NovelToon NovelToon
Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Gadis ODGJ & Fotografer Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dyajenkpankestu_

"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.

"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.


Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.


Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

  Pada keesokan harinya, pagi hari ini jeony sudah lebih dulu pergi ke kebun dan menjalani aktivitas seperti biasa. Joeny duduk di kursi roda di antara tanaman penghias halaman. Tatapan matanya terlihat kosong dan pikiran penuh banyak hal. Ia mengadu kuku ibu jari dan tanpa sadar membuatnya terluka. Berulang kali jeony menghela nafas panjang, berusaha menguasai diri. Namun, perhatiannya teralihkan pada ulat bulu berwarna merah bintik putih dan hitam yang tengah menggerogoti daun. Bahunya bergidik geli, jijik sekaligus lucu melihat ulat bulu berwarna merah seperti itu.

"Hai. Lo sedang apa?"

Pertanyaan itu membuat jeony terlonjak kaget. Ia begitu terkejut dan hampir jatuh saat melihat alfarad mendekatinya.

"Dia menarik buatmu?"tanya alfarad sambil menatap ulat bulu meraih bintik hitam putih itu. Sontak, joeny menggelengkan sembari ikut menatap ulat bulu dengan tatapan horor.

"Tidak. Ulat itu menjijikan"jawab jeony dengan suara lirih. Kemudian, jeony mematahkan ranting daun buah blewah, tempat dimana ulat itu menempel.

"Kenapa mau dipatahkan!"sarkas alfarad.

"Ulat itu akan merusak tanaman bunda mas"jawab jeony dengan cepat.

"Ulat bulu itu sekedar mencari makan, emang apa salahnya?"pungkas alfarad, yang membuat gerakan tangan jeony terhenti. Lalu, mendengarkan alfarad yang sedang memberikan sebuah pengertian.

"Dia memang menjijikan dan membuat orang lain takut, bukan berarti kita punya hak membunuhnya. Padahal dia makhluk yang ikhlas, memberikan sesuatu yang indah untuk manusia yang mencacinya"penjelasan alfarad secara singkat. Akan tetapi, tiba-tiba saja jeony merasa seperti ulat merah tersebut.

"Ikhlas seperti apa yang bisa dilakukan makhluk kecil seperti itu?"tanya jeony dengan tatapan memicing. Kemudian, alfarad menunjuk beberapa bunga di sekitarnya secara bergantian.

"Kamu suka lihat bunga itu?"tanya alfarad dan jeony menjawab itu semua hanya bergeming sejenak. Lalu. Alfarad kembali melanjutkan penjelasan yang sempat tertunda.

"Bunga itu bisa tumbuh, salah satunya adalah berkat bantuan ulat. Yang menurut sebagian orang menjijikan adalah makhluk yang berjuang keras dalam hidup. Ia harus menjadi asing dalam kehidupan, diam sendiri menahan lapar dalam ruang kecil bernama kepompong. Allah menjadikannya lebih baik dalam kesendirian itu. Dia akan mempunyai sayap dan menjadi cantik juga menyebarkan serbuk sari hingga membuat beraneka ragam bunga berbagai macam yang memanjakan mata manusia yang sudah menghinanya dulu"ucap alfarad secara rinci, secara tak sengaja alfarad membuat jeony kembali teringat akan masa lalu yang dirinya dan keluarga selalu perlakuan buruk seperti ini.

"Diam!"bentak jeony sembari menahan sesak di relung hati, serta mata bulat yang sudah mulai berembun. Kalimat yang keluar dari mulut alfarad seakan sedang mengupas semua tentang dirinya di masa lalu.

"Stop al. Jangan bicara lagi!"lirih jeony sembari tersenyum pahit. Seketika, alfarad berhenti dan melihat jeony mulai diam tanpa suara yang membuat alfarad berpikir. "Kenapa dia? Apa ucapanku salah"gumam alfarad dalam hati sambil melirik sekilas jeony yang saat ini sudah benar terdiam cukup lama.

Tanpa banyak bicara, jeony beranjak pergi dari kebun bunda diva dan mengayuh kursi roda dengan cepat. Tak tahu joeny melangkah, ia terus mengayuh kursi roda dengan tangan kecilnya yang sudah terasa kebas. Sampai akhirnya, ia menemukan lahan tanah kosong dengan dinding yang menjulang tinggi serta batas wilayah asrama dengan kamar asrama yang jeony tinggali tidak terlalu jauh. Lalu, ada pintu jeruji besi yang menunjukan pemandangan sawah hijau yang luas di baliknya. Jeony mendekati pintu yang tidak terkunci. Tangannya sudah ingin membuka, tapi gemuruh di dada membuat jeony ragu untuk melakukannya.

