NovelToon NovelToon
Mantan Rasa Pacar

Mantan Rasa Pacar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asmi SA

MANTAN. Apa yang terbesit di pikiran kalian saat mendengar kata 'MANTAN' ?

Penyesalan? Kenangan? Apapun itu, selogis apapun alasan yang membuat hubungan kamu sama dia berubah menjadi sebatas 'MANTAN' tidak akan mengubah kenyataan kenangan yang telah kalian lewati bersama.

Meskipun ada rasa sakit atas sikapnya atau mungkin saat kehilangannya. Dia pernah ada di garis terdepan yang mengisi hari-harimu yang putih. Mengubahnya menjadi berwarna meski pada akhirnya tinta hitam menghapus warna itu bersama kepergiannya.

Arletta Puteri Aulia, gadis berkulit sawo matang, dengan wajah cantik berhidung mancung itu tidak mempermasalahkan kedekatannya lagi dengan cowok jangkung kakak kelasnya sekaligus teman kecilnya-- Galang Abdi Atmaja. Yang kini berstatus mantan kekasihnya.

Dekat? Iya,
Sayang? Mungkin,
Cemburu? Iya,
Berantem? Sering,
Jalan bareng? Apa lagi itu,
Status? Cuma sebatas mantan.

Apa mereka akan kembali menjalin kasih? Atau mereka lebih nyaman dengan -MANTAN RASA PACAR- julukan itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmi SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Galang menatap kotak kecil itu dalam diam. Hingga ia tak menyadari seseorang yang baru saja masuk ke kamarnya.

Dorr..

“Ish! Bella! Ngagetin aja sih,” decak Galang yang baru saja terkejut itu, hingga kotak kecil itu ikut terjatuh dari tangannya.

“Apa nih?” Bella memungut kotak kecil yang terjatuh tadi. Galang buru-buru mengambilnya.

“Bukan apa-apa,” ucap Galang memasukkan kotak kecil itu ke dalam laci mejanya. Bella tersenyum jahil menatapnya.

“Buat Kak Tata, ya?” Selidiknya. Galang menggeleng. “Halah bohong, coba sini kasih lihat,” ucap Bella mengulurkan tangannya.

“Ngga ada, udah sana ah kalo cuma mau gangguin!” usir Galang menatap Bella datar.

“Ish! Kakak marah ya sama aku gara-gara kemaren?” Ucap Bella lirih, ia merasa bersalah pada kakaknya itu.

“Lupain aja,” jawab Galang singkat. Mata Bella berkaca-kaca. “Maafin aku kak, aku ngga inget kalo kemaren aku ada tugas kelompok,” sesal Bella.

Galang tak tega melihat adiknya seperti itu, ia tersenyum mengacak pelan rambut Bella. Ia kecewa karena ia kalah cepat dari Bian, andai saja Arletta sedang bersama Bella, andai saja Galang yang menjemputnya di sekolah Bella. Huh.. terlambat, dia juga tidak mau menyalahkan adiknya itu.

“Udah,ngga apa-apa kok, mau makan? Mau es krim?” Ucap Galang tersenyum lembut pada Bella. Bella menghambur ke pelukan kakaknya itu, “maaf kak,” sesalnya.

“Kalo masih minta maaf, kakak ngga jadi beliin es krim,” ancamnya. Bella melepaskan pelukannya menatap Galang dengan wajah cemberut. “Iya iya, mau es krim.”

“Mau es krim apa?”

“Stroberi, cokelat, vanila-“

“Ngga ada, cuma boleh satu aja,” potong Galang membuat Bella mendengkus kesal. “Ish!”

Galang tersenyum merangkul adiknya itu keluar dari sana.

***

“Haahh.. kenyang,” Arletta menyandarkan punggungnya di kursi itu. Begitu juga Andini dan Raya.

“Ke mana lagi kita?” Tanya Andini.

