NovelToon NovelToon
Dinikahi Dosen Galak

Dinikahi Dosen Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Handayani

Menikah dengan dosen sendiri?
Cinta Aida tidak pernah menyangka lelaki yang dijodohkan kedua orang tuanya adalah lelaki yang selamat setahun lebih dia benci. Bagaimana tidak, setiap kali dia melakukan kesalahan di kampus, hukuman yang diterima sangat tidak masuk akal. Namun ternyata pak dosen yang dia benci adalah calon suaminya sendiri.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akankah cinta tumbuh di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Lo di mana, Do?"tanya Cantika. "Lo langsung pulang ya?"

"Gue lagi di toko bunga, gue mau ke rumah Aida,"jawab Edo.

"Oh, ya udah hati-hati di jalan. Maaf tadi gue buru-buru masuk ke kelas. Semoga lamarannya sukses, doa terbaik untuk Lo."

"Iya, makasih,Can."Edo mengakhiri panggilan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Ia melanjutkan memilih bunga indah untuk diberikan pada Aida.

"Mau buket bunga atau setangkai mawar?"tanya penjaga toko bunga tersebut.

"Kalau bukan bikinnya lama nggak?"Edo melihat-lihat bunga-bunga indah yang terpajang di toko tersebut.

"Kami ada buket bunga yang sudah jadi. Tinggal dikasih ucapan aja, bisa langsung dibawa."

Pegawai tersebut membawa Edo melihat-lihat buket bunga yang terpajang di dalam toko. "Di sini, silakan pilih aja, Mas."

Edo menggangguk, melihat buket yang terpajang rapi dan indah. "Saya pesan yang ini aja, tolong berikan ucapan kata-kata indah." Ia menunjuk buket bunga mawar merah.

"Baik, mohon tunggu sebentar."Buket bunga tersebut dibawa oleh pegawai untuk dirapikan dan diberi kartu ucapan.

Edo menunggu sambil melihat chat yang terkirim untuk Aida, chat tersebut belum dibaca bahkan nomor ponsel Aida belum aktif.

Dia kembali memasukkan ponsel saat melihat bunga pesanannya sudah selesai. Edo mengeluarkan uang rp300.000 untuk buket bunga indah tersebut. Meskipun uang simpanannya berkurang, tetapi ia tidak memperdulikan itu.

Selesai membeli bunga indah, Edo kembali ke parkiran. Naik ke motor gede milik Alex yang semalam memberikan kemenangan telak, mengalahkan musuh bebuyutan.

Ia melajukan motor dengan sangat hati-hati, takut merusak bunga tersebut.

"Gue datang, Da,"ucapnya masih menyunggingkan senyuman manis.

Setelah menempuh perjalanan selama hampir setengah jam, akhirnya dia sampai di komplek perumahan Lestari Indah.

Motor gede yang dikendarai masuk dengan mulus melewati penjagaan satpam kompleks.

"Kalau nggak salah rumahnya ada di Blok A nomor sepuluh,"gumamnya yang memang hanya beberapa kali mengantar Aida ke rumah tersebut.

Edo berhenti tepat di depan rumah minimalis berpagar hitam.

Memarkirkan motor lalu melepas helm, Edo berjalan cepat mendekati pintu pagar sembari membawa buket bunga indah.

"Assalamualaikum, Da. Assalamualaikum,Tante!"

Tak berapa lama, seorang wanita paruh baya keluar dari rumah. Ia langsung menutup pintu rapat seolah tak ingin ada yang melihat kedatangan Edo.

"Waalaikumsalam. Cari siapa?"tanya Lesti yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa lelaki itu adalah teman dekat anaknya.

Edo tersenyum lebar. "saya Edo, Tante."

Lesti menoleh ke belakang, memastikan pintu sudah tertutup rapat. "Mau ketemu Aida?"

"Iya Tante, Aidanya ada?"

Lesti berjalan mendekati Edo lalu kembali mengatakan. "Maaf, Nak Edo. Sebaiknya mulai sekarang kamu menjauhi anak tante karena Aida sudah....."

"Maaf sebelumnya Tante, tapi kenapa saya harus menjauhi Aida? Kenapa memangnya? Apa Aida yang meminta seperti itu?"sela Edo memotong ucapan Lesti.

Wanita paruh baya itu menghela nafas panjang lalu kembali mengatakan. "Kamu harus tahu kalau sebenarnya Aida itu sudah..."

"Edo!"seru Aida bergegas keluar dari rumah.

"Aida,"senyum Edo.

Lesti membulatkan kedua matanya. "Aida, masuk ke dalam. Nggak baik kamu bertemu dengan lelaki lain. Kamu itu kan sudah menjadi is...."

"Mi, izinkan aku menjelaskan pada Edo. Beri aku waktu sementara untuk berbicara padanya. Tolong,Mi," sela Aida meminta penuh harap.

Lesti menatap sendu, ia tahu perasaan anaknya pasti hancur karena harus melepas cintanya pada lelaki lain.

"Mi, please. Beri aku waktu untuk bicara sama Edo,"Aida memohon pada sang ibu.

Lesti menghela nafas panjang lalu mengatakan. "5 menit, setelah itu kamu masuk ke dalam rumah!"

"Makasih,Mi,"ucap Aida.

"Ada apa? Apa yang mau Lo omongin sama gue? Apa maksud kata-kata nyokap Lo tadi?"tanya Edo bingung.

Lesti melangkah masuk ke rumahnya.

