🍷👄🍷👄🍷👄WELCOME👄🍷👄🍷👄🍷
"HARAP BIJAK DALAM MEMILIH CERITA"
Seorang gadis berusia 19 tahun yang sedang di tinggalkan oleh ke2 orang tuanya meninggal dunia, dan kini ai hidup sebatang kara
Chaterine Cristian terpaksa mencari pekerjaan untuk bisa bertahan hidup.
namun naas
Kata ketua mafia itu ia akan di jadikan korban Organisasi gelap serta organnya aka di perjual belikan di pasar ilegal.
Ternyata...
Ia tidak jadi menjadi korban, malah ia menjadi tahanan/tawanan hasrat ke2 ketua mafia kejam itu.
End
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR (DE-W-A-SA)
BAGI YANG DI BAWAH UMUR HARAP "SKIP"
TIDAK MENERIMA KOMEN HATE, YANG BISA MENJATUHKAN SEMANGAT DAN MENTAL AUTHOR, JUGA TOLONG DI HARAPKAN UNTUK MENGHARGAI SEBUAH KARYA, KARENA MENGARANG DAN MENULIS KARYA TIDAK SEMUDAH MEMBACA.
JANGAN LUPA BERI SEMANGAT AUTHOR
DENGAN CARA
-LIKE
-KOMEN
-VOTE
-RANTING
-SUBSCRIBE
BABAY
SEBELUM KEPO, BURUAN BACA CS NYA NANTI PENASARAN LHOO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Ny_Saaaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
Chaterine tertawa miris, karena hatinya senang bisa meledek Nathan, dan Kevin.
Tiba-tiba suara tertawa Nathan, dan Kevin mengglegar dan membuyarkan tawa miris Chaterine.
Chaterine pun merasa sebel, lalu memukul meja dengan keras
Brukh...
Namun Nathan, dan Kevin masih tertawa dan tak menghiraukan emosi Chaterine yang meluap luap di kepalanya.
"Haduhhh tanpan?" Ucap Kevin
Lalu ia kembali tertawa, sambil memandang wajah Chaterine yang merah padam menahan emosi yang meledak.
"Ekhem, Kevin ssttt nanti lavanya meledak" ledek Nathan sambil melirik wajah Chaterine.
Chaterine pun menghela nafasnya berkali-kali, agar ia bisa mengendalikan emosinya.
"Tck, just get to the point" ucap Chaterine dengan ketus.
Nathan, dan Kevin pun duduk mendekat ke Chaterine dan bergelayut manja di tangannya.
"Come on baby, let's go home" ucap Nathan.
Lalu dengan singkat padat and jelas Chaterine menjawab No.
"Why???" Ucap Nathan, dan Kevin secara bersamaan.
Chaterine hanya diam, tak menjawab, bahkan wajahnya tidak menggambarkan ekspresi sedikit pun.
"Yaa Tuhan... Jika boleh jujur aku mencintai mereka apa salah? Tapi... Di satu sisi mereka tidak ingin dan tidak percaya tentang adanya Tuhan, dan pernikahan, aku tidak ingin memiliki hubungan tanpa janji di mata mu, bantulah aku" Chaterine berbicara di dalam hatinya sambil memohon pada Tuhan.
Di saat Chaterine tengah asik melamun, Nathan mengeluarkan kartu poker untuk bermain bersama.
Tik
Nathan menjentikkan jarinya agar lamunan Chaterine membuyar, dan benar saja, Chaterine berhenti melamun dan menatap Nathan.
"Tck, apa!?" Tanya Chaterine..
Nathan memperlihatkan kartu poker ke hadapan Chaterine.
"Come on, sudah lama kita tidak main bersama" Ucap Nathan, dan Kevin.
Tanpa fikir panjang Chaterine pun menyetujui permainan itu, lalu Kevin membagikan kartu tersebut dengan rata, lalu memainkannya.
"Ingat, yang kalah akan mendapat hukuman, dan yang menang bisa meminta 1 permintaan" Ucap Kevin di sela sela permainan.
Chaterine tetap fokus akan permainan, sedangkan Nathan, dan Kevin mereka senyam senyum, seakan memberikan kode satu sama lainnya.
"Tck, ngapain kalian senyam senyum? Habis obat kah? " Tanya Chaterine ketus.
Nathan, dan Kevin hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Chaterine.
"Apa permintaan mu jika menang?" Tanya Nathan di saat permainan itu akan berakhir.
"Aku?" Tanya Chaterine sembari menunjuk dirinya sendiri.
Mereka hanya menganggukkan kepala lalu menatap nya sambil menunggu jawaban dari Chaterine.
"Kepo" Jawab Chaterine.
Jawaban itu mampu membuat Nathan, dan Kevin terbelalak, dan terkejut akan ke cuekan nya.
"Begitu berbeda..." Ucap Kevin sambil menghela nafas.