“Masih pengen jalan-jalan nih, ke mana ya?” Raya menatap kedua sahabatnya yang juga menatapnya. Hari ini mereka ingin memanjakan diri mereka sebelum ulangan kenaikan kelas besok.

Andini meraih ponselnya di atas meja. Ia tersenyum melihat layar ponselnya itu.

“Kita ke pantai!” Seru Andini.

Arletta dan Raya saling tukar pandang. “Pantai?” Andini mengangguk antusias.

“Dapet rekomendasi dari mana lo Din?” Tanya Raya menatap sahabatnya itu curiga, begitu juga Arletta. Mereka tengah berdiri di depan mall itu menunggu jemputan, kata Andini.

“Mana sih? Lo pesen taksi?” Tanya Arletta menoleh kanan kiri, siapa tahu ada taksi yang datang.

“Udah tunggu aja, paling bentar lagi,” ucap Andini melirik jam ditangannya. “Nah tuh kan, dibilangin juga apa.”

Mobil putih itu mulai mendekati ketiga gadis itu. Pintu mobil bagian kemudi terbuka, seseorang memunculkan diri,

“Hai.” Riyan muncul di sana, membukakan pintu penumpang untuk para gadis.

Arletta melirik Andini yang tersenyum tanpa rasa bersalah pada Arletta. Raya hanya acuh mengikuti Andini yang sudah masuk ke dalam mobil.

“Ta? Ngga mau masuk?” Ucapan Riyan membuat Arletta gugup, “ah iya.”

Arletta berjalan enggan memasuki mobil itu.

“Sudah siap?” Seru Bagas yang berada di samping kemudi.

“Siap.” Raya dan Arletta tampak tidak bersemangat.

“Siap!” Seru Andini dan Adit yang berada di belakang, mereka menoleh,

“Lo tidur dari kapan di situ?” Ucap Andini menoleh ke belakang, Adit masih mengucek matanya.

“Dari tadi, gue tadi tuh masih tidur di rumah, malah di angkut sama duo cecunguk tuh,” tunjuk Adit pada dua cowok di depan sana. Bagas dan Riyan tampak acuh.

Memang benar, Adit masih asyik bergelut dengan mimpinya beberapa menit lalu. Tiba-tiba saja Riyan dan Bagas mendatangi rumahnya dan memaksanya ikut ke pantai. Arletta menatap Riyan dan Bagas yang tidak berkomentar apapun.

“Dah lah gue mau tidur lagi, kalo udah nyampe bangunin gue ya,” ucap Adit menyelonjorkan tubuhnya lagi. Ketiga gadis itu hanya bisa menggeleng pada Adit.

“Jadi siapa yang bertanggung jawab di sini?” Ucap Arletta menatap Bagas dan Riyan bergantian. Bagas menoleh pada Arletta lalu menunjukkan dagunya pada Riyan.

“Riyan katanya mau-“

“Gue bosen di rumah, pengen jalan-jalan aja. Tapi males pergi sendiri,” potong Riyan membuat Bagas terdiam. Arletta hanya mengangguk.

“Btw selamat ulang tahun ya, gue baru ngucapin,” ucap Bagas menoleh pada Arletta. Arletta tersenyum, “thanks, ada ucapan ada kado dong?” Timpal Arletta.

“Ntar gue bikinin istana pasir, oke?”

Arletta memutar bola matanya, “istana beneran dong,”

“Kalo mau yang beneran, lo nikah dulu sama gue,” timpal Bagas menaikturunkan alisnya. Arletta bergidik ngeri.

“Ish! Itu mah mau lo,” decak Arletta. Riyan tampak berdeham membuat Bagas menoleh, “iya-iya, becanda kali sob,” ucap Bagas terkekeh.

“Apaan sih?” Elak Riyan. Arletta hanya tersenyum tipis, ia menoleh pada kedua sahabatnya yang diam saja.