"Itu sawah milik asrama ini jeony"

Lagi-lagi jeony dikejutkan dengan suara yang sama, sehingga terdiam lama sembari menghela nafas panjang untuk menetralisir rasa emosi yang sudah menyeruak.

Lalu, jeony menatap alfarad dengan tatapan datar.

"Mau apa lo kesini?"tanya joeny to the point.

"Gini, lo sudah ada disini, jadi lo bisa tenangkan diri disini. Gue cuman mau titip gembok serta kunci pintu persawahan ini sama lo. Gue letakkan dan kuncinya di sarang burung yang kosong paling dekat dengan pohon pisang itu"ucap alfarad sambil menunjuk sarang burung yang berada beberapa meter dari tempatnya berdiri.

"Kalau lo sudah selesai, jangan lupa kembalikan lagi"tukas alfarad sembari berjalan meninggalkan jeony sendiri. Hal itu, tak luput dari sorot mata tajam jeony.

Alfarad membawa kunci dan gembok pada tempat yang di maksud. Kemudian, ia berjalan keluar sedangkan jeony memantapkan diri untuk melangkah keluar.

Terpaan angin sepoi langsung menyambut jeony dan memberikan sebuah kenangan tersendiri. Ia memejamkan mata sejenak hingga butir air mata keluar membasahi pipi chubby. Meski hanya tiupan angin, jeony dapat merasakan kedamaian dan kenyamanan yang selama ini tidak pernah jeony dapatkan.

Jeony kembali membuka mata. Langit senja membiaskan cahaya jingga keemasan di cakrawala, sawah hijau yang begitu damai membentang luas seperti samudra, gemericik aliran sungai dan cicit burung yang bertebrangan di sekeliling memberikan ketenangan tersendiri untuk jeony.

"Harusnya aku bisa setiap saat menikmati ini! Aku ini hidup! Aku manusia hidup! Aku manusia bukan binatang menjijikan yang terkurung dalam ketidakadilan dan hinaan yang terus hadir didalam hidupku!"Teriak jeony sejadi-jadinya meluapkan kekesalan yang sedari tadi ia tahan dan yang selama ini selalu menghimpit dada.

Saung rakit di pinggir sawah menjadi tempat ternyaman bagi joeny. Selama hampir satu bulan jeony berada di asrama keluarga alfarad. Kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan mulai berkurang. Disana jeony selalu diperhatikan, joeny juga memiliki teman yang mau berteman dengannya meski ia tak berbicara banyak, apabila pembahasan ulat bulu yang disampaikan alfarad, jeony selalu berusaha menjadi normal. Ia terus belajar untuk mengendalikan diri dan tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Waktu terus berlalu, hari beranjak menuju senja. Sekarang jeony berjalan mengayuh kursi roda untuk mengambil kunci dan gembok yang ada di sarang burung yang tidak terlalu jauh dari persawahan milik asrama.

"Sudah cukup. Ntar gue kesini lagi"Gumam jeony sembari mencari sarang burung yang ada kunci dan gembok pintu sawah milik asrama. Setelah ketemu kunci beserta gembok, saat itu juga jeony keluar untuk melaksanakan sholat ashar sekalian jeony mengambil jatah makan malam di ruang makan khusus santri.

Semakin banyak hari berlalu, semakin jeony terus belajar yang dimana joeny harus bisa membaur dan bercengkrama dengan baik. Kini bibir ranumnya sering mengulas senyum. Meskipun tidak terlalu lebar, itu menjadi tanda perkembangan yang cukup besar. Seperti saat ini, ketika ia melihat alfarad yang sedang mengukur sawah bersama beberapa santri yang lain. Pria dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu yang kini menjadi pusat perhatian para santri lain termasuk joeny yang saat ini terus memperhatikan interaksi alfarad dengan para santri yang lain. Pria itu benar-benar sangat ramah, selalu menegur, dan selalu mengulas senyum dan menanyakan kabar setiap kali bertemu.

1
Fiyantin Pangestupp
semangat kak/Drool/
Rarapangestu
/Drool/
Rarapangestu
semangat kak
Rarapangestu
/Smile/
Rarapangestu
/Drool/
Fiyantin Pangestupp
kasihan si jeony, semangat ya dek/Drool//Drool/
Rarapangestu
/Drool//Drool/
Rarapangestu
tetep semangat kak/Drool//Drool/
Fiyantin Pangestupp
keren
Rarapangestu
tetep semangat kak /Drool//Drool/
disya
SAVE DULU AHH, NANTI BALI LAGI KALAU SUDAH END
semangatt thorrr/Drool//Drool/
Rarapangestu
harus masuk rekomendasi🥰🥰👌👌
Rarapangestu
semangat kak
Dyajenkpankestu_
odgj orang gangguan mental sakit jiwa kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!