Dewa Abadi

feng chen dan feng yin telah sampai di sebuah bangunan megah dan tak lama muncul beberapa orang .

"akhirnya ling er kau sudah kembali " ucap seorang wanita dengan perasaan senang dia adalah ling wei ibu feng yin

"ibu aku pulang" ucap feng yin dengan mata yang berkaca-kaca dan mereka berpelukan sedangkan feng chen hanya diam berdiri matanya fokus melihat ke seorang wanita cantik yang juga melihatnya dengan senyuman tipis.

feng chen merasakan perasaan campur aduk dan juga gugup bagai mana pun dia belum pernah merasakan hal ini setelah ribuan tahun sejak dia menjadi dewa abadi, dengan perlahan tapi pasti feng chen melepas topeng yang selalu dia kenakan dan ketika sudah sepenuhnya lepas akhirnya wajah tampan dan gagah yang selama ini dia sembunyikan akhirnya di perlihatkan kembali.

Semua orang yang ada di aula itu tercengang melihat wajah feng chen yang sangat tampan selain feng yin yang memang sudah tau wajah feng chen karna dia sudah melihat nya.

tampa mempedulikan orang lain feng chen mendekat ke arah ibunya dan begitu juga dengan ibunya yang mendekat ke arah feng chen.

"chen er" ucap ling Yun dengan airmata yang sudah mengalir di matanya sedangkan feng chen hanya diam saat nama nya di panggil dia menatap ibunya dan menghapus air mata ibunya dan langsung memeluknya dengan rata-rata

"i ibu " ucap feng chen dengan bibir bergetar walau jiwa nya adalah jiwa abadi dari dewa abadi tapi tetap saja air matanya lepas ketika berpelukan dengan ling Yun, semua beban yang dia rasakan selama ini lepas begitu saja ketika dia memeluk ibunya.

mereka berpelukan dengan haru, feng chen melepas semua penderitaan nya selama ini dan memeluk feng yin dengan erat karna selama ini dia tidak pernah merasakan pelukan seorang ibu setelah orang tua nya mati dulu, dan sekarang feng chen memiliki orang tua yang membuat dirinya bertekad untuk melindungi keluarga baru nya.

"ehemm apa chen er tidak merindukan aku" ucap seorang pria tampan yang tak lain adalah feng zan ayah nya feng chen.

feng chen yang mendengar itu hanya melihat ayah nya dan kemudian mereka bertiga berpelukan begitu juga dengan feng yin yang berpelukan dengan orang tua nya dan setelah cukup lama mereka melepas kerinduan akhirnya feng chen dan feng yin di bawa ke dalam ruang keluarga dan mereka bercerita hingga larut malam setelah puas bercerita feng chen dan feng yin di bawa ke kamar masing-masing.

di dalam kamar feng chen dia menghela nafas dan bergumam.

"aku tidak menyangka jika di kehidupan ku kali ini aku akan lahir di klan yang mengerikan ini, keluarga ini memiliki banyak orang yang sudah mencapai jiwa setengah langkah abadi sedangkan untuk jiwa abadi ada beberapa orang yang aku yakin jika mereka adalah leluhur klan ini, tapi yang membuat aku penasaran bagai mana klan mengerikan ini berakhir di tempat yang kecil ini" gumam feng chen dengan perasaan campur aduk, dia merasa senang dan juga terkejut bersamaan.

bagai mana tidak terkejut murid-murid yang ada di klan ini memiliki kekuatan yang sangat besar.

"tapi tunggu entah mengapa aku merasa ada yang sedang terluka di tempat leluhur klan ling dan aku merasa dia lah yang terkuat dari yang lainnya, hmm sepertinya nanti aku akan mencari tau nya, sekarang lebih baik aku menyerap energi Qi abadi yang ada di sini dengan begitu aku akan naik ranah dengan pesat" gumam feng chen dia kemudian menutup matanya dan mulai menyerap energi abadi di sekitarnya dengan menggunakan teknik kultivasi abadi milik nya.

sedangkan di tepat yang jauh di ujung timur terlihat beberapa orang pria paruh baya dan wanita yang cantik sedang melihat ke arah kamar feng chen.

"anak itu tidak sederhana bahkan energi Qi abadi sangat menyukainya dan teknik apa yang dia gunakan hingga bisa menyerap energi sebanyak itu" ucap seorang pria Sepuh yang bernama ling Ming

"entah lah tapi yang pasti dia lahir dari keturunan kita, dan semoga saja dia lah yang bisa membawa klan kita kembali ke alam itu, ais andai saja sumberdaya yang kita bawa tidak di gunakan untuk menyembuhkan luka ku mungkin kita memberikannya padanya untuk meningkatkan kekuatannya" ucap seorang pria paruh baya dia bernama Ling Bu dia merupakan leluhur pertama klan Ling dan orang yang di rasakan oleh feng chen sedang terluka.

"sudah lah kau tidak perlu membahas hal itu, biarkan saja yang lalu, sekarang kita harus fokus untuk keturunan kita jangan sampai hal yang sama terjadi pada mereka" ucap seorang wanita cantik yang menimpali perkataan Ling Bu, dia bernama Ling Xin, mereka terus memperhatikan apa yang di lakukan oleh feng chen.

sedangkan feng chen kini masih fokus untuk menyerap energi Qi abadi yang bisa di bilang sangat melimpah di sana, dan Qi Abdi sangat cocok dengan teknik kultivasi milik nya yang merupakan teknik kultivasi abadi.

sebenarnya feng chen tau jika dirinya sedang di perhatikan tapi dia tidak ingin membuat gelagat aneh karna dia tidak mungkin mencari masalah di sana.

"energi abadi yang sangat melimpah, dengan ini aku bisa dengan cepat naik ranah raja bumi bahkan mungkin lebih, dan setelah itu aku akan mencoba membuka pagoda yang ada di lautan jiwa ku, aku sangat penasaran sebenar nya apa yang ada di dalam pagoda itu" gumam feng chen dan kembali fokus menyerap energi Qi abadi.

waktu berlalu semenjak kedatangan feng chen dan feng yin ke klan ling dan tak terasa seminggu berlalu di kamar feng chen kini aura yang kuat ke luar dari tubuhnya dan tak lama terdengar beberapa kali suara terendam.

bom

bom

bom

tiga kali suara terendam yang menandakan dia naik tingkat, feng chen kemudian membuka matanya dan dia tersenyum seraya bergumam

"hanya dalam waktu seminggu aku sudah berada di ranah kaisar bumi puncak, aku tidak menyangka jika peningkatan ku sangat cepat tapi aku tidak boleh senang dulu karna ini masih jauh dari kekuatan ku dulu, lebih baik sekarang aku melihat apa isi dari pagoda abadi itu" gumam feng chen pada diri nya sendiri setelah itu dia kembali menutup matanya dan jiwa spritual nya masuk ke dalam tubuhnya dan berdiri di depan pagoda sembilan lantai.

"semoga isi di dalam pagoda ini bisa membuat ku senang karna aku yakin jika pagoda ini adalah benda berharga karna letaknya sama dengan kitab abadi" gumam feng chen dan dia mencoba mendorong pintu pagoda abadi sembilan lantai dengan perlahan.