“Astagaa, pantesan anteng banget kalian,” Arletta menggelengkan kepalanya menatap kedua sahabatnya tertidur saling bersandar satu sama lain.

“Udah biarin aja, gue juga mau tidur,” timpal Bagas.

Tinggallah Riyan dan Arletta dalam posisi canggung. Mereka sama-sama terdiam. Arletta benci suasana ini.

“Lo ngga mau ngucapin selamat ulang tahun buat gue?” Ucap Arletta memulai percakapan.

“Gue? Ngga ah, nanti aja.”

“Nanti?” Arletta mengernyit bingung. “Lo juga nanti tahu kok." ucap Riyan tersenyum.

***

“Kakak mah ngga seru, katanya beli es krim. Malah pulang.” Bella terus saja menggerutu karena baru saja sampai di mall, Bella dipesankan taksi dan di suruh pulang.

“Nanti kakak beliin deh pas pulang, udah ya, kakak pergi dulu,” ucap Galang meninggalkan taksi itu.

Bella menggerutu kesal di dalam taksi. Sampai di rumah ia pun langsung memasuki kamarnya dengan malas. Ia merebahkan dirinya di atas kasur dan memejamkan matanya.

“Ngapain ya?” Ia membuka mata, menjentikkan jarinya lalu keluar kamar dan berjalan ke kamar kakaknya.

***

“Kyaaaa pantai!!” Andini merentangkan tangannya menikmati hembusan angin yang mulai menerpanya. Raya terkekeh melihat tingkah Andini itu, ia mengambil foto Andini itu.

“Coba lihat,” ucap Arletta melirik ponsel Raya. “Wah! Keren, mau dong foto gitu,” ucap Arletta menunjuk ponsel Raya.

Raya mengangguk dan menyuruhnya melakukan hal yang sama dengan Andini. Arletta dan Andini berfoto bersama, begitu juga dengan Raya. Mereka bergantian satu sama lain.

Di sisi lain, ketiga cowok itu tengah menyiapkan karpet dan lainnya. Riyan memperhatikan Arletta dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

Bagas mencolek Riyan lalu berdiri dari karpet tadi. “Samperin mereka yuk,” ucapnya. Riyan mengedikkan bahunya lalu ikut berdiri menyusul Riyan.

“Woi ikut!” Adit berlari menyejajarkan Riyan dan Bagas yang sudah berjalan lebih dulu.

“Foto ngga ajak-ajak, ikutan dong!” Seru Bagas yang sudah sampai di mana para gadis itu bersenang-senang.

Arletta yang kini tengah berperan sebagai fotografer menoleh, “fotoin kita bertiga dulu nih,” ucap Arletta mengulurkan ponselnya.

“Pake ini aja,” ucap Riyan menunjuk kameranya.

“Wah bagus tuh, boleh-boleh,” ucap Arletta mengangguk lalu berlari ke arah Raya dan Andini.

“Siap?”

Mereka mengangguk, beberapa foto terabadikan di sana. Bagas dan Adit menyelonong ikut berfoto dengan ketiga gadis membuat Riyan berdecak begitu juga ketiga gadis itu.

“Selfi dong,” seru Andini. “Iya, biar kefoto semua,” ucap Raya. Arletta hanya mengangguk.

Riyan meletakkan kameranya di atas pasir dan mengatur waktunya. Ia berlari kecil ke arah mereka. Hampir sampai, ia justru tersandung kakinya sendiri.

Mereka yang sudah bersiap akan terfoto itu terkejut melihat Riyan yang jatuh itu, dan cekrek, foto itu terambil dengan posisi yang tidak diinginkan.

“Haha, lo ngapain tong?” Timpal Bagas mengangkat Riyan. Imagenya seketika turun di depan Arletta, semuanya tertawa kecuali Riyan yang tampak malu-malu melirik Arletta.

“Kaki sendiri di tendang,” sindir Adit kembali mengundang gelak tawa teman-temannya.

