keheningan melanda ruang makan tersebut semua nya fokus dengan makanan mereka masing-masing.

Dinara rasa nya ingin cepat-cepat pergi, namun Dinara tidak terbiasa untuk menyisakkan makanan nya. Karena Dinara pernah mengalami tidak makan selama hampir 3 hari karena hukuman dari orang tua nya. Dan semenjak itu Dinara sangat menghargai makanan yang ia makan dan tidak pernah menyisakkan makanan sedikit pun.

"Dinara kamu tambah lagi makan nya ya agar cepat..."

"Cukup!" Sentak Dinara memotong ucapan Mommy nya yang akan menambahkan makanan lagi untuk nya.

Thalia terdiam mendengar sentakan Dinara padanya. Dirinya tidak bermaksud untuk membuat Dinara kesal, Thalia hanya ingin sedikit memberi perhatian yang selama ini tak ia lakukan kepada Dinara.

"Cukup... kalian tidak usah berpura-pura peduli padaku. Lakukan lah seperti biasa yang kalian lakukan padaku." Ucap Dinara dingin. Lalu beranjak pergi dari meja makan tersebut tanpa menunggu persetujuan dari orang tua nya.

Thalia dan Logan dilanda keheningan yang mendalam kala melihat putri nya yang kini mungkin telah sangat kecewa pada mereka. Tapi Thalia dan Logan tidak akan menyerah sedikit pun usaha mereka akan ia lakukan tanpa batas.

"Kita tidak boleh menyerah." Ucap Logan menggenggam tangan istri nya menenangkan. Selain memperbaiki hubungan dengan putri nya, mereka pun menyadari bahwa hubungan mereka pun harus diperbaiki agar pondasi keluarga yang mereka inginkan dapat tercapai.

***

"Kenapa diam saja.?" Ucap Deon yang melihat Dinara sedari tadi terdiam tidak memakan makanan nya. Saat ini mereka sedang istirahat di kantin sekolah.

"Deon apa aku salah.?" Tanya Dinara tiba-tiba.

"Salah apa sayang.?" Atensi Deon kini sepenuh nya menatap Dinara, ia rasa Dinara sedang dilanda kebingungan.

"Hmm.. apa aku harus memaafkan kedua orang tua ku.?"

Deon tidak langsung menjawab, ia merasa harus memikirkan jawaban yang tepat bagi Dinara. Karena bagaimanapun dirinya hanya tahu dari sudut pandang orang luar, bukan orang yang bersangkutan secara langsung. Walaupun Deon sangat tak terima dengan apa yang telah di lakukan orang tua Dinara, karena tidak sepatut nya orang tua berbuat seperti itu kepada anak nya sendiri.

"Aku bukan tidak mau memberi saran apapun padamu sayang. Karena kalau aku jujur sangat tidak terima dengan semua perbuatan orang tua mu."

"Tapi sekali lagi, aku hanya orang luar yang tidak tahu apa-apa. Yang terpenting bagi ku adalah perasaan kamu, itu yang terpenting bagi ku. Mau kamu memaafkan atau tidak sekalipun aku tidak akan menghakimi mu." Lanjut Deon yang mencoba mencari jawaban sebaik mungkin bagi kekasih nya.

Dinara mencerna baik-baik apa yang dikatakan Deon padanya. Seperti nya Dinara harus menelisik hati nya dengan baik, agar tidak ada rasa penyesalan nanti dengan semua keputusan nya.

Bel masuk pun berbunyi Dinara dan Deon pun bergegas menuju kelas mereka.

***

Dinara saat ini telah berada di kamar nya, seperti biasa entah kenapa orang tua nya kali ini seakan tahu jadwal nya pulang. Karena mereka selalu ada di rumah saat Dinara pulang sekolah, apa orang tua nya itu tidak bekerja? biasa nya juga mereka sangat sibuk seharian.

Sudahlah Dinara tidak mau memikirkan perubahan sikap orang tua nya dulu, Dinara pun membuka kembali buku-buku nya untuk mengulang pelajaran yang tadi ia pelajari.

