Kanaya terdiam terpaku melihat pemandangan yang ada di seberang dia. Galan - lelaki yang sudah menjalin hubungan selama dua tahun dengan dirinya tengah menggandeng mesra seorang perempuan. Galan Farrabi Altezza, dia adalah lelaki yang sama sekali tidak memiliki cacat dalam mengkhianati kepercayaan apalagi dia selalu menghargai perasaan yang dimiliki oleh Kanaya.
"Kita nikah tahun depan ya setelah kamu lulus kuliah." ucapan Galan masih terngiang jelas dalam pikiran Kanaya.
Masa depan yang selalu dia ungkapkan hanya untuk membahagiakan dirinya dan impian memiliki anak-anak yang lucu. Tapi rasanya semua itu menjadi petaka mimpi buruk untuk seorang Kanaya Shanifah Galianna Lubov.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anyaaang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Knock-Knock - part 2
Tatapan Galan menyorot Kanaya yang membutuhkan jawaban dari dirinya. Tapi dia memang harus memberikan jawaban untuk menghempaskan perasaan Kanaya yang sudah semakin curiga.
Galan menarik nafasnya.
"Iya ..." Jawab Galan akhirnya.
"Berarti emang kamu bohongin aku! Kamu punya hp baru buat hubungin perempuan-perempuan di belakang aku kan?!" tebak Kanaya yakin. Dia benar-benar ingin menumpahkan air matanya walau masih sangat dia tahan. Sama sekali nggak pengen menangis lagi. Capek juga menangis rasanya apalagi tadi dia juga sempat pingsan.
"Ya ampun, Kanaya! Bisa-bisanya loh kamu jadi mikir sampai situ. Aku tuh nggak ..."
"Ya terus buat apaaaaa??! Buat apalagi kamu punya hp yang kamu sembunyiin dan aku baru tau kalo kamu nggak buat ngehubungin cewek-cewek di belakang aku?! Aku juga nggak tau kamu udah dari kapan punya hp ini!"
"Ini tuh aku bar ..."
"Dari kapannnnn??!!" Kanaya benar-benar tidak bisa sabar lagi mendengarkan penjelasan Galan. Siapa yang sering dihubungi oleh Galan selama ini? Dan udah ada kontak siapa aja di hp itu? Semua memutar di kepala Kanaya.
Galan menghela nafas dan jadi tertawa kecil. Jadi pengen tertawa melihat Kanaya yang benar-benar tidak bisa meredakan kekesalan dia. Kanaya seketika melongo melihat ekspresi Galan yang malah jadi tertawa dan terkesan meledek.
"Kok kamu ketawa sihhhhhhh?" Kanaya benar-benar semakin kesal melihat Galan yang begitu menganggap sepele.
"Kamu abisnya lucu banget sih, Nay marah-marah mulu."
"Aku beneran nggak lagi becanda, Galan!"
"Ya aku tau kamu nggak becanda. Makanya aku tadi ngomong di potong terus ckckck." Galan menggeleng-geleng kepala sambil masih masih tertawa. Jadi gregetan karena melihat Kanaya yang selalu memotong ucapan dia daritadi. Padahal Galan lagi berusaha mau menjelaskan Kanaya biar dia nggak kesal lagi.
"Terserah kamu! Aku pokoknya mau pulang!" Kanaya kembali bersandar dengan perasaan kesalnya.
Jadi semakin bingung melihat Galan yang benar-benar menyepelekan perasaan dia sekarang. Padahal Galan dulu nggak pernah seperti ini. Dia benar-benar mau menjelaskan semuanya dengan cara dia yang selalu hangat. Tapi sekarang Galan mudah menganggap semua masalah menjadi sepele padahal ini adalah masalah penting buat Kanaya juga. Apalagi Galan udah membohongi tentang hp baru yang dia miliki.
Galan meletakkan hp yang dia pegang di pangkuan Kanaya. Sekilas Kanaya melihat hp yang sengaja dinyalakan oleh Galan sehingga dia jelas melihat wallpaper dari hp tersebut. Foto Kanaya bersama dirinya. Tapi Kanaya masih kesal walau Galan memakai foto bersama dirinya tapi kenapa Galan membohongi dia. Padahal Kanaya jelas nggak akan marah walau Galan mau punya hp sebanyak sepuluh sekali pun!
Kanaya kembali membuang mukanya ke arah jalan. Dia sama sekali tidak mau menyentuh hp Galan yang ada di pangkuannya. Bahkan dia menyingkirikan hp Galan ke parnseling mobil.
"Ini tuh buat kamu sayang." ucap Galan dengan senyumannya.
Kanaya masih tidak mempedulikan ucapan Galan. Dia benar-benar tidak mau mendnegar ucapan Galan yang semaki berkelit. Galan menghela nafas melihat Kanaya yang tidak mau menanggapinya. Dia menoleh ke kursi belakang mengambil sesuatu. Mengambil paper bag dan kotak hp baru yang sudah di buka. Galan meletakkan di pangkuan Kanaya.
Kanaya melihat apa yang Galan letakkan. Kotak hp model terbaru dengan warna sierra blue yang sempat Kanaya bicarakan. Waktu itu dia memang pengen beli cuma kata Galan nanti aja apalagi warna yang Kanaya pengen adalah warna sierra blue dan masih susah di dapatkan di Indonesia. Galan sempat menawarkan warna lain tapi Kanaya nggak mau dan akhirnya dia mau nggak mau jadi menunggu aja sampai dia lupa kalau ternyata warna sierra blue udah keluar dan stoknya memang banyak. Jadi nggak perlu berebutan saat mau beli.