"Hmm tentu, manusia itu bisa berubah, bahkan hati dan sifatnya." ketus Chaterine lagi.
JEDER...
Bagai di sambar petir Nathan, dan Kevin membeku, mendengar perkataan Chaterine.
"Apa Chaterine memang benar sudah tidak mempunyai perasaan? Apa ia memang benar² ingin menikah dengan Carlost?" Hati Nathan terus berkecamuk seakan akan terjadi bentrok.
"Sudah ku duga, mana mungkin pemimpin dari seluruh mafia mempunyai hati dan perasaan, bukankah organisasi gelap sering di kenal dengan sebutan tak punya hati dan pemberi ampunan, apa lagi kasihan. Itu sangat² mustahil, makanya mereka menganggap mereka tak membutuhkan Tuhan" Ucap Chaterine di dalam hati dan benaknya.
Karena merasakan sesak dan sakit di hatinya, Nathan, dan Kevin mencengkram erat dagu Chaterine dan menggenggam rambut Chaterine dengan kasar, seakan-akan Chaterine adalah barang.
"INGAT CHATERINE, KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA MENYANGKAL PERNYATAAN BAHWA KAU AKAN MELANGGAR ATURAN KONTRAK DAN PERJANJIAN AWAL, DI DALAM KONTRAK ITU TERTULIS BAHWA KAU TIDAK AKAN BISA PERGI DARI KAMI, KARENA HIDUPMU SUDAH KAMI BELI, JIKA KAU PERGI MAKA KAMI AKAN MENGERTI MU HIDUP² TANPA KAMI BUNUH" Setelah mengatakan itu Nathan menghempaskan kepala Chaterine ke meja, lalu ia memakai mantel serta soalnya kembali dan bergegas pergi ke luar kamar, sebelum ia menutup pintu ia kembali membuka pembicaraan.
"INGAT, KAMI AKAN KEMBALI MENYERET MU KE SISI KAMI".
Setelah mengatakan itu pintu kamar itu pun di banting oleh Nathan, dan Kevin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Indonesia, Carl berhasil menemukan keberadaan Chaterine, lalu ia bergegas memberi tahu ke George dan Daminan.
Carl berlari menuju taman belakang filla itu mencari keberadaan George dan Daminan.
" Pah aku mendapat koneksi Chaterine, dia berada di rumahnya" Ucap Carl tergesa-gesa.
Mendengar hal itu George, Daminan, dan Carl langsung ke jet pribadi dan menyuruh pilot mereka untuk menggunakan kecepatan sangat tinggi.
Pilot pun menuruti titah sangtuan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Sedangkan Chaterine ia terduduk lemas, memandangi luka² lebam nya di kaca sambil menyentuhnya.
"Mengapa penderitaan ku belum juga berakhir? Setiap aku pindah ke mana pun tetap di dapatkan oleh mereka, harus ke mana lagi aku bersembunyi? Jujur aku mencintai mereka, tapi melihat perlakuan mereka kepada ku, aku sadar bahwa mereka hanya membutuhkan boneka untuk menyalurkan hasrat dan nafsunya, bukan untuk minta di cintai." Gumam Chaterine sambil menyeka bukit air matanya yang terus menerus jatuh.
Hiks Hiks Hiks.
Chaterine menangis sesenggukan sambil memeluk lututnya, ia membenamkan wajahnya di lutut sambil menahan sesaknya hatinya saat ini, tenggorokan nya terasa tercekat, matanya memanas bahkan hatinya terasa sangat sangat sakit.
"Ohh Tuhan, mengapa kau memberikan ku ujian begitu berat? Bukankah kau tau, tiada lagi tempat untuk aku mengeluh kesah atau bersandar, hikss sungguh malang kisah hidupku, apa kah kau tidak memperbolehkan ku untuk hidup Damai dan tentram? Aku juga mempunyai impian yang indah, tapi yang ku dapat adalah ke suraman" Chaterine berbicara sendiri emosi. Ia terus menerus menangis.
Di saat Chaterine menangis sejadi-jadinya tiba-tiba pintu di dobrak dan masuk lah 3 orang pria menghampiri nya.
"Chaterine...!" Teriak Carl, dan George.
Mereka sangat sangat panik melihat luka luka di tubuh Chaterine, dan melihat Chaterine menangis hebat.
Carl langsung memeluk Chaterine, menariknya ke dalam dekapannya, lalu mengusap usap pucuk kepalanChaterine.
"Cepat kita pergi dari sini" Ucap George.
"Hmm, sebelum terlambat" Sambung Daminan.
Mendengar hal itu Carl pun segera menggendong Chaterine ala bridal style, menuju keluar dari rumah itu, tetapi tangan Chaterine meraih chip yang tertinggal di atas meja tanpa sepengetahuan semua orang.
"Tenanglah Chaterine aku sudah di sini" Ucap Carl menenangkan Chaterine.
