Alucard

Setelah kepergian June, Tiba-tiba Aku mencium bau busuk yang berasal dari sekitar rumah, seolah-olah seseorang telah membuka saluran pembuangan di dekat jalan. Luna juga tampaknya merasakan hal yang sama, aku juga merasa sangat terganggu.

Dengan segera, aku melihat ke atas menggunakan penglihatan Red world. Di kejauhan, aku menangkap siluet dua pria berdiri tak jauh dari rumahku.

Mereka manusia, tapi sama seperti June, mereka dikelilingi oleh aura yang tampaknya melindungi mereka. Bedanya, aura mereka berwarna emas, berbeda dengan aura biru milik June, dan bau busuk yang menyengat berasal dari mereka.

"Inquisition" Gumam Luna

"Inquisition?, kenapa mereka ada disini"

Kulihat kedua pria itu berjalan seolah-olah mencari sesuatu, salah satu dari mereka bahkan memegang sebuah alat yang aku tak tahu fungsinya. Setidaknya mereka sudah berhenti mengeluarkan bau busuk.

"Agen Inquisition mungkin sedang berpatroli. Mereka punya alat yang bisa melacak vampir. Alat ini tak berguna untuk vampir bangsawan, tapi sangat efektif untuk vampir biasa."

"Mengapa alat itu tidak berguna untuk vampir bangsawan?" tanyaku penasaran.

"Vampir bangsawan bisa membayar penyihir untuk menyiapkan perlindungan terhadap teknologi seperti itu. Tentu saja, ada pengecualian, vampir biasa yang kaya raya juga bisa melindungi diri mereka. Bagaimanapun, ini Amerika Serikat, tempat kapitalisme merajai. Ada vampir kampungan dengan banyak uang di sini."

"Agen yang sedang berpatroli ini mungkin masih baru karena agen yang berpengalaman punya cara sendiri untuk mencari vampir di wilayah mereka."

"Hanya penasaran, berapa biaya perlindungan ini?" tanyaku.

"Hmm, tergantung penyihirnya, bisa sampai 5 miliar dolar."

Aku tertegun mendengar jumlahnya.

"…Bukankah itu terlalu mahal?"

"Itulah akibat dari monopoli. Penyihir memegang teknologi ini, jadi mereka bisa menentukan harga sesuka mereka. Itu sebabnya vampir bangsawan selalu menjaga hubungan baik dengan penyihir," jelas Luna. "Aku pergi dulu, mau berganti pakaian," lanjutnya sambil menuju salah satu kamar tidur.

Setelah kepergian Luna. Tiba-tiba, Kaguya muncul dari bayanganku, "Hmm, ada apa, kaguya?" tanyaku

"Tuan Alucard, tolong ikuti aku," katanya dengan tegas.

Meskipun sedikit terganggu, aku paham maksudnya. Aku pun memutuskan untuk mengikuti nya dan berjalan menuju kamar di sebelah Luna, di mana pakaian baru telah disiapkan di tempat tidur.

"Tuan Alucard, apakah Anda ingin bantuan untuk berganti pakaian?" Kaguya menawarkan dengan wajah tanpa ekspresi, namun ada kilauan antusiasme di matanya.

Sedikit penasaran, aku setuju. "Tentu saja, bantu aku berganti."

Mata Kaguya bersinar merah darah, dan dalam sekejap, pakaian di tubuhku digantikan oleh yang baru.

"…Ini mengesankan…" gumamku kagum dengan kecepatan dan ketepatannya.

Kaguya membungkuk dengan hormat. "Aku adalah pelayan terkuat dan paling sempurna. Tentu saja, hasilnya akan seperti ini."

"Heh," Aku tersenyum kecil, entah kenapa aku merasa dia menggemaskan. Setelah itu, aku lalu berbalik dan meninggalkan ruangan, berjalan menuju tangga. Aku memutuskan untuk menunggu Luna di lantai atas. Tadi aku mendengar suara orang tuaku, mungkin mereka sudah pulang.

Saat Alucard meninggalkan ruangan, Luna, yang mengenakan pakaian baru, muncul. kemudian berjalan menuju tangga.

"Nona Luna," panggil Kaguya

Luna berhenti. "Apa yang ingin kamu lakukan tentang Nona Annie dan Nona Erza?" tanya Kaguya.

Tubuh Luna mulai bergetar, tangannya terkepal erat, dan udara di sekitarnya terasa semakin panas. Jika ada manusia normal yang melihat wajahnya saat ini, mereka pasti akan lari ketakutan.

