"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."
Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.
"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."
Satu tahun kemudian
Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"
Ikuti kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan
****
Akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Nana sampai di rumah suaminya, sungguh pulang dengan keadaannya seperti ini, membaut Jayden tidak enak pada Nana, Dia takut Jayden menganggapnya berlebihan, belum lagi Nana kerap tidak enak jika harus dilayani oleh pelayan.
Tepat ketika kursi roda yang didorong oleh Rio masuk ke dalam rumah, ternyata Jayden sudah menunggu, baru saja Nana akan menyapa Jayden, Nana menghentikan niatnya ketika melihat Jayden menatapnya dengan kesal. Wanita itu menunduk, karena berpikir Jayden kesal melihatnya dengan kondisi seperti ini, dan Nana berpikir Jayden akan malu karena kondisinya seperti ini diam di kursi roda dengan kondisi cedera.
Sedangkan Jayden kesal karena Nana ingin pulang padahal belum sembuh benar.
"Kenapa kau keras kepala sekali, lukamu belum sembuh benar." Tidak ada keramahan dalam suara Jayden, hingga Nana semakin tertunduk. Sayangnya Nana masih berpikir, bahwa Jayden malu dengan kondisinya yang seperti ini, padahal Jayden benar-benar khawatir.
"Maafkan aku Tuan." Suara Nana sedikit gemetar, pertanda wanita itu ingin menangis. Bagi Nana, Jayden adalah segalanya dengan artian kata, Jayden adalah penolongnya, dan dia tidak mau membuat Jayden marah, itu sebabnya ketika Jayden berbicara ketus, Nana merasa terpukul dan merasa bersalah karena telah membuat Jayden malu.
"Bawa dia ke kamar!" Pada akhirnya Jayden menyuruh Rio untuk membawa nana ke kamar, hatinya begitu panas ketika Rio mendorong kursi roda Nana, tapi dia tidak mungkin memperlihatkan kerisauannya.
****
Satu minggu kemudian
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, Nana turun dari ranjang, wanita itu berjalan tertatih-tatih keluar dari kamarnya, wanita itu berencana untuk kontrol ke rumah sakit.
Nana sengaja pergi pada pukul 04.00 pagi, karena dia takut bertemu dengan Jayden.
Ini sudah seminggu Nana keluar dari rumah sakit, dan selama satu minggu ini pula Jayden tidak pernah datang ke kamarnya untuk sekedar melihat keadaannya, dan Nana menyimpulkan bahwa Jayden kesal karena kondisinya seperti ini, walau bagaimanapun nama sadar Jayden bukan orang sembarangan, jadi bisa saja lelaki itu tidak menyukai dia yang sedang cacat. Jadi sekarang Nana memilih untuk pergi pagi sekali demi menghindari Jayden.
Selama seminggu ini kondisi Nana belum membaik, kaki dan tangannya masih terus terasa sakit, bahkan sekarang Nana harus berjalan menggunakan tongkat, karena akan sulit pergi ke rumah sakit menggunakan kursi roda, dan mungkin terlalu banyak yang Nana cemaskan selama seminggu ini hingga kondisi Nana tidak ada perubahan.
Nana menghela nafas ketika dia sudah berada di lift, berjalan dari kamar ke lift saja sudah membuat Nana amat kesakitan, tapi dia tidak bisa menundanya lagi dia harus segala mengganti gips ke rumah sakit.
Ketika Nana sudah menekan tombol lift, pintu lift kembali terbuka hingga Nana yang menunduk langsung menoleh ke arah depan, mata nana membulat ketika melihat siapa yang ada di depannya, siapa lagi jika bukan Jayden.
"Kau mau ke mana pagi-pagi sekali?" Tanya Jayden, nada lelaki itu tidak terlalu ketus seperti seminggu lalu.
"Tu-tuan, Aku harus pergi ke rumah sakit, untuk mengganti gips ku dan mengontrol keadaan kakiku,"jawab Nana dengan menunduk, jujur dia tidak menyangka akan bertemu dengan suaminya, padahal dia sengaja berangkat pagi hari sekali demi menghindari lelaki itu.
"Turun! Dan kembali ke kamarmu." Nada suara Jayden mulai tegas, membuat Nana menggigit bibirnya dia pun berjalan tertatih-tatih untuk keluar dari lift, dan ketika melihat Nana berjalan kesusahan, Jayden langsung mendahului Nana kemudian pergi ke kamar wanita itu lalu setelah itu dia mengambil kursi roda.
"Duduk di sini!"
Nana mengangkat kepalanya ketika Jayden sudah di depannya, hingga pada akhirnya Nana menurut kemudian dia duduk di kursi roda lalu Jayden langsung mendorong kursi roda tersebut.
Ketika sudah sampai di kamar, Jayden secara alami mengulurkan tangannya pada Nana hingga mau tak mau Nana menerima uluran tangan lelaki itu.
"Apa obatmu masih ada?" Tanya Jayden, Nana menggangguk.
"Dimana obatmu?' tanya Jayden lagi.
Nana pun langsung menuju tempat obatnya disimpan.
"Kau tidak meminum obat ini!" Jayden hampir saja berteriak ketika melihat obat penahan rasa nyeri Nana masih utuh dan baru dimakan 2 butir itu berarti selama seminggu ini Nana tidak memakan obat tersebut.
Nana tersentak kaget ketika mendengar teriakan Jayden, "kenapa kau tidak meminum obatnya!" Hardik Jayden.
"Aku sudah meminum obat itu kemarin, tapi sepertinya obat itu membuat aku alergi, setelah meminum obat itu aku seperti tidak bisa bernafas." Nana menjawab dengan suara yang sangat kecil.
Mata Jayden semakin membulat ketika mendengar ucapan istrinya, emosi seketika menghantam lelaki itu kenapa Nana begitu bodoh, kenapa Nana tidak mengatakan apapun, jika seandainya Nana mengatakan bahwa obat itu membuatnya alergi tentu saja Jayden akan memanggil dokter, dan yang paling membuat Jayden kesal itu berarti selama seminggu ini Nana terus menahan sakit.
"Kenapa kebodohanmu tidak berkurang sedikitpun!" Kali ini teriakan Jayden menggelegar, lelaki itu melampiaskan kekhawatirannya dengan cara yang salah.
"Tu-tuan, maafkan aku."
Hanya ini yang bisa Nana katakan, dia bahkan tidak berani menatap Jayden, baru saja Jayden akan mendekat dan kembali menghardik Nana, Nana sudah terlebih dahulu merubah posisinya membelakangi Jayden karena dia takut pada suaminya. Apalagi teriakan Jayden barusan membuat jantung Nana hampir terlepas dari rongga dadanya.
Aaaa gilaa sedih banget jadi Nana
Kalian ga akan tinggalin komen gtu?