Saat Dinara sedang fokus dengan buku nya, tak lama ia mendengar ketukan pintu kamar nya. "Masuk." Sahut Dinara. Mungkin pelayan yang mengantarkan makan malam untuk nya.

Namun tak Dinara sangka ternyata yang masuk justru Mommy dan Daddy nya.

"Dinara, boleh Mommy sama Daddy bicara sama kamu.?" Tanya Thalia dengan hati-hati kearah putri nya. Thalia tidak mau membuat Dinara tidak nyaman dengan kehadiran mereka berdua.

Dinara melihat kearah orang tua nya dengan pandangan datar, apalagi sebenar nya yang mau mereka obrolkan dengan nya. Setelah beberapa saat Dinara tidak menjawab keinginan orang tua nya, ia pun mengangguk pelan. Walaupun tatapan datar nya tidak berubah sama sekali.

Thalia dan Logan yang melihat Dinara mengangguk langsung menghampiri putri nya yang kini sedang berada di atas kasur dengan buku-buku yang bertebaran. Thalia pun inisiatif untuk duduk di kasur Dinara agar lebih dekat dengan putri nya, sementara Logan tetap berdiri di sebelah istri nya.

"Ada apa.?" Tanya Dinara membuka percakapan, ia ingin cepat-cepat menyelesaikan obrolan ini dengan orang tua nya.

"Mommy mau... minta maaf sama kamu, Mommy selama ini telah mengabaikan mu dan tugas mommy sebagai orang tua kepada mu." Ucap Thalia bergetar menahan tangis mengingat semua perbuatan acuh nya kepada Dinara selama ini.

"Lalu kalian mau apa, maaf dariku? akan kumaafkan, sudah kan.?" Jawab Dinara dingin dirinya sudah tidak mengharapkan apapun dari orang tua nya.

"Sayang..." Logan memegang bahu istri nya, mengisyaratkan untuk jangan menekan Dinara.

"Ini salah Daddy, Daddy sebagai kepala keluarga telah gagal. Ini semua gara-gara Daddy, Mommy mu mengabaikan dan acuh padamu itu semua akibat perbuatan Daddy." Ungkap Logan dengan segala penyesalan berkecamuk di dada nya.

Logan memberanikan diri menatap putri nya yang kini juga tengah menatap nya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Ini semua salah Daddy Dinara, Daddy hanya ingin memperbaiki semua nya. Kamu tidak memaafkan Daddy pun juga tidak apa-apa sayang. Daddy hanya ingin memperbaiki yang sudah rusak, walaupun tidak akan sempurna lagi." Ujar Logan mengutarakan keinginan nya yang ingin memperbaiki semua nya. Menempatkan posisi nya kembali seperti semula, dengan peran mereka masing-masing.

Logan mencoba semakin mendekati Dinara kala melihat tidak ada penolakan dari nya. Logan pun memegang tangan putri nya lembut, Dinara hanya diam saja melihat perlakuan yang beda dari Daddy nya. Daddy nya sama sekali tidak pernah bersikap lembut padanya selama ini. Apa benar jika orang tua nya itu ingin berubah dan tidak mengulangi kesalahan mereka padanya? Apakah kali ini Dinara bisa percaya.?

Tanpa Dinara sadari air mata nya jatuh tepat mengenai tangan Daddy nya yang saat ini sedang menggenggam nya.

"Apa Daddy menakutimu.?" Dengan reflek Logan melepas pegangan nya, ia takut dirinya kembali melukai putri nya tanpa sadar.

Dinara menggeleng pelan namun isakan nya justru semakin kencang terdengar, hingga membuat Thalia segera mendekati putri nya.

"Heyy.. sayang kenapa?" Tanya Thalia panik karena putri nya semakin terisak. Thalia pun dengan segera mendekap putri nya lembut, mengusap surai halus putri nya guna menenangkan nya.

Dinara yang baru merasakan pelukan hangat dari Mommy nya dengan perlahan membalas pelukan tersebut dengan erat, menumpahkan semua rasa sesak dan sedih nya selama ini dipeluk kan sang mommy. Mungkin kali ini Dinara akan mencoba mempercayai orang tua nya kembali. Dinara berharap semoga kepercayaan nya kali ini dapat berbuah manis.

