NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:139.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wahyu, Done

Saat itu hari sudah menjelang siang. Untuk sarapan dianggap sudah terlalu telat, untuk makan siang dianggap terlalu dini. Jadi Regi hanya memesan secangkir Teh Chamomile panas untuk sedikit meredakan perasaan kesalnya.

“Ya Regi ya? Kamu harus pikirkan pertemanan saya dan ibu kamu sudah terjalin begitu lama, jangan hanya gara-gara ini semua kamu hancurkan. Kamu pasti juga tidak ingin dianggap sebagai perusak rumah tangga kan? