angela jatuh cinta pada arsen, paman nya di usia ke empat belas tahun. hampir empat tahun memendam rasa akhirnya ailen mengungkapkan rasa sukanya dengan tanpa sengaja.
di terima, dan itu membuat ailen bahagia. empat bulan hubungan mereka ailen baru tahu jika arsen punya kekasih dan mengkhianati nya.
lebih tepatnya dia adalah seorang selingkuhan, dan itu membuat ailen kecewa hingga dia pergi. mengejar gelar lebih tinggi agar dapat membalas rasa sakit nya pada pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 25
Ailen yang sedang terdiam di pinggir ranjang terkelonjat saat sebuah lemparan mengenainya. Gadis itu mendongak, menatap sang kakak yang berdiri di depannya.
"Bang!" ailen memanggil dengan senyuman.
Tapi zen tak membalasnya, pria itu memalingkan wajah tak ingin melihat sang adik. "Siap siap, lo berangkat malam ini ke london" titah zen tiba tiba.
Ailen mengerutkan keningnya bingung, "buat apa? Kenapa tiba tiba?" tanya nya.
"Gue udah daftarin lo kuliah disana. Jadi lo siap siap sekarang, nanti malam lo berangkat. Gak usah khawatir soal tempat, udah di sediakan" beritahu zen.
Ailen menggeleng cepat, apa ini? Kenapa tiba tiba begini? "Bang? Kenapa tiba tiba? Aku gak mau. Kenapa kamu daftarin aku tanpa izin? Aku gak siap kuliah di luar negeri bang. Pokoknya aku gak mau" tolak ailen memekik pelan. Menggelengkan kepala berkali kali dan dia hampir menangis.
Bukannya iba, zen justru malah tertawa sinis. "Kenapa? Lo gak mau kuliah disana karena lo gak mau jauh dari pria itu iya?!"
"Bukan begitu bang!" geleng ailen cepat.
"Terus apa? Tidak ada gunanya kau disini hanya memikirkan pria itu, duduk diam saja gak ada gunanya. Mau lo menyesal atau apa gak ada gunanya sekarang ailen, jangan karena lo putus sama pria itu lo ngerugiin orang tua. Mau jadi apa lo?gue gak yakin lo kuliah di dalam negeri bikin lo jauh dari pria itu. Bikin lo gak berhubungan lagi dengan pria itu gak ada jaminan" tutur zen.
"Kalau lo gak mau karena lo gak ingin jauh dari pria itu, setidaknya lo pikirin orang tua lo yang udah mahal mahal sekolahin lo. Gue udah izin sama ayah bunda sebelum daftarin lo di sana. Gak usah jadi cewek bego ai, cuma karena lo patah hati bikin hidup lo hancur"
"Lo udah kehilangan kemurnian, apa lagi yang mau lo pertahankan? Dengan lo duduk disini semuanya sia sia ailen. Liat perjuangan ayah bunda, mereka berharap besar sama lo. Dan lo mau ngancurin harapan itu? Jangan jadi cewek tolol!"
Itu adalah kalimat terakhir yang di ucapkan zen sebelum pria itu keluar. Mungkin ucapannya terdengar menyakitkan, tapi percayalah ini semua demi kebaikan adiknya. Dia tak mau ailen jadi orang yang gagal.
Ailen merasakan hatinya ditusuk pisau tajam, ucapan kakak nya bak tombak runcing yang menembus ulu hatinya. Gadis itu merasa tersindir juga tersinggung, tapi dia tak bisa membantahnya. Dia sangat sadar akan ucapan zen yang memang benar, jika dia diam saja disini mau jadi apa dia? Kemurnian yang dia miliki sudah hilang?
Dengan dia berkuliah disini tidak menjamin dia melupakan rasa sakit itu, tidak menjamin dia sibuk sampai tak bertemu pria itu.
Ailen mengambil napas panjang kemudian dia hembuskan pelan. Dengan hati hati, ailen berdiri dan mulai mengambil koper miliknya.
Ini adalah keputusannya, dia akan mencari ilmu tinggi tinggi sampai orang tidak bisa merendahkan nya. Kemurnian nya sudah hilang tetapi akalnya masih bekerja normal, balas dendam terbaik nya adalah dengan bahagia dengan hidupnya.
Dia akan membuktikan pada orang orang yang mengkhianati nya, yang merendahkan nya jika dia layak untuk posisi tinggi.
.....
Pukul tujuh pesawat akan berangkat, dan kini ailen sudah di bandara bersama orang tua dan kakaknya. Sebelum pergi gadis itu berpamitan dengan manis. Dia memeluk ibu ayahnya bergantian, kemudian memberi mereka kecupan di pipinya.
Saat beralih pada sang kakak, ailen merasa tak cukup berani. Tetapi zen dengan lembut menariknya dan mendekapnya. Membuat ailen tersenyum senang dan balas memeluk erat, setelah hampir dua minggu kakaknya itu marah dan menghindarinya. Kini dengan kelegaan, zen memeluknya kembali.
"Belajar yang rajin sayang, jangan lupa hubungi kami" pesan bunda naya. Satu kecupan dia berikan di kening gadis itu sebelum ailen benar benar pergi.
Ailen tersenyum, dia lambaikan tangannya sambil terus berjalan menuju pesawatnya. Bunda naya, ayah haikal juga zen hanya bisa tersenyum dan membalas lambaikan tangan gadis itu.
Air mata di pelupuk bunda naya di usap oleh tangannya, dia tak ingin menangis di saat seperti ini. Cepat cepat haikal merangkul istrinya, dia tahu sangat berat melepaskan putrinya di negeri orang sendirian sama seperti yang dia rasakan. Tetapi dia percaya pada ailen, gadis itu akan bangkit dan pulang dengan kebanggaan nya.
"Kau yakin dengan keputusan ini?" tanya haikal pada putranya.
Zen mengangguk tegas, sembari terus melihat pesawat yang di naiki ailen. "Jangan khawatir, aku yakin ailen akan baik baik saja. Rasa kecewa dan sakit akan membuat tekadnya semakin kuat" jawab zen cukup bijak.
Mereka terus memperhatikan pesawat yang mulai lepas landas itu, sampai terbang menjauh dan tak terlihat sama sekali.
lanjut thor
maaf yaa thor aku marah soal nya bikin greget sih 🙏🏻🙏🏻😁