Logan yang melihat putri nya menangis tersedu seperti itu hati nya merasa tersayat, apa yang selama ini ia lakukan hingga sebuta itu melihat penderitaan putri nya, dengan cepat Logan pun ikut memeluk putri dan istri nya, ia berjanji akan menjaga keluarga kecil nya lebih baik lagi kedepan nya.

Setelah sesi pelukan mereka, Dinara merasa malu karena dirinya tidak pernah seperti itu sekalipun, Dinara terbiasa memendam semua nya sendiri.

Thalia mengusap pelan air mata yang masih ada di pipi putri nya sembari tersenyum lembut. "Dinara, mommy tidak akan memaksa kamu untuk segera memaafkan kami, karena mommy tahu kesalahan Mommy dan Daddy tidak semudah itu dimaafkan. Mommy hanya ingin kamu tahu bahwa kami benar-benar menyesal sayang. Dan kami ingin memperbaiki nya walaupun sedikit."

Dinara menatap bergantian Mommy dan Daddy nya yang kini terlihat tulus kepada nya, dan tatapan menyesal itu sangat terlihat di kedua mata orang tua nya terutama sang Daddy. Dinara jadi memikirkan semua nya haruskah Dinara mencoba mempercayai ucapan orang tua nya kali ini.

Dengan pelan Dinara pun mengangguk pelan walaupun masih ada keraguan dalam hati nya. Tapi Dinara ingin memberi kesempatan kepada orang tua nya untuk berubah.

Thalia dan Logan tersenyum haru kala melihat Dinara yang menandakan bahwa putri nya memberi kesempatan untuk mereka memperbaiki nya. Hingga membuat Thalia tak bisa menahan haru dan memeluk putri nya kembali, namun kini Thalia lah yang menangis dalam pelukan putri nya. Dan Logan yang kembali memeluk keluarga kecil nya.

"Terimakasih sayang, Mommy dan Daddy janji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dari mu." Kecup Thalia sayang di kening putri nya. Dinara hanya tersenyum tipis dengan semua respon orang tua nya hari ini.

"Ya sudah sekarang kamu istirahat ya, maaf sudah mengganggu mu." Usap Logan lembut rambut putri nya yang baru kali ini Logan lakukan. Rasa hangat menjalar kedalam dada nya kala putri nya masih mau menerima nya kembali. Walaupun Logan juga masih melihat sedikit ketakutan dari sang putri, tapi Logan berjanji akan menghilangkan semua ketakutan itu padanya sedikit demi sedikit.

"Iya... hmm, Dinara masih mau membaca ini dulu baru istirahat." Ucap Dinara.

"Ya sudah, kamu sudah makan?" Tanya Thalia yang tadi tidak melihat Dinara di meja makan saat makan malam.

"Belum, nanti saja kalau sempat Dinara makan."

"Tidak boleh sayang, sekarang saja. Mommy akan menyuruh pelayan membawa makanan untuk mu kesini ya."

Dinara hanya pasrah saja mengangguk dengan permintaan Mommy nya.

"Ya sudah kita ke bawa dulu ya, jangan terlalu larut belajar nya. Istirahat yang cukup sayang kamu baru saja sembuh." Nasihat Thalia kepada putri nya.

"Iya Mom." Thalia pun mengecup kembali pucuk kepala putri nya disusul Logan yang memberanikan diri untuk mengecup pucuk kepala putri nya juga.

Setelah melihat orang tua nya keluar, Dinara terdiam sejenak mengingat kembali semua perlakuan orang tua nya tadi. Dinara tidak berharap banyak, Dinara hanya berharap orang tua nya tidak kembali seperti dulu. Karena kalau mereka kembali memperlakukan nya seperti dulu yang abusive, Dinara tidak yakin akan bertahan kembali dengan orang tua nya. Dinara sudah lelah jika harus kembali menanggung kesakitan seperti dulu.

Semoga saja orang tua nya tidak ada lagi pikiran untuk menuntut nya menjadi anak yang sempurna secara akademik.

Semoga saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!