NovelToon NovelToon
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Kisah cinta anak SMA terhadap seorang dokter tampan yang baru saja dikenalnya di sebuah pesta ulang tahun temannya. Sonia demikian mabuk kepayang dan jatuh cinta pada dokter Monark, tanpa dia menyadari bahwa dia menjadi target sang dokter. Segala nasehat kakaknya tentang pribadi sang dokter, sama sekali tidak didengarkan. Tapi situasi bisa saja berubah. Bagaimana kelanjutan cinta Sonia dengan dokter Monark?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 : DONI LAGI

Liburan di rumah Shisi sudah berakhir. Anak anak meneruskan liburannya di rumah masing masing, menunggu tahun ajaran baru. Monark sudah berangkat ke Brunei sejak beberapa hari sebelumnya. Tepatnya dua hari setelah pesta perpisahannya dengan gadis gadis manis yang telah menemaninya selama beberapa hari di rumah sepupunya.

    Kirana lega ketika pulang ke rumah. Monark tidak meneruskan upaya untuk mematahkan hati adiknya. Sang adik juga sudah mengetahui kisahnya dengan Monark tanpa dia harus bercerita. Gadis itu melanjutkan hari harinya seperti biasa, menjadi asisten dokter sambil menunggu Ujian Kompetensi Dokter nya. Lebih banyak diam di kamar sambil membaca diktat kalau tidak tugas di rumah sakit.

    Sonia tidak bertanya lebih lanjut kepada kakaknya. Dia tahu bahwa usahanya mendamaikan Monark dengan kakaknya tidak berjalan mulus. Kalau tidak boleh dikatakan tidak berhasil. Padahal dia sudah berkorban, sudah rela melepaskan Monark dan membiarkan hatinya berdarah. Dia melihat hubungan kakaknya dengan Monark masih seperti kemarin kemarin, seperti orang asing. Dia tentu tidak tahu ketika Kirana mendatangi tempat praktek Monark untuk memintanya melepaskan adiknya. Dia juga tidak tahu syarat yang diajukan Monark kepada kakaknya. Dia bahkan tidak tahu ketika beberapa hari lalu Monark meminta kakaknya kembali dan ditolak. Ya, Sonia masih patah hati. Tidak mungkin dia mengemis cinta pada Monark sekalipun dokter tampan itu tidak kembali kepada kakaknya. Monark sudah bilang bahwa dia mencintainya sebagai adik, bukan kekasih. Dia sadar masih ingusan, SMA saja belum lulus. Dia sedikit terhibur, kalau ada telepon dari Idham yang suka berbagi cerita, sesekali mereka bersenda gurau. Ya, Idham mulai tancap gas!

Sejak gadis pujaannya mau duduk disebelahnya, dia merasa memperoleh angin. Kenapa tidak dicobanya? Mereka belum masuk sekolah lagi, jadi cuma bisa berhubungan lewat telepon atau chatting. Idham belum berani bertandang ke rumah Sonia. "Belum jadian, masih pedekate," katanya ketika ditanya oleh Shisi.

    Siang itu, sambil membawa cemilan dari ruang makan, Sonia berjalan menuju kamar. Diputarnya CD yang berisi lagu lagu yang sering dinyanyikan Monark. Dibukanya novel yang baru saja dia beli, tapi baru membaca beberapa halaman sudah ditutupnya buku itu. Dia tidak bisa fokus pada bacaannya. Justru lagu yang didengarnya membawa angannya kembali. Ketika Monark memegang tangannya, memandanginya sampai dia salah tingkah, atau ketika mencium keningnya. Ah, Monark...!

    Tok tok tok..... samar samar didengarnya ada yang mengetuk pintu depan. Siapa yang bertamu siang siang begini? pikirnya. Tidak mungkin mama atau Kirana. Karena pintu depan juga tidak terkunci, hanya ditutup saja. Jangan jangan Monark, pikirnya. Tapi..... ah, tidak mungkin. Ini kan baru beberapa hari sejak dia berangkat.

