aku Lady Aryana de Venetian seorang wanita gemuk berumur 26 tahun yang saat ini sedang berada di depan pisau pancung akibat fitnah suamiku dan juga kekasih nya untuk menyingkirkan diriku dan juga untuk menjatuhkan keluarga ku. ku pandangi lagi wajah tampan yang memiliki tatapan kejam ke arah ku dengan segaris senyum meremehkan.
aku bersumpah di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. jika aku di beri kesempatan maka aku akan membalas kan sakit hati ini. dan akan ku pastikan lelaki yang masih berstatus suami ku bertekuk lutut di hadapan ku kelak, dan aku akan benar-benar menjadi monster untuk mereka.
Dan tiba-tiba sebelum hukum penggal ku di laksanakan jiwa ku seperti di tarik keluar dari raga ku. membuat ku sesak dan hampir tak bisa bernafas aku memejamkan kan mata sekejap dan tersentak membuka mataku. betapa terkejutnya diriku yang saat ini tidur di ranjang kamar ku sebelum aku menikah dengan lelaki brengsek itu.
"apa yang terjadi!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai berubah.
Hari ini setelah aku berbicara kepada ibu, aku ingin segera keruangan kerja ayah. Aku ingin meminta sesuatu padanya. Namun sebelum aku keruangan kerja ayah aku melihat Alex sedang bermain di taman mansion bersama pengasuh nya. Aku menghampiri adik kecil ku, dan langsung memeluk nya dengan haru dan tanpa sadar aku menitikkan air mata.
"Kakak.. Apa yang terjadi kenapa kakak memeluk ku dengan erat dan sambil menangis?" Alex heran dengan tingkah ku saat ini begitu pula pengasuh nya yang kurasa sedang menatap ku khawatir.
"Nona apa nona baik-baik saja?"
"Ya Ella aku baik-baik saja." aku melepaskan pelukan ku dan menatap sedih ke arah Alex, masih jelas tergambar di dalam ingatan ku bagaimana Alex mati di tangan pria kejam itu. Aku tak kuasa menahan air mata ku saat ini.
"Alex, kakak baik-baik saja. Kakak hanya rindu pada mu."
"padahal baru tadi pagi kita bertemu sekarang kakak sudah merindukan ku lagi? Kakak aneh sekali". Alex mengerucutkan bibirnya menatap ku sambil bersedekap tangan. Dan itu membuat nya semakin terlihat lucu dan menggemaskan berbeda dari apa yang kulihat saat itu, yang wajah nya berlumuran dan... Aku sungguh tak ingin mengingat hal mengerikan itu. Tapi aku tidak bisa, aku harus tetap mengingat nya untuk membakar semangat ku agar tetap berkobar. Alex kakak berjanji di kehidupan kali ini kau kan tumbuh besar dan kakak pastikan kebahagiaan mu.
"ya sudah Alex lanjut kan bermain nya bersama Ella. kakak akan ke ruang kerja ayah". Setelah berpamitan kepada Alex aku melanjutkan langkah ku menuju ruang kerja milik ayah. Dan sampai di depan pintunya aku melihat Regrash pengawal pribadi ayah yang selalu berada di samping ayah. Saat tragedi itu pun Regrash mati dengan tragis dia bertarung bersama ayah dan akhirnya mereka yang kalah jumlah harus kalah dan meregang nyawa.
"Selamat sore tuan Regrash apakah Ayah saya ada di dalam? Jika ada saya ingin menemui nya." sapa ku pada anak kedua dari Marquess Bristone yang berumur 27 tahun ini. Regrash juga memberikan hormat pada ku dan mengatakan jika tuan Duke yaitu ayah ku ada di ruangan nya. Tanpa menunggu lama aku langsung masuk dan melihat ayah sedang bersama tuan Bradley tangan kanan ayah seperti sedang membicarakan sesuatu, Tuan Bradley setelah kematian ayah ku juga mati tergantung di kediaman nya, aku mendengar berita kematian nya dari Maya yang menghadiri pemakaman nya secara sembunyi-sembunyi. Kurasa itu juga akibat ulah Nicholas.
saat melihat aku membuka pintu ayah dan tuan Bradley melihat ke arah ku. aku segera menghampiri ayah ku.
"ada apa putri ayah yang cantik ini datang ke sini? Apa ada sesuatu penting yang ingin di bicarakan kan?" ayah meletakkan kertas-kertas yang dia pegangan sebelum aku masuk dan memberikan perhatian nya ke arah ku.
