NovelToon NovelToon
Tumbal Jenazah

Tumbal Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Iblis / Hantu / Tumbal
Popularitas:42.3k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Gita, putri satu-satunya dari Yuda dan Asih. Hidup enak dan serba ada, ia ingat waktu kecil pernah hidup susah. Entah rezeki dari Tuhan yang luar biasa atau memang pekerjaan Bapaknya yang tidak tidak baik seperti rumor yang dia dengar.

Tiba-tiba Bapak meninggal bahkan kondisinya cukup mengenaskan, banyak gangguan yang dia rasakan setelah itu. Nyawa Ibu dan dirinya pun terancam. Entah perjanjian dan pesugihan apa yang dilakukan oleh Yuda. Dibantu dengan Iqbal dan Dirga, Dita berusaha mengungkap misteri kekayaan keluarganya dan berjuang untuk lepas dari jerat … pesugihan.

======
Khusus pembaca kisah horror. Baca sampai tamat ya dan jangan menumpuk bab
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 ~

“Dikunci,” keluh Ikbal.

Sudah tiba di depan rumah Gita bersama Dirga, pagar rumah terkunci. Dirga memasukan tangannya di antara sela besi, beruntungnya hanya selot kunci bukan gembok.

“Cepat, Mas.”

Kedua pria itu berlarian menuju pintu rumah dan kali ini benar-benar terkunci.

“Gita!” teriak Ikbal.

“Ada pintu lain?” tanya Dirga menjauh dari pintu dan menatap sekeliling. Aneh, padahal belum terlalu malam, tapi kediaman itu sudah sangat sepi.

“Pintu belakang.” Ikbal berlari ke samping rumah melewati musholla kecil  dan bangunan tempat para pegawai rumah itu tinggal.

“Mas Ikbal mau kemana?” tanya Karto supir keluarga Yuda.

“Gita dalam bahaya,” sahut Ikbal.

“Dikunci Mas, kita tidak bisa masuk. Bahkan makan siang Mbak Gita kita antar lewat sela teralis.”

“Gil4,” sahut Dirga gegas melanjutkan langkahnya menuju belakang rumah bersama Ikbal. Karto pun ikut berlari.

Benar saja, pintu belakang pun dikunci.

“Dobrak aja!” titah Dirga menatap area belakang rumah itu. Merasakan aura tidak biasa di sana.

Brak.

Ikbal tidak berhasil mendobrak pintu dengan menghantamkan tubuhnya. Bersama Dirga mengambil ancang-ancang dan ….

Brak

Ikbal sempat tersungkur, tangannya menunjuk ke dalam.

“Gita, Mas.” Dirga meninggalkan Ikbal yang dibantu Karto.

“Gita,” teriak Dirga sambil berlari ke dalam rumah. Melewati kamar yang terkunci, mengetahui ruangan itu yang dibicarakan oleh Gita dan Ikbal. Sementara diabaikan karena tujuannya adalah kamar Gita.

“Astagfirullah,” ucapnya sambil menghentikan langkah saat melihat pocong di depan pintu sebuah kamar.

Terdengar teriakan Gita dari dalam. Dirga melantunkan doa sambil berlari lalu menendang sosok yang berdiri menghantamkan tubuhnya ke pintu. Sosok tersebut langsung hilang.

“Gita,” panggil Dirga sambil menekan handle pintu lalu mundur beberapa langkah dan mencoba mendobrak pintu kamar itu.

Tidak berhasil, pintunya cukup kuat. Apalagi tadi sudah mengerahkan tenaganya untuk membuka pintu belakang.

“Ayo, Mas!” ajak Ikbal.

“Sama saya saja,” ujar Karto.

Dengan aba-aba, kedua pria beda generasi itu mendobrak pintu dan berhasil.

“Gita!” pekik Ikbal.

Bukan hanya Ikbal yang terkejut, Dirga dan Karto pun sama. Kondisi kamar Gita sudah berantakan karena plafon yang roboh. Juga tubuh Gita yang terangkat dari ranjang lalu terhempas ke dinding.

“Gita!” teriak Dirga meraih tubuh gadis itu.

“Ma-s.”

“Gita,” panggil Ikbal.

Wajah Gita ada memar karena terbentur dinding dan bagian lain berdar4h. Karto masih berdiri mematung melihat sosok berdiri di dekat jendela.

“Mas Ikbal, itu ….” ujar Karto.

Ikbal dan Dirga menatap ke arah yang ditunjuk Karto. Sosok pocong yang tadi terjatuh dari atap perlahan berubah menjadi asap hitam. Lampu berkedip menandakan ada kehadiran dari dimensi lain.

“Ayo, pergi!” ajak Dirga sambil menggendong Gita.

“Cepat, MAs!” ajak Karto.

Ikbal sempat mengambil ransel Gita di atas meja dan kunci mobil. Saat melewati ruangan yang terkunci, langkah mereka sempat terhenti. Terdengar suara teriakan dan barang berjatuhan dari dalam.

“Ayo, keluar, Mas!” teriak Karto.

Karto menuju pintu pagar dan membuka lebar, kemudian kembali ke kamar memanggil Minah dan yang lainnya agar meninggalkan rumah itu. Dirga sudah mendudukan Gita dan memasang seatbelt.

“Ayo, Mas. Aku pake motor. Kita pulang ke rumah.”

