Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.
Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.
Cantik!
Tapi tak bisa diandalkan.
“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪
“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪
“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~
Murid tak berguna, dan guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon?
Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻
______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
第11章
Wang Lu terjungkal dari atas pedang Yu Fengmu dan terjengkang dengan kedua tangan mengepak-ngepak tanpa kendali, mencoba mencari pegangan tapi hanya meraih udara kosong.
“WOAAAAAAAAAAAAAAAAAA…!”
Teriakannya melengking di udara, sementara tubuhnya meluncur jatuh.
Yu Fengmu menekankan kakinya dalam-dalam ke bilah pedangnya, mempercepat laju terbangnya dan menukik ke arah Wang Lu.
Tapi apa pun yang menyerempet mereka tadi, sekarang sedang berbalik arah dan menyeruak ke arah Yu Fengmu.
Seekor burung raksasa berwarna hitam.
“Elang Cakar Besi!” pekik Yu Fengmu.
Elang Cakar Besi adalah salah satu monster buas dari spesies unggas. Bulu-bulu sayapnya seperti kaleng, cakarnya keras dan tajam seperti kait kargo.
Saat monster itu menerjang, Yu Fengmu meliukkan arah terbangnya dengan cepat.
WUSSSHHH!
Kepakan sayap monster itu menepisnya, Yu Fengmu tergelincir dari pijakannya, tapi dengan cepat ia berhasil memperbaiki keseimbangan.
Bersamaan dengan itu, seekor Elang Cakar Besi lainnya muncul dari arah lain dan melesat dengan cepat ke arah Yu Fengmu.
Yu Fengmu tak sempat menghindar.
KWAAAAAAAAAAAKK!
Monster itu menerjangnya.
Yu Fengmu terhempas dari pijakannya dan jatuh menyusul Wang Lu.
BRUUUUK!
Keduanya jatuh tertelungkup di dasar ngarai yang untungnya berlapis rerumputan tebal.
JLEB!
Pedang Yu Fengmu menyusul mereka.
Yu Fengmu menghela bangkit tubuhnya sembari mengernyit dan memegangi dadanya yang terasa sesak. Kemudian menyisi agak jauh untuk memulihkan diri.
Wang Lu berguling sambil meringis. Tiba-tiba merasa tubuhnya seperti ingin meledak. Apa yang terjadi? pikirnya. Bukankah aku sudah menyempurnakan Enam Denyut Nadi Dewa?
Dibandingkan dengan pukulan Long Ziling, pendaratan itu tidak ada apa-apanya.
Oh, tidak! Wang Lu menyadari. Itu adalah gejala terobosan. Kenapa harus di saat-saat seperti ini? ratapnya dalam hati.
Dua monster unggas tadi berkaok di atas kepalanya, terbang berputar-putar di bibir tebing.
Telur darah di jantung pusaran jiwanya berdenyut, seperti menuntut pelepasan. Sengatan rasa panas dan dingin menyergap dirinya sekaligus.
Tidak bisa! pikirnya. Aku harus segera bermeditasi. Kalau tidak, tubuhku akan meledak.
Dengan cepat, Wang Lu menarik bangkit tubuhnya dan menoleh ke sana-kemari, mencari-cari tempat yang aman untuk bersembunyi.
“Kau baik-baik saja?” tanya Yu Fengmu. Ia sedang duduk bersila di atas sebongkah batu pipih di kaki tebing.
Sial! Aku baru ingat Yu Fengmu sedang bersamaku. Bagaimana ini? pikir Wang Lu.
Wang Lu mengedar pandang sekali lagi, dan berhenti di mulut gua. Tak peduli lagi! pikirnya tak ingin membuang waktu. Buru-buru ia menghambur ke arah gua itu dan segera melakukan meditasi.
“Wang Lu!” Yu Fengmu melompat dari tempatnya dan menyusul Wang Lu. Ia berhenti di mulut gua dan tergagap. “Ini…”
Wang Lu duduk bersila dalam posisi lotus dengan aura spiritual yang kental.
“Terobosan?!” desis Yu Fengmu terkejut. Bagaimana bisa? pikirnya. Bukankah pondasi internalnya sudah rusak?
Dalam keadaan itu, kedua monster di atas tadi sudah terbang menukik ke arah jurang.
“Gawat!” pekik Yu Fengmu. Lalu buru-buru berbalik dan menghadang di mulut gua dengan pedang terhunus.
KWAAAAAAAAAAAKK!
Monster-monster itu melihat Yu Fengmu dan melesat ke arahnya.
Yu Fengmu melejit dari tempatnya dan mengayunkan pedangnya.
SLASH!
Hempasan pedangnya meledakkan energi menyengat elemen petir.
DUAAAAARRRR!
Satu monster terpelanting, monster lainnya menerjang makin agresif.
Hanya monster tingkat dua!
Bukan apa-apa bagi Yu Fengmu yang sudah tingkat lima.
Dalam satu hentakan lagi, ia sudah menghabisi keduanya.
Tapi kehebohan itu kemudian mengundang monster lainnya yang tinggal di lembah.
GROAAAAAARRRRRR…
“Celaka!” desis Yu Fengmu.
Segerombol monster serigala tahu-tahu sudah mengepungnya.
Hanya monster tingkat satu, tapi jumlahnya tak terkira.
Ditambah pemimpinnya, tingkat bahayanya terhitung kritis.
“AUUUUUUUUUUUU…!” Pemimpin kawanan itu bertengger di bukit batu di atas mulut gua.
Dari suaranya, Yu Fengmu bisa menebak kultivasinya sudah mencapai separuh dewa.
Monster tingkat tujuh!
