Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Nayara mendesah lirih setelah melihat suaminya yang terlihat uring-uringan sampai membanting pintu kamar mereka dengan sangat kerasnya.
Selama dalam perjalanan pulang pun, Reza hanya terdiam tanpa membuka mulutnya apalagi sekedar mengajaknya berbicara.
"Bukankah seharusnya aku yang marah...." Gumam Nayara lirih.
Nayara kembali teringat, bagaimana lembutnya cara Reza berkata dan menatap Fathia tadi. Berbeda dengan cara Reza berbicara maupun cara Reza menatap pada Nayara yang terkesan tegas dan dingin.
Sementara Reza, pria itu tengah mencoba menenangkan diri di bawah guyuran shower. baik hati maupun pikirannya kini tengah dilanda gundah gulana saat kembali bertemu dengan rival sejatinya sejak 10 tahun yang lalu. Apalagi Rendi Sebastian terlihat tengah mencoba kembali menantangnya lewat tatapan beradu tajam mereka tadi.
"Kali ini,,, aku tidak ingin kalah lagi." Reza berkata sembari meninju tembok tebal kamar mandi untuk melampiaskan kekesalannya.
****
Keesokan harinya.
Hari ini Reza memiliki jadwal untuk berkunjung ke cabang perusahaan Narendra Group di kota sebelah.
Sementara, Lee tetap bekerja di kantor pusat untuk menghandle sementara pekerjaan Reza selama Reza berada di luar kota.
Lee tengah berada di dalam ruangan Reza saat pintu ruangan yang tertutup itu di ketuk seseorang dari luar.
Lee yang tengah fokus menatap layar laptop miliknya pun menoleh. Dan saat pintu itu terbuka, tampak seorang wanita cantik masuk kedalam ruangan tersebut sambil membawa sebuah berkas di tangannya.
"Lee,,,, tolong jelaskan maksud dari semua ini!" Pinta wanita cantik itu sembari meletakkan berkas yang dibawanya ke meja didepan Lee.
Sementara Lee, pria itu hanya bisa menghela nafasnya yang terasa berat.
******
Reza baru saja selesai memimpin rapat di salah satu cabang perusahaan Narendra Group. Alih-alih langsung kembali ke kantor pusat. Reza malah menghentikan mobil yang ia kendarai seorang diri di sebuah Danau yang terletak tidak jauh dari kantor yang Reza kunjungi tadi.
Reza berjalan seorang diri menyusuri indahnya danau yang terasa tenang hingga membuat Reza merasa nyaman berada di tempat itu.
Semenjak Reza memilih untuk mengikuti permainan Daddy Rayyan, Reza sama sekali tidak memiliki waktu sedikit pun untuk dirinya sendiri. Waktunya selama ini hanya ia pergunakan untuk bekerja dan bekerja meski saat itu Reza juga tengah menjalani kuliahnya hingga mendapat gelar S2 nya.
Berdiri tegak menghadap danau dengan mata terpejam merasakan semilir angin dan sejuknya suasana membuat beban yang selama ini berada di bahunya sedikit terangkat. Hingga sebuah sapaan dari suara yang ia kenali membuat mata Reza kembali terbuka.
"Kak Reza....." Sapa seorang gadis cantik yang tengah berdiri tak jauh dari posisi Reza berdiri.
Reza membuka matanya, menoleh dan mendapati seorang gadis yang sampai kini masih bertahta di hatinya kini tengah berdiri tegak tak jauh darinya berdiri.
Fathia tersenyum sembari menatap wajah Reza yang terlihat lebih tenang dari biasanya.
Pertemuan kedua nya memang terjadi secara kebetulan. Baik Reza maupun Fathia tidak menyangka jika mereka bisa bertemu di tempat yang tidak mereka duga sama sekali.
Reza yang memiliki jadwal kunjungan rapat di kota tersebut dan memilih untuk mampir sejenak di danau tersebut, sedangkan Fathia. Gadis itu juga memiliki jadwal rutin untuk berkunjung ke salah satu yayasan yang berada tidak jauh dari danau tersebut.
"Apa yang sedang Kaka lakukan disini?" Tanya Fathia yang masih tidak menyangka jika seorang Reza bisa berada di tempat sepi seperti ini.