Suara gaduh dari dalam rumah juga teriakan seperti ada yang mengamuk, mungkin saja iblis yang disembah oleh Yuda.

“Gita,” panggil Dirga. Sambil mengemudi sesekali ia menoleh ke samping, tangan kirinya sempat mengusap wajah Gita yang tidak sadarkan diri.

***

“Ya ampun, Gita. Kamu kenapa, nak?” tanya Ibu Ikbal saat Dirga menggendong Gita dan membawanya ke kamar Ikbal.

“Bu, Gita dalam bahaya. Mungkin bude Asih mengalami hal yang sama dengan Gita.”

“Apa maksudmu?”

“Pakde Yuda, entah dia melakukan perjanjian apa. Bude Asih dan Gita akan jadi korban,” tutur Ikbal. Ia menatap Dirga yang sedang bicara lewat telpon lalu menghampiri. Bukan ingin mencuri dengar, tapi mereka perlu bekerja sama untuk menyelamatkan … Gita.

“Iya tante, nanti aku pulang. Aku perlu bicara dengan Om Aldo.”

“Kuliah sudah selesai tiga tahun lalu, masih aja di sana. Cepat pulang, kasihan Papa Kaivan.”

“Iya,” jawab Dirga.

“Mas Al, ini Dirga mau bicara.” Terdengar suara Yura memanggil suaminya. “Loudspeaker, aku mau dengar.”

“Hm. Kenapa Ga?”

“Om, bantu aku. Maksudnya, temanku dalam bahaya.”

“Bahaya gimana?” tanya Aldo lagi.

“Bahaya, kamu dalam bahaya Ga?” kali ini Yura yang bertanya.

Digra menggaruk kepalanya. Menceritakan masalah Gita dan apa yang dia lihat tadi.

“Ga, kamu tidak tahu apa yang kalian hadapi dan perjanjian apa yang dilakukan oleh keluarga itu,” tutur Aldo. “Baiknya kamu temui ayah Gita dan tanyakan. Om tidak tahu apa bisa kita selamatkan Gita kalau memang ia ditumbalkan.”

“Ayolah Om, tolong Gita. Dia tidak tahu apa-apa, aku yakin dia dan ibunya hanya korban.”

“Mas,” terdengar suara Yura dan Aldo bicara sambil berbisik.

“Dirga, pastikan Gita melewati malam ini dengan aman. Jangan berhenti berdoa. Om akan datang secepatnya.”

Tidak lama panggilan berakhir. Terdengar teriakan dari dalam kamar, Ikbal dan Dirga gegas kembali.

“I-tu di atap seperti ada yang berjalan.” Ibu Ikbal menunjuk  ke arah plafon.

“Kita harus bawa Gita dari sini. Ke tempat yang aman. Apa ada pondok atau pesantren, yang paling dekat?”

“Ada, MAs. Biar aku yang mengemudi,” usul Ikbal. “Ibu di sini saja, mereka mengejar Gita bukan kita.”

“Hati-hati, jaga diri kalian.”

Ikbal mengemudi, Dirga di kabin belakang bersama Gita yang masih tidak sadar. Mulut keduanya tidak lepas beristighfar dan melantunkan doa. Entah mengapa suasana dusun itu sangat sepi, padahal belum terlalu larut.

Saat akan melewati jembatan, Ikbal menghentikan laju mobil.

“Mas, di depan ….”

Dirga menghela nafasnya, ada beberapa pocong seakan mencegah mereka untuk menghalangi jalan.

“Mereka tidak nyata, terus saja.”

“Tapi, Mas!”

“Bahayanya tetap sama, kita lanjut atau kembali. Nyawa Gita taruhannya.”

Ikbal menarik nafas lalu membaca doa dan kembali melaju.

 

1
maya ummu ihsan
baru ingat sama Tuhan
Rinisa
👍🏻👍🏻👍🏻
Rinisa
Syerem
Rinisa
Di Mulai teror nya...
Rinisa
judul & gambar nya bikin merinding, aku baca karya ini terakhir. . 🙊🙈
Rinisa
Seru & menenangkan...👍🏻
Rinisa
Horor terakhir yg blm ku baca...
🥰Siti Hindun
Aamiin..
🥰Siti Hindun
tegang euyyy
🥰Siti Hindun
demen banget sih tatap²an sama poci, Git🤭
🥰Siti Hindun
jadi inget celetukan ponakan aku waktu kecil, dia pernah nanya gini sama aku. bi kalo ada setan yg nama'y kuntilanak berarti ada juga dong kuntilindung?🤣🤣🤣🤣
🥰Siti Hindun
seru loh kak, untung aku baca'y jam segini. g kebayang gimana jadi'y kalo aku baca malem²
🥰Siti Hindun
begitulah manusia. ketika kita susah dn membutuhkan bantuan dari mereka yg kita dapat malah hinaan dn cacian.
🥰Siti Hindun
tatap-tatapan sama poci? siapa berani🤣🤣
🥰Siti Hindun
coba minta bantuan ma tu pocong Yud, jan cuma liatin doang😅
🥰Siti Hindun
baru mampir aku kak
estycatwoman
very nice 👍💯😊
Wisell Rahayu
baru mampir thoor masih menyimak😀
Hariyanti Katu
Aamiin🤲🤲
Hariyanti Katu
mantaf
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!