    "Halo..... apa kabar?" sebuah wajah yang telah dikenalnya menyapa dengan senyum. Wajah yang membuatnya ketakutan dan menyebabkan kakinya terkilir.

    "Kamu........?" Sonia hampir saja menutup pintu kembali. Dia teringat ketika Doni, pemuda itu, mendekatinya saat dia bermain ke rumahnya sampai dia ketakutan dan melarikan diri. Hingga akhirnya ditemukan oleh Idham.

    "Heeiii...... aku tidak bermaksud jahat." Tangan pemuda itu sedikit menahan pintu yang hendak ditutup.

    "Apa maksudmu? Dari mana kamu tahu rumahku?" tanyanya dengan wajah masih diliputi rasa takut

    "Sungguh, aku tidak bermaksud jahat. Aku..... aku cuma ingin berterima kasih! Bolehkah aku duduk? Aku capek berdiri dari tadi." Sonia ragu ragu, tapi akhirnya dia membuka pintu lebih lebar dan membiarkan Doni masuk dan duduk di kursi di ruang tamu. Tidak sopan membiarkan tamu di luar kepanasan, pikirnya.

    "Rumahmu bagus," kata pemuda itu.

    Hm, mau apa sebenarnya si sinting ini? Jangan jangan........ Sonia teringat pengalamannya yang lalu. Hiii !! Dipandangnya pemuda dihadapannya itu. Hm, ada yang agak berbeda.  Ternyata kadar kenyentrikannya sudah berkurang. Lebih rapi dengan pakaian kasual yang biasa dipakai oleh anak muda zaman itu.

    "Ehm..... sebenarnya aku kemari......" pemuda itu ragu ragu. "Dari mana kau tahu alamat rumah ini?" sembur Sonia. Lebih baik galak dulu supaya dia tidak berani macam macam kayak  kemarin. Lagipula ini kan rumahku. Kalau dulu itu kan di rumahnya, pikir gadis itu.

    "Aku...aku tanya temanmu yang gendut itu." Doni menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tadinya aku bertanya ke temanmu yang laki laki yang tinggal di rumah itu, tapi dia tidak mau memberitahu. Katanya tidak tahu karena dia belum pernah ke rumah ini. Kebetulan beberapa hari lalu aku lihat si gendut itu keluar dari rumah tersebut, maka aku minta si bibi menanyakan alamatmu dengan alasan mau mengirimkan hadiah untukmu."

    Pasti Zaza, pikirnya. Dia memang beberapa kali pernah main ke rumah ini. Idham pasti tidak mau memberitahu walaupun tahu alamatnya

    Sonia diam saja. Tidak bereaksi. Menunggu Doni melanjutkan ceritanya. Dia masih teringat kejadian tempo hari.

    "Ehm.... begini, sebenarnya aku ingin berterima kasih kepadamu....eh, kepada kalian," katanya.

    "Aneh! Kau sudah mengirimkan bunga. Terima kasih untuk apa?" gadis itu menjawab ketus.

    "Setelah kejadian aku diguyur oleh kalian sampai basah kuyup, ternyata aku tidak sakit. Sampai beberapa hari aku tetap sehat. Bahkan aku harus mandi karena pakaianku basah semua. Tapi aku tidak sakit seperti yang aku alami selama ini. Biasanya kalau aku sering sering kena air, aku selalu jatuh sakit."

    Sonia tersenyum kecil mengingat cerita teman teman temannya. Bagaimana mereka mengerjai Doni sampai basah kuyup dan kebingungan merasa ada setan yang menyiramnya.

    "Sekarang aku bisa lebih bebas keluar rumah. Tidak takut kehujanan atau kepanasan. Kuliahku bisa lebih lancar." Pemuda itu melanjutkan ceritanya.

    "Kau? Kuliah? Dimana?" Sonia heran juga pemuda nyentrik seperti Doni ternyata mahasiswa.