Chaterine Hanya angguk², dan mengalungkan tangannya di leher Carl sambil membenamkan wajahnya di dada Carl.
"Aku akan berlindung dan bersandar di bawah naungan keluarga George, sorry Nathan, dan Kevin. Aku mencintai kalian tapi aku tidak suka dengan perlakuan kalian kepada ku, aku akan membalas perlakuan kalian, dan kali ini aku tidak akan melupakannya lagi, dan mengulang kesalahan untuk yang ke dua kali nya" Ucap Chaterine dalam hati.
Mobil pun melaju melewati jalan pintas yang sunyi, hanya ada hutan dan pepohonan yang di lewati tidak ada satupun rumah di pinggiran tersebut.
Chaterine terus di peluk oleh Carl, Carl tidak membiarkan Chaterine melepaskan pelukan itu walupun hanya sedetik saja.
Saat sampai, gerbang yang begitu besar itu di buka oleh beberapa bodyguard, untuk mempersilahkan tuan mereka masuk, setelah mobil itu masuk gerbang itupun kembali di tutup dan dijaga ketat, bahkan di pasang tegangan listrik yang tinggi.
Mobil itu pun berhenti di lobby, George, dan Daminan turun terlebih dahulu, lalu Carl pu menyusul sambil menggendong Chaterine lagi ala bridal style menuju ruang utama.
Di ruang utama Diana ayok melihat luka luka yang ada di sekujur tubuh Chaterine Diana berteriak melihat hal itu.
"Astaga... Chaterine" Setelah berteriak mengatakan itu Diana berlari menghampiri Chaterine.
Chaterine Pun di dudukkan di sofa, lalu maid membawakan kotak P3K, dan menyerahkannya ke Carl. Carl menyambut kotak itu lalu membuka dan mengambil salep dan antiseptik.
Carl mengerahkan tangannya untuk mengobati Chaterine, Chaterine pun hanya pasrah dengan hal itu. Ia menahan sakit saat di obati itu.
"Luka yang di obati begitu sakit" Ucap Chaterine di dalam hati.
"Apa ini sakit?" Ucap Carl lembut.
Chaterine Hanya menjawab dengan anggukan kecil.
"Sedikit, tenanglah aku tidak apa apa" Ucap Chaterine seraya menenangkan semua orang yang berada di situ.
"Aku hanya takut ia akan kembali dan membawa ku" Gumam kecil Chaterine.
George, Daminan, Carlost, dan Diana pun menatap Chaterine dengan tatapan teduh seakan-akan menenangkan Chaterine bahwa ia aman berada di kenangan keluarga itu.
"Tenang lah Chaterine, kau akan aman di sini,"
Ucap George menenangkan Chaterine
Luka luka Chaterine pun di obati, setelah itu Chaterine di bawa ke meja makan untuk di jamu, mereka pun makan malam bersama dengan hening hanya ada dentuman bunyi gesekan peralatan makan saja yang menggema di ruangan itu.
Setelah selesai makan malam, Carl menggendong Chaterine menuju kamarnya, ia tak ingin Chaterine merasakan lelah.
"Carl aku bisa jalan sendiri" Ucap Chaterine sambil melipat tangan di dadanya.
Carl tidak menghiraukan Chaterine, ia terus menggendong Chaterine ala bridal style menaiki lift lalu menuju kamarnya. George, dan Diana yang melihatnya hanya senyam senyum, karena melihat keromantisan Chaterine, dan Carlos.
"Ku harap mereka bersatu" Gumam Diana seraya bergelayut manja di tangan George.
George hanya tersenyum dan mencium pucuk kepala Diana.
Di kamar Chaterine...
Mereka duduk di Balkon kamar Chaterine seraya duduk santai di sofa dan menikmati keindahan langit malam yang di penuhi bintang bintang yang indah, serta bulan yang penuh.
"Chaterine" Panggil Carl.
Chaterine yang merasa namanya di panggil pun menoleh dan mengangkat sebelah alisnya sambil menunggu Carl mengucapkan kalimat berikut nya.
"I So Love You" Sambung Carl.
Degh...
Hati Chaterine seakan-akan berhenti berdetak, bahkan ia berhenti bernafas, seakan-akan ada setruman di tubuh dan hatinya ketika mendengar kalimat itu.
tiba-tiba...
Di benak Chaterine muncullah ingatan perkataan Nathan, dan Kevin yang selalu mereka lontarkan ketika bercinta ber3.
"Our Chaterine really loves you" Itulah kata dan kalimat yang selalu di lontarkan Nathan, dan Kevin ketika mereka bersama dan memadu kasih.
Chaterine pun membuka suara dengan mengumpulkan keberanian dan berusaha membendung air matanya yang menumpuk di pelupuk matanya, air mata itu ingin terjatuh namun Chaterine bisa menahannya.