Wajahnya berubah drastis dalam amarah yang membara, matanya bersinar dengan kilatan berbahaya, dan deretan giginya yang tajam terlihat jelas. Dia tidak lagi tampak seperti seorang wanita bangsawan, melainkan seperti monster yang siap membakar dunia.

Menyadari bahwa Luna mulai kehilangan kendali, Kaguya mengeluarkan bola hijau kecil dari sakunya dan menghancurkannya. Lalu berkata, "June."

"Aku tahu, aku tahu!" June, yang mengenakan bikini hijau, muncul dalam lingkaran sihir. Dengan satu jentikan jari, dia mengisolasi seluruh ruang bawah tanah dengan penghalang suara, memastikan tak ada suara yang bocor keluar. Dia juga memperkuat dinding dengan sihirnya.

Tak mampu lagi menahan amarahnya, Luna meninju dinding. "Para pelacur itu!"

Boom!

Dinding itu retak seperti jaring laba-laba.

"Seperti biasa, dia memiliki Kekuatan yang absurd, dan sepertinya dia semakin kuat," komentar June dengan nada tenang, meski sedikit terkejut melihat kekuatan Luna yang meningkat.

"Dia milikku! Hanya milikku! Aku tidak akan membiarkan wanita mana pun mendekatinya! Aku akan membunuh para pelacur itu!" Teriak Luna

Tekanan darah mulai menyebar ke seluruh ruang bawah tanah. Menyadari bahwa Luna mulai kehilangan kendali sepenuhnya, Kaguya berkata, "Nona Luna... Kedua wanita itu adalah teman masa kecilmu..."

Mendengar kata-kata Kaguya, aura berbahaya di sekitar Luna melemah, tapi masih terasa mengancam.

Luna mengepalkan tinjunya lebih erat, menggigit bibirnya dengan frustrasi, seolah sedang berperang batin. Namun, obsesinya terhadap Alucard akhirnya menang.

"Aku tahu... Aku tahu... Itu sebabnya aku tak ingin Alucard bertemu mereka. Aku tak ingin terpaksa membunuh teman-teman masa kecilku," ujarnya dengan nada datar. Perlahan, Luna mulai mengendalikan kekuatannya dan suasana pun kembali normal, seolah tak ada yang terjadi.

June menggerakkan tangannya dan penghalang yang ia buat menghilang. "Seperti biasa, jumlah yang sama di rekening bank yang sama. Aku akan menagih sedikit lebih banyak untuk alat teleportasi—barang-barang ini tidak murah. Dan tolong, jangan panggil aku tiba-tiba. Aku sedang di Hawaii menikmati pantai, tahu? Ck, ck. See you," katanya sambil melemparkan tiga bola hijau ke Kaguya, yang langsung menyimpannya ke saku nya.

Natalia, pelayan berambut pirang, muncul dari pintu tersembunyi, tiba melalui jalan rahasia yang dibuat June. Dia baru saja minum teh di salah satu ruangan tersembunyi di basement ini, namun memutuskan untuk datang ketika mendengar suara Luna.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Natalia.

Kaguya menghela napas dan berkata, "Sebagai pelayan yang setia, aku tidak bisa membiarkan Nona Luna membuat kesalahan yang akan dia sesali di masa depan. Bagaimanapun, pelayan harus selalu menginginkan yang terbaik untuk tuannya..." ujarnya dengan nada netral, lalu melanjutkan, "Nona Luna tidak tenang menghadapi situasi ini. Obsesinya terhadap Tuan Alucard mengaburkan penilaiannya... Ritual ini mutlak, ketiga wanita harus bersatu dengan Tuan Alucard. Jika tidak..., Tuan Alucard mungkin akan tertidur selamanya, dan kedua wanita itu juga bisa ikut bersamanya..."

Jika itu terjadi, Nona Luna akan menjadi gila... Kaguya tak bisa menahan pikirannya sendiri.

"Huh, situasi ini rumit, terutama karena ini belum pernah terjadi sebelumnya," komentar Natalia dengan nada netral sambil menghela napas kecil.

Kaguya mengangguk, dan segera membuat keputusan. "Aku akan menghubungi Nona Erza dan Nona Annie."

Natalia, pelayan berambut pirang berkata, "Hati-hati dengan anjing gereja saat kamu keluar."

Kaguya mengangguk dan menghilang ke dalam kegelapan.