    "Di Institut Kesenian Jakarta. Jurusan Seni Musik. Tapi aku juga punya hobi melukis. Jadi aku melakukan keduanya. Kadang melukis, kadang main musik atau menulis lagu."

    "Kau tinggal sendirian di rumah itu?" Sonia mulai tertarik. "Dimana orang tuamu?"

    "Papi tugas di luar negeri. Belanda. Mami mengikutinya. Aku tidak bisa ikut karena harus kuliah disini."

    Jadi rumah itu rumah orang tuanya. Pantas saja besar dan megah seperti rumah diplomat, pikir gadis itu sambil memperhatikan pemuda  dihadapannya. Kalau sedang tidak nyentrik atau sinting, dia sebenarnya lumayan tampan seperti pemuda pemuda lain. Tampak lebih dewasa dari Idham. Mungkin karena dia sudah mahasiswa sementara Idham masih duduk di bangku SMA. Tapi tetap lebih tampan Monark ku, batinnya. Kok aku membandingkan ketiganya sih? Sonia tertawa geli.

    "Kok kamu tertawa? Apakah ceritaku ada yang lucu?" Kening Doni berkerut.

    "Eh engga kok. Aku cuma ingat teman teman," sahut gadis itu mencari alasan yang tepat. Tidak mungkin berterus terang bahwa dia sedang membandingkan Doni dengan pemuda pujaannya serta dengan pemuda yang saat ini mengejarnya.

    Percakapan dua muda mudi di ruang tamu itu berlangsung cair. Sonia lebih banyak mendengarkan cerita Doni sambil sesekali menyela. Ternyata Doni tidak seperti yang dipikirkannya. Heran juga kenapa waktu itu perilakunya aneh? Apa mungkin karena pikirannya saat itu selalu terbebani oleh trauma karena penyakitnya?

    Sampai akhirnya Doni pamit karena merasa sudah cukup lama dia bertamu. "Kapan kapan aku datang lagi, boleh ya?" Pemuda itu meminta izin. Sonia mengangguk. "Nanti aku akan bawa gitar dan mainkan lagu untukmu. Atau kita bisa nyanyi bareng, Terima kasih sekali lagi," katanya sambil melangkah keluar. Sonia mengikuti hingga di pintu ruang tamu dan melihat sebuah mobil terparkir di halaman. Hm, rupanya dia datang dengan mobil. Pantas saja! Kan dia sudah mahasiswa. Dia menutup pintu dan melangkah kembali ke kamarnya. Lalu memutar lagu lagi dan melanjutkan lamunannya. Hanya saja sekarang bertambah seorang teman, Doni!

1
Siti Khalimah
beneran tamat ni???
julius: Baca karyaku yg terbaru ya kak? Ketika Secuil Cinta itu Tumbuh. Terima kasih 🙏🙏🙏
julius: iya kak hehehe. Tunggu cerita berikutnya ya? Tidak kalah menarik kok. Jangan berhenti dukung author ya? 🙏🙏🙏
total 2 replies
Siti Khalimah
eh tambahdeh penggemar sonia
julius: dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
moga kirana balikan sama ? monark
julius: sabar ya kak? up date nya sedang dikerjakan 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
uhh sakit
Siti Khalimah
ok semangatttt
julius: terima kasih kak
total 1 replies
Siti Khalimah
waduh gawat!!!!dendam den#am
Siti Khalimah
lanjuuutttt
Siti Khalimah
kenapa langsung kecantolya sonia?
julius: Hehehe, mungkin karena cinta monyet ketemu karisma dokter ganteng kak. Mohon terus dukung author ya kak...
total 1 replies
Morna Simanungkalit
tetap semangat ya thor
julius: Terima kasih. Terus dukung ya kak....
total 1 replies
Sunshine🤎
Semangat trs untuk authornya. 1🌹 for you sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain dan promosiin karyamu Thor /Ok/
julius: Terima kasih. Dukung kami terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Gila seru!
julius: terima kasih. dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Haruhi Fujioka
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
julius: Sabar ya kak, tiap saat pasti di update koq. Terima kasih dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!