“Udah-udah, kita ulang lagi,” ucap Andini yang sudah lelah tertawa.

“Gue aja deh,” ucap Bagas berjalan ke kamera untuk mengatur waktu potretnya.

Sudah ada lebih dari sepuluh foto, Bagas mengambil kamera itu mengedipkan matanya pada teman-temannya, kecuali Arletta. Arletta tampak bingung karena teman-temannya yang mulai meninggalkannya dengan Riyan.

Riyan menarik tangan Arletta yang akan pergi. Arletta menoleh. “Di sini aja,” ucap Riyan.

“Udah siap kalian?” Seru Bagas yang masih memegang kamera.

Riyan masih saja memegang tangan Arletta, mereka saling tukar pandang. “Maaf kemaren gue ngga sempet ngucapin selamat buat lo. Happy birthday Ta.”

Arletta tersenyum, “thanks Yan, jadi ini. Lo maunya ngucapin saat mereka ngga sama kita,” ucap Arletta terkekeh menoleh sekilas pada teman-temannya yang berada jauh darinya.

Riyan mengangguk, “selain itu-“

Riyan merogoh sakunya. Benda berantai panjang itu melingkar indah di tangan Arletta.

“Gue juga mau ngasih ini,” ucap Riyan tersenyum memasangkan gelang di tangan Arletta. Arletta terpesona dengan gelang itu. Gelang berwarna silver dengan motif beberapa lumba-lumba.

“Thanks Riyan. Kok lo tahu sih, gue suka lumba-lumba,” ucap Arletta menyentuh gelang itu.

“Apa sih yang gue ngga tahu,” ucap Riyan terkekeh. “Ah bisa aja lo,” ucap Arletta menepuk pelan lengan Riyan.

“Ta, boleh gue minta sesuatu dari lo?” Ucap Riyan yang kini tampak serius.

“Sesuatu?”

Arletta menatap manik mata Riyan. Terlihat jelas matanya sendu. Apa yang akan Riyan katakan? Arletta menggeleng saat mengingat kejadian yang hampir mirip dengan ini, namun dengan orang yang berbeda, tempat yang berbeda. Apa Riyan akan-

“Gue pengen lo jadi cewek gue,”

1
Fittar
akhirnya balikan 🥰
Fittar
baikan juga ini kakak adik...
tinggal urusan cintanya aja yang masih jauh🤭
Fittar
lagi datang bulan maunya makan pedes😁
Asmi_SA: wkwk sesama cewek pasti paham
total 1 replies
Diana Novitasari IzSa
keren
Asmi_SA: thank you
total 1 replies
Fittar
semua betah memendam rasa 🤧
Asmi_SA: kalo aku mah ngga bisa 😭
total 1 replies
Fittar
Luar biasa
Asmi_SA: makaasiih sudah mampir🤗🥰
total 1 replies
revasya alzila
keren lanjut thor
Asmi_SA: makasih udah mampir🤗
total 1 replies
Rita Riau
ga bisa ke lain hati ya Lang,,,? bukan nya benci malah tambah posesif ke mantan,,
Asmi_SA: ngga bisaa.. Galang cinta banget soalnya wkwk
total 1 replies
Rita Riau
mungkin menghindar lebih baik Yan 🤔🤭
Asmi_SA: /Scowl/
total 1 replies
Rita Riau
izin mampir ya Thor 🙏
Asmi_SA: makasiih udah mampiir 🤗
total 1 replies
revasya alzila
Di tunggu kelanjutannya Thor
Asmi_SA: stay tune yaa🥰
total 1 replies
kookie 🐰
mampirr... semangat terus kakaa 🔛🔥
Asmi_SA: makasiiihh jangan bosen bosen yaa 🥰🥰
total 1 replies
revasya alzila
Nyimak kak
Asmi_SA: makasiiih .. jangan bosan-bosan yaaa🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!