"Aida, bangun jelasin sama gue,"pinta Edo. Meski mereka sudah berpacaran lama, tetapi gaya bicara mereka masih sama seperti saat mereka berteman.

Aida memegang lengan Edo, menghela nafas panjang lalu mengatakan. "Sebenarnya gue udah..."

"Tunggu, sebelum Lo jelasin ke gue. Gue mau ngasih ini ke Lo,"senyum Edo memberikan buket bunga mawar yang ia pegang pada Aida.

"Gue juga bawa sesuatu." Ia berlutut di depan Aida.

Melihat itu, Aida syok berat. "Do, apa-apaan sih? Bangun, nggak enak dilihat orang."

Edo mengeluarkan kotak kecil lalu memberikannya pada Aida. "Aida, maukah kamu jadi istriku? Aku berjanji aku akan mencintaimu dengan tulus dan akan membahagiakanmu."

Bulir bening runtuh membasahi wajah cantik Aida setelah mendengar kata-kata yang selama ini ingin sekali dia dengar keluar dari mulut kekasihnya.

Edo mendongak, menatap wajah cantik wanitanya. "Aku tahu sudah lama kamu menantikan ini. Menantikan aku melamarmu seperti ini, tapi aku bisa menjelaskan semuanya padamu kenapa selama ini aku belum bisa melamarmu. Beberapa hari yang lalu, nenekku sakit dan aku membutuhkan banyak biaya. Aku menggunakan uang tabunganku untuk membiayai pengobatan nenek, tetapi Allah berkehendak lain. Nenek sudah berpulang. Sebenarnya masih kurang banyak, beri aku waktu beberapa bulan lagi sampai uangku cukup untuk membiayai pernikahan kita. Mau kan kamu menunggu?"

Aida mengusap air matanya, tak sanggup mengatakan kalau sebenarnya dia sudah menikah dengan lelaki lain.

Tak mampu ia membayangkan hancurnya hati Edo saat mengetahui semua itu.

Edo tersenyum sembari memasangkan cincin di jari manis Aida. "Aku tahu jawabannya pasti iya,"ucapnya percaya diri.

"Edo, maafin gue," isak Aida.

"Maaf kenapa?"Edo mengusap air mata Aida sambil tersenyum. "Katakan, kenapa, Sayang. Hem?"

Aida mendongak, menatap lelaki tampan itu. "Maafin gue, Do. Karena gue..."

"Aida! Sudah 5 menit! Cepat masuk ke dalam!"teriak Lesti.

Dringgg!

Suara jaringan ponsel Edo terdengar. "Maaf, gue angkat telepon sebentar,"ucapnya saat melihat adiknya menghubungi.

"Bang,Lo di mana? Tadi gerobak ibu diacak-acak sama preman. Cepat Lo ke tempat jualan ibu, Bang!"

Edo kembali mendekati Aida. "Gue harus pergi, gue tunggu jawaban Lo lewat chat,hem?"

"Aida! Cepat masuk!" teriak Lesti.

"Bye,Sayang," senyum Edo.

Aida terduduk lemas sembari memegang pagar. "Maafin gue, Do,"ucapnya berkali-kali.

Tak berapa lama setelah motor Edo hilang dari pandangan, mobil Raditya tiba dan berhenti di depan pintu pagar.

"Kamu kenapa? Siapa yang membuatmu menangis?"Raditya memeluk istrinya erat, mengecup pucuk kepala Aida.

Bukannya menjawab, tangisan Aida justru semakin kencang.

"Nak Radit,masuk. Tolong bawa Aida juga,"pinta Lesti yang berdiri di ambang pintu.

Raditya menyadari itu, sebenarnya tadi dia melihat Edo di jalan. Ia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada mertuanya.

"Mi, aku ingin membawa Aida pulang ke rumah. Nanti aku ambil pakaiannya yang ada di sini,"pamit Raditya membawa Aida ke mobil.

"Iya,Nak. Sebaiknya kamu bawa saja Aida ke rumahmu."Lesti membantu membukakan pintu mobil untuk Aida yang masih terpukul.

"Kami pulang dulu,Mi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Lesti.

Mobil sang dosen melaju cepat menuju rumahnya.

'Aku mengerti perasaanmu, tapi aku bukan lelaki baik. Anggap saja aku ini adalah lelaki paling egois di dunia,' gumam Raditya dalam hati.

Deg!

Raditya melihat cincin di jari manis Aida, cincin yang pastinya bukan cincin pernikahan mereka.

"Lelaki itu melamarmu?"tanya Raditya tiba-tiba.

Mendengar itu Aida langsung menatap suaminya. "Kalau iya, apa Pak Radit akan mengalah? Apa Pak Radit akan menceraikan saya dan membiarkan saya menikah dengan Edo?"

Raditya tersenyum getir.

1
Elen Gunarti
kok lama up-nya
Raisa Nafisa
kapan up nya kakak
Raisa Nafisa
sangat nagus
Elen Gunarti
double up thor 👍,aidanya dibuat bucin dong ma pak dosen
Reni Anjarwani
doubel up thor
Elen Gunarti
certnya lebih seru klu double up thor 👍
Pichaacha
aaaahhhh..... sesak thor huhuhu
Pichaacha
pen ngakak tpi kasian 😭, semangat pak! wkwkwk
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Isti Nasa
Luar biasa
Isti Nasa
astaga.... seru sekali 😆😆❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Syafrudin Manggapa
ceritanya ngegantung bikin penasaran
Nina Herlina
lanjutkan thor
Rita Riau
dosen galak bertemu siswi tengil,, cocok dah 🤭😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!