Hasna Az Zahra terpaksa harus menikahi Mantan Mertuanya setelah tunangannya meninggal dunia. Dalam pernikahan ini, dia menjadi orang ketiga, di perlakukan tidak adil, menjadi istri yang tak di anggap. Mantan Mertuanya sangat membencinya dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan anak semata wayangnya.
Akankah Hasna bertahan menjadi madu Mantan Mertuanya atau memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Alena
"Le, kamu kenapa?"
Seorang wanita memegang bahu Alena, sahabatnya itu menghubunginya dan mengajaknya keluar. Di sinilah mereka, di sebuah klub malam.
"Kenapa?" imbuhnya lagi. Dia tahu, bahwa kehidupan Alena kadang tidak berjalan dengan baik. Mencintai seseorang, namun tidak di cintai sangat menyakitkan. Ia pun bingung dengan sikap Serkan, pria itu kadang memanjakan Alena, tapi kadang bisa bersikap dingin jika menyangkut sesuatu yang tidak ia sukai.
"Serkan menikah lagi."
"What?" satu kata itu membuat kedua mata Tasya membulat sempurna, seolah akan keluar dari tempatnya. Ia begitu terkejut dan tidak percaya.
"Kok bisa?"
Tasya akui, meskipun Serkan seorang duda, tapi pesona mampu menyihir kau hawa, entah masih remaja atau sudah dewasa. Bahkan pernah ada seorang remaja yang masih memakai putih abu-abu menyatakan cinta pada Serkan di depan Alena.
"Karena Azzam, wanita itu tunangan Azzam."
"Apa Serkan gila?" pekik Tasya. Dia tidak percaya kalau Serkan menikahi mantan menantunya dulu karena Azzam telah tiada.
"Bahkan Abhi memintanya untuk melahirkan anak." Rintih Alena. Ia benar-benar frustasi pada Serkan. Hatinya sangat sakit di tusuk luar dan dalam. Sekalipun Serkan tidak mencintai tunangan anak tirinya, tapi kata menikah itu pasti menyakitkan bagi banyaknya perempuan.
"Sabar Len, aku yakin Serkan tidak akan terpincut padanya."
"Kalau itu aku tahu, tapi aku takut." Dia meneguk jusnya kembali, dia memang berada klub, tetapi dia meminta jus karena tidak ingin mabuk.
"Sakit rasanya Sya,"
"Serkan tidak menyukainya, tenang saja. Kau hanya membuat Serkan merasa jengah dengannya." Tasya teringat perkataan Alena beberapa bulan lalu, kalau anak tirinya ingin menikah dengan gadis yang tidak memiliki apa-apa dan yatim piatu. "Dia gadis miskin, pasti Serkan tidak akan menyukainya. Kau tenang saja Len."
"Hah, benar. Serkan tidak akan mencintainya, apa lagi dia bukan tipe Serkan."
"Ya, kau hanya perlu bersikap lembut saja. Apa kau telah selesai memeriksa rahim mu?"
"Sudah, semuanya aman, tapi aku belum beruntung saja."
"Sekarang kan sudah aman, jadi tidak perlu lagi kau resahkan." Tasya menyentuh pundak Alena. "Aku akan mendukung mu,"
Drt
"Nyonya, anda di mana?" tanya Andreas. Dia menatap majikannya yang lemah di atas sofa. Entah berapa banyak botol yang di habiskan Serkan menuruti nafsu kemarahannya.
"Kenapa?"
"Tuan mabuk dan butuh Nyonya,"
"Baiklah aku akan pulang," ucap Alena. Dia langsung bergegas pergi setelah berpamitan dengan Tasya, sahabatnya itu.
***
"Nyonya," Andreas menunduk dengan hormat. Dia sudah memindahkan tubuh Serkan dari sofa, walaupun sempat sempoyongan. Sekalipun Serkan tidak membutuhkan Alena di waktu mabuk karena ada beberapa Art, tapi sebagai berjaga-jaga saja. Dia harus tetap menghubungi Alena.
"Kenapa bisa?" tanya Alena menatap Andreas. Dia meminta jawaban kenapa suaminya mabuk berat. Selama ini suaminya tidak pernah mabuk seperti saat ini.
"Karena masalah hati Nyonya, saya pamit pergi, saya harap nyonya bisa merawat tuan."
Alena mengangguk, tentu saja dia akan merawat Serkan. Karena pria ini adalah pria yang dia cintai.
Alena mengompres tubuh kekar Serkan dengan telaten. Setelah selesai dia mengecup bibir Serkan yang menjadi candu baginya. "Aku merindukan mu, Bhi. Sudah lama kita tidak melakukannya. Aku sangat rindu,"
Alena semakin mencium dalam bibir Serkan. Samar-samar pria itu membuka kedua matanya dan melihat Alena. Sentuhan tangan Alena di bawah sana membuat benda itu menegang, karena larut permainan sang istri. Kini Serkan lah yang mengambil Alih. Dia justru menidih tubuh Alena dan melakukannya dengan malam penuh gairah.
makanya Azzam memilih calon istrinya utk mendampingi ayahnya