"aku ingin ayah mengijinkan ku untuk belajar berpedang, aku ingin mahir menggunakan pedang dan juga panah. dan aku juga ingin belajar bela diri dan juga berkuda. Aku ingin menjadi berguna dan ikut melindungi keluarga ini ayah".
Yah aku harus menghilangkan lemak-lemak ini dengan caranya melakukan latihan fisik yang rutin dan itu semua harus atas izin ayah ku. Setelah aku mengatakan hal itu Kulihat ayah dan tuan Bradley terpaku beberapa saat mendengar pernyataan ku ini.
"apa kau serius putri ku? tapi mengapa? Ayah masih mampu melindungi kamu juga ibu dan adik mu." ucap ayah setelah diam beberapa saat. bukan meragukan ayahku tapi aku melakukan nya untuk melancarkan balas dendam ku.
"kumohon ayah." aku memasang wajah serius ku menatap ke arah ayah.
"kau akan menikah bulan depan putri ku. Seharusnya kau mempersiapkan pernikahan mu dari pada kau berlatih pedang, dan ayah yakin calon suami mu kelak mampu melindungi mu". Ucap ayah yang tidak mengetahui jika anak nya ini bukan dilindungi oleh suami nya malah suami nya lah sumber penderitaan dan pencabut nyawa dia dan keluarganya. Di kehidupan sebelum ini, Aku ingin sekali berteriak kepada ayah jika aku ingin melindungi mereka dari pria kejam yang sebulan lagi akan menjadi suami ku untuk kedua kalinya.
"ku mohon ayah ijin kan aku untuk kali ini saja. Aku ingin belajar dalam sebulan ini. Sebelum aku menikah ayah." aku masih mencoba membujuk ayah ku agar dia mengijinkan ku dan memberikan ku seorang guru. Aku harus bisa membujuk ayah ku untuk hal ini.
"waktu sebulan tidak bisa membuat mu mahir dalam semua bidang itu anak ku."
Ini cara terakhir ku, ku jatuhkan diri ku berlutut di hadapan ayah dan menundukkan kepala sambil berkata"aku ingin hidup lebih lama ayah dan menjadi orang yang berguna kelak". Dan melihat keseriusan ku itu kudengar ayah menghelakan nafasnya dan bangkit dari duduknya menghampiri diriku yang berlutut
"bangkit lah putri ku, ayah akan menyediakan guru berpedang untuk mu. Besok tunggu lah di tempat latihan ayah akan menyuruh salah satu kesatria terbaik ayah untuk menjadi guru mu. Dan ayah tidak tau apa yang mempengaruhi sikap aneh mu hari ini Aryana"
"ayah sebut saja aku ingin memberikan hal terbaik untuk calon suami ku nanti. Aku ingin mempersiapkan diri untuk menghadapi suami ku yang seorang Granduke, aku harus bisa mengimbangi nya kan ayah. Jika tidak bagai mana aku bisa menjadi Grand duchess selanjutnya". Ucapan tersebut memang benar. Aku harus punya persiapan untuk menghadapi suami ku di kehidupan kali ini.
Dengan wajah pasrah ayah mengijinkan ku dan mengatakan jika aku tidak boleh membahayakan diri ku sendiri dan aku menyetujui nya.
"terimakasih ayah aku sayang ayah! Aku ingin ayah hidup lebih lama dan melihat ku membanggakan ayah, ayah adalah ayah terbaik yang aku miliki". aku langsung memeluk ayah ku dengan erat tanpa memperdulikan tuan Bradley yang sekejap ku lirik Pria yang seumuran dengan ayah ku itu tersenyum melihat adegan ayah dan anak yang sedang berpelukan di hadapan nya.
"baiklah ayah, putri mu ini akan mempersiapkan diri untuk besok, selamat sore ayah" aku segera mengundurkan diri dari ruangan kerja ayah dan sebelum aku keluar aku mendengar ayah berkata pada tuan Bradley.
"kau lihat itu Brad, putri ku sungguh aneh hari ini, padahal tadi pagi dia masih seperti biasa nya.!"
Aku tersenyum mendengar ucapan itu dan tanpa menunggu jawaban dari tuan Bradley aku keluar dari ruangan ayah. Besok aku akan memulai segalanya. Aku akan memulai dari tubuh ku dan juga keahlian ku. aku bersyukur dewa Rue memberi ku kesempatan untuk memulai hidup baru walaupun ku tau ini tidak gratis.
saya baca nya Ampe narik napas bekali kali.../Sob//Sob//Sob//Sob/