Kanaya masih dia mengamati kotak hp yang ada di pangkuan dirinya. Dia menoleh ke arah Galan masih dengan seribu tanda tanya. Tidak mau percaya begitu saja. Sama halnya dengan toko pancake durian yang Galan pura-pura tidak ketahui. Galan tersenyum melihat Kanaya yang masih belum buka suara. Dia mengusap-usap bahu Kanaya dan mengambil hpnya lagi. Mengutak-atik sesuatu.
"Ini sayang. Sama bunyinya kayak tadi?" Galan mendengarkan suara hp yang dia stel di dalam alarm hp baru yang akan dia berikan sama Kanaya.
Kanaya melihat layar hp yang dihadapkan oleh Galan ke arah dirinya. Jadi ternyata tadi Galan menyetel alarm dengan waktu yang pas saat dia berada di tengah jalan. Bukan suara telepon atau apapun. Kanaya semakin terdiam karena dia benar-benar salah paham dengan Galan. Niat Galan yang ingin memberikan kejutan manis malah dia tuduh-tuduh dengan kekesalannya.
"Nih pegang. Punya kamu sekarang." Galan memberikan hpnya ke dalam genggaman tangan Kanaya. Berharap kalau Kanaya memang akan sangat senang saat menerimanya. Dia akui kalau dia tadi sempat drama sedikit saat mendengar hp yang berbunyi dan pura-pura panik. Biarin aja lihat Kanaya kesal. Ternyata dia emang benar-benar kesal dan juga sangat cemburu. Bikin Galan semakin pengen meluk Kanaya daritadi.
"Emang ini buat aku? Kan aku yang mau beli nanti." Kanaya akhirnya buka suara.
"Emangnya kenapa kalo aku mau beliin calon aku? Kebutuhan kamu kan udah jadi tanggung jawab aku. Kamu mau apa pasti aku beliin sayang." Galan mengecup pipi Kanaya.
Kanaya memandangi Galan yang berada di sebelah dirinya. Dia memang sosok yang sangat bertanggung jawab dan juga penuh perhatian dalam memperlakukan Kanaya selama ini. Selalu saja memenuhi kebutuhan Kanaya sekecil apapun itu. Galan benar-benar sudah masuk ke dalam hidup Kanaya secara menyeluruh. Dia tahu apa yang Kanaya butuhkan, tahu jika Kanaya memang ragu terhadap perasaannya dan dia memang sangat memahami Kanaya secara baik.
Bahkan rasanya kadang Galan lebih tahu dari apa yang Kanaya mau. Galan memang laki-laki yang sangat dewasa dan pantas menjadi iman bagi seorang Kanaya. Sudah lah Kanaya memang tidak akan pernah menemukan lelaki seperti Galan. Dan dia tidak akan pernah kehilangan Galan dalam hidupnya.
"Masih mau marah-marah nggak? Kamu tuh nyerocos aja daritadi padahal aku udah mau jelasin tapi sewot bangettttt."
"Ihhhhh!" Kanaya merengut kesal. Lebih tepatnya dia malu karena dia memang menyadari kalau daritadi dia selalu memotong ucapan Galan yang sangat menyebalkan bagi dirinya. Takut juga kalau Galan memang memiliki hp lagi dan untuk menghubungi perempuan-perempuan di belakang dia.
"Kamu tuh ya punya hp lagi pasti mau hubungi perempuan-perempuan kan..."
"IHHH GALAN!" Kanaya memukul bahu Galan. Kesal deh karena melihat Galan yang meledeki puas sambil mempraktekkan cara Kanaya yang lagi marah-marah tadi.
"HAHHAHAHAHAHAHAHA gemesssss bangettt aku abisnya. Muahhhhh!" Galan merangkul Kanaya kesisinya dan mengecup Kanaya sampai puas. Mengecup kepala, pipi kiri, pipi kanan, hidung dan juga bibirnya. Udah daritadi rasanya dia pengen memeluk Kanaya waktu melihat Kanaya yang benar-benar kesal.
"Makasih ya, Galan." Kanaya memasang muka bersalahnya. Galan semakin tertawa geli melihat ekspresi Kanaya yang jadi lucu banget. Tangan Kanaya merangkul leher Galan yang membuat dirinya seperti bergelayutan.
TOK TOK TOK TOK!
Kanaya refleks melepaskan rangkulannya mendengar suara kaca mobil dari sisi Galan yang diketuk agak keras. Galan langsung menurunkan kaca mobilnya.
"Selamat malam, Pak. Bisa dijelaskan kenapa mobilnya diberhentikan daritadi dipinggir jalan? Ada masalah dengan mobilnya atau memang lagi mau mesra-mesraan aja?"
Teguran polisi membuat Kanaya dan Galan seketika terdiam. Galan menoleh ke arah Kanaya yang justru menahan tawa. Baru kali ini digedor-gedor sama polisi. Apa polisi sempat lihat waktu Galan lagi mengecup Kanaya tadi ya? Kayaknya besok kacanya harus dirubah jadi gelap deh hihihihi ...
***