Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Tangan Wisnu yang satu lagi mulai tidak tinggal diam bergerilya di bawah sana,menyusup kebalik segitiga milik Ami yang mulai basah. Wisnu tersenyum penuh arti. Menarik segitiga milik Ami dan membuangnya sembarangan.
Kepala Wisnu tau - tau sudah berada diantara paha Ami. Menyesap dan mengelitik di bagian inti Ami. Ami merasakan sensasi yang membuatnya melayang.
Ami yang tidak mau polos sendiri lantas membuka kemeja dan celana Wisnu. Tongkat sakti milik Wisnu menggantung panjang dan mengeras nampak ada urat - uratnya.
Kembali Wisnu memainkan lidahnya di goa milik Ami. Tubuh Ami meliuk - liuk seperti cacing kepanasan,saat Ami akan mendapatkan pelepasan Wisnu sengaja menghentikannya dan itu membuat Ami kecewa.
"Mas..." rengek Ami.
"Apa sayang. " Wisnu pura - pura cuek.
Wisnu merangkak memposisikan tongkatnya di bibir goa milik Ami membaut Ami mendesah. Saat Wisnu ingin menekan miliknya tiba - tiba Ami mendorong tubuh Wisnu.
"Kenapa, yang?" tanya Wisnu dengan suara serak dan mata berkabut gairah.
"Aku takut,mas? "ujar Ami.
"Ga usah takut,yang. Mas akan lakukan dengan pelan." rayu Wisnu.
"Tapi punyamu jumbo,mas. Mana muat masuk kesana?" ujar Ami malu.
"Muat sayang." Wisnu kembali mengulum bibir Ami dan kali ini Ami pasrah apa yang akan Wisnu lakukan.
"Yang...tahan sebentar ya." Bisik Wisnu saat akan melakukan penyatuan. Ami mengangguk dan memejamkan matanya.
Terdengar jeritan dari mulut Ami saat Wisnu memasuki goa milik Ami yang masih bersegel. Susah payah tongkat Wisnu menjebol pertahanan Ami.
"Mas,sakit." ujar Ami ,sudut matanya mengembu saat tongkat Wisnu berhasil menjebol milik Ami.
Melihat Ami sudah agak tenang, Wisnu mulai mengoyang miliknya pelan. Tampak sesekali Ami meringis menahan sakit.
Lama kelamaan rasa sakit berganti rasa nikmat yang sungguh luar bisa membuat Ami melayang. Wisnu mulai mengocok tongkatnya keluar masuk,mulut Wisnu mulai meracau.
"Yang,punya kamu enak banget. "Wisnu di buat merem melek begitu juga dengan Ami.
Ranjang dibuat bergoyang akibat salah dua manusia yang sedang mendayung perahu menuju ujung samudra. Habis sudah apa yang selama ini Ami pertahankan.
Tubuh Ami bergetar saat ia akan mencapai puncak,begitu juga dengan Wisnu.
"Massshhh....." racau Ami.
"Sayang." Wisnu mengoyang miliknya keluar masuk lebih cepat.
"Mas aku mau pipis." teriak Ami saat ia mau mencapai pelepasan.
"Bareng - bareng Yang, ... nikmat sekali." lahar milik Wisnu akhirnya tumpah didalam goa milik Ami yang menjepit tongkatnya. Ami mengeram saat merasakan milik Wisnu berkedut di dalam miliknya. Rasanya jauh lebih nikmat dari yang biasa mereka lakukan.
Cairan cinta milik Wisnu tumpah keluar karna tidak tertampung oleh goa milik Ami. Nafas keduanya masih ngos - ngosan dengan keringat yang membanjiri tubuh keduanya walaupun udara dingin menusuk tulang.
Wisnu mencium bibir Ami." Terimakasih, yang. Sekarang kamu sudah jadi milik mas seutuhnya. Mas janji akan memperjuangkan cinta kita." Bisik Wisnu di telinga Ami.
Ami tersenyum getir ,apa yang barusan telah ia lakukan adalah satu kesalahan. Tidak seharusnya ia menyerahkan mahkotanya pada Wisnu yang jelas - jelas sudah mempunyai istri. Tapi apa mau dikata,menyesali pun sudah terlambat.
Mereka seakan tidak pernah merasa puas,mengulang beberapa kali hingga keduanya kelelahan. Wisnu menyelimuti tubuh polos Ami. Ia melihat bercak merah menandakan bahawa ia telah merengut kesucian gadis itu. Kemudian ia berjalan kamar mandi untuk menuntaskan hajat yang mendesak baru setelah itu merebahkan badan disamping tubuh Ami yang sudah tertidur pulas sambil memeluk tubuh polos itu.
*******
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