Reza tampak tersenyum tipis, pria itu berjalan menghampiri Fathia yang masih berdiri tegak menghadap kearahnya.
"Kamu sendiri,,,, apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini seorang diri?"
Bukannya menjawab pertanyaan Fathia, Reza justru malah balik bertanya pada Fathia.
Fathia membuang pandangan wajahnya saat Reza sudah berada tepat di hadapannya. Fathia lebih memilih menatap indahnya danau daripada harus menatap wajah tampan Reza dari jarak yang begitu dekat seperti saat ini. Semua itu sungguh tidak baik untuk perasaannya.
"Sedang berusaha menikmati indahnya kesendirian.... Jawab Fathia yang kemudian terkekeh sendiri dengan jawaban yang terlontar dari bibirnya.
Sejenak Reza mengernyitkan dahinya, hingga kemudian pria itu tersenyum. Reza bahkan semakin memajukan tubuhnya untuk kemudian memeluk tubuh Fathia dari belakang.
"Kak Reza,,,,,,"
Reza mengalungkan tangan kanannya di leher Fathia, dengan tangan kirinya berada di perut atas Fathia, sementara dagu Reza bertopang di pucuk kepala Fathia. Reza bahkan bisa mencium aroma shampo yang menguar dari rambut panjang nan hitam Fathia.
"Tolong biarkan aku merasakan kenyamanan seperti ini....." Ucap Reza sembari memejamkan matanya untuk menikmati sebuah kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Mendengar permintaan Reza yang begitu lembut, Fathia pun memilih untuk mengalah kali ini, membiarkan Reza memeluk tubuhnya dari belakang. Fathia bahkan ikut memejamkan kedua matanya untuk menikmati sebuah kebersamaan yang salah.
Bolehkan untuk kali ini saja, Fathia bersikap egois dengan menikmati sebuah moment kebersamaan dengan pria yang sudah menjadi milik wanita lain?
Seperti itulah kiranya yang Fathia gumam kan dalam hatinya saat ini.
Cukup lama mereka berdua menikmati waktu mereka dalam posisi seperti itu, hingga akhirnya Fathia kembali membuka matanya dan mengatakan sebuah kalimat yang membuat Reza semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku akan segera menikah dengan seseorang yang sudah kedua orang tuaku pilihkan untuk menjadi suamiku." Ucap Fathia.
******
Sementara di kantor pusat.
Lee tengah mondar mandir di dalam ruangan Reza dengan ponsel yang menempel di tangan kanan dan telinganya. Sedari tadi, Lee sudah berulang kali berusaha menghubungi nomor ponsel Reza, namun belum juga bisa terhubung. Padahal ada hal penting yang harus segera ia diskusikan dengan Reza.
"Kemana sebenarnya si Boss kampret ini...? Jangan-jangan Reza tersesat lalu........." Lee menutup mulutnya sendiri dengan tangannya karena pikirannya mulai melayang kemana-mana.
"Sepertinya, aku harus segera menghubungi gadis gila itu untuk bertanya tentang Reza." Tambah Lee yang segera mencari nomor kontak ponsel milik Hana.
Lee berencana akan menjadikan Reza yang tiba-tiba sulit dihubungi sebagai Alasan untuk bisa bertemu dengan Hana.
(modus si Leelee 😅).
20 menit kemudian, Hana pun sampai di tempat yang sudah mereka tentukan untuk bertemu.
Sebuah kafe sederhana yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor tempat Hana bekerja.
"Ada apa kak Lee? Apa ada sesuatu yang serius tentang Bang Reza?" Tanya Hana ketika gadis itu baru saja sampai kemudian duduk tepat di depan Lee duduk. Hanya sebuah meja kecil yang menjadi pembatas mereka.
"Reza menghilang ...." Ucap Lee dengan wajah yang dibuat seakan khawatir dan panik.
"Apa.......?"
Ucapan Lee dan ekspresi wajah yang Lee tunjukkan, tentu saja membuat Hana terkejut.
*******
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak. berupa Like dan komentar.
Terimakasih banyak untuk kalian yang sudah berkenan membaca cerita remehan ku ini 🙏❤️
🌹buat kakak author 🤗