Bukan lawan Yu Fengmu.
Yu Fengmu menarik napas dalam-dalam dan memasang kuda-kuda.
Kawanan monster itu sudah merangsek.
Yu Fengmu melompat dan memantul-mantul di tengah kepungan sambil membawakan tarian pedang yang memukau.
SLASH!
SLASH!
DUAAAAARRRR!
Ledakan terjadi setiap kali ada monster yang terpental.
Sementara itu, di dalam gua, kondisi Wang Lu sedang kritis-kritisnya, dan Yu Fengmu berusaha sebisa mungkin untuk tetap menjaga supaya tidak satu pun makhluk mengganggu meditasinya.
SLASH!
SLASH!
Yu Fengmu menyerampang di tengah kepungan, mata pedangnya melesat-lesat seperti kilat.
DUAAAAARRRR!
DUAAAAARRRR!
Sejumlah besar monster terlempar dalam sekali hentak. Sejumlah besar lainnya berdatangan.
“Sungguh tidak ada habis-habisnya!” geram Yu Fengmu sambil menghujamkan pedangnya ke salah satu monster.
DUAAAAARRRR!
Satu monster meledak lagi.
Dua monster menerjangnya bersamaan.
Yu Fengmu melejit dan menyapukan tendangan memutar.
BUG!
Satu monster terpelanting. Monster satunya tergelincir.
SLASH!
Yu Fengmu menebas pinggang monster yang tergelincir itu.
DUAAAAARRRR!
Monster itu juga meledak.
Monster lainnya menggeram murka.
Pemimpin mereka mulai siaga.
Yu Fengmu melejit lagi, mengeluarkan sesuatu dari cincin penyimpanannya, kemudian memutar di udara sembari mengayunkan sebelah tangannya yang tidak menggenggam pedang.
SLASH!
SLASH!
Sejumlah bola peluru meriam kecil melesat dari sela-sela jemari tangannya.
DUAAAAARRRR!
DUAAAAARRRR!
Gerombolan monster di bawahnya tersentak dan terpencar. Sebagian gugur, sebagian kalang kabut.
Kekaisaran Lijingguo memang terkenal dengan kekuatan militernya. Memiliki benda-benda seperti senjata rahasia bukankah hal yang mustahil bagi Yu Fengmu. Bola peluru meriam kecil adalah senjata rahasia andalan militer mereka.
Yu Fengmu mendarat dengan sikap kuda-kuda, keringat mulai membanjir di pelipisnya.
“AUUUUUUUUUUU…!” Pemimpin kawanan monster serigala melolong lagi.
Gerombolannya merangsek lagi.
Yu Fengmu akhirnya mengeluarkan bola peledak yang lebih besar dan melompat melambungkan dirinya sambil mendaratkan bola peledak itu.
BUUUUUUUUMM!
Ledakan besarnya langsung membunuh setengah dari monster yang tersisa.
Sekarang hanya tinggal sedikit yang tersisa, tapi pemimpin kawanan itu akhirnya tak tinggal diam.
Dengan aura iblis yang begitu sadis, serigala raja itu melompat dari tempatnya dan mendarat di depan kawanannya.
Yu Fengmu tersentak mundur. Habislah sekarang, pikirnya.
“AUUUUUUUUUUUUUUUU…!” Kawanan monster serigala itu melolong bersamaan. Menggetarkan seluruh tempat di sekeliling mereka.
Yu Fengmu mengeluarkan jimat dari cincin penyimpanannya, kemudian menempelkannya di pedangnya. Itu adalah jimat penguat serangan kelas satu. Bisa meningkatkan kekuatan serangan hingga lima kali lipat. Tapi hanya bisa digunakan sekali, dan jimat itu hanya satu-satunya.
Selain cukup langka, jimat kelas satu juga harganya selangit. Hanya bisa dibeli oleh orang-orang kelas satu seperti Yu Fengmu.
Golongan kelas satu artinya kelas elit setingkat kekaisaran.
Hanya boleh berhasil! tekad Yu Fengmu dalam hatinya. Tidak boleh gagal!
Ia menekuk satu lututnya, kemudian melambungkan diri.
WUUUSSSSHHH!
BUUUUUUUUMM!
Dentuman besar tercipta dari ledakan energi itu seperti penghancur massal. Tak hanya menyapu kawanan monster, tapi juga merontokkan dinding-dinding tebing dan bebatuan. Kepulan asap tebal membumbung tinggi dan memenuhi lembah hingga semuanya hanya terlihat abu-abu.
Yu Fengmu menutupi mulut dan hidungnya dengan lengan hanfu-nya sembari terbatuk-batuk. Sedahyat itu?! pikirnya dengan terkejut. Tidak mengira lonjakan energi yang dihasilkan bisa sebesar itu.
Bukankah itu setara dengan energi ribuan Manna?
Ketika asap berangsur-angsur surut, Yu Fengmu terkesiap oleh pemandangan di depan matanya.
Seseorang tahu-tahu sudah berdiri di tengah kawanan monster yang sudah bergeletakan.
Orang itu membungkuk di atas bangkai monster serigala raja, satu tangannya menggenggam sebilah pedang yang tertancap dalam di leher monster itu, satu tangannya lagi terlipat di atas lututnya, sebelah kakinya menjejak kepala monster.
“Kau….”
ketukan Duanmu Jin...!!!
Cuma tidak bisa tidur, gara2 ulah Wang Lu...
👍👍👍
kata si Mulan Jameela
Dia waras....
Atau Sableng...???
2. Penjara Dewa
3. Jurus-jurus rahasia Wang Wu, dll
Apakah Wang Wu, Dewi pendisiplinan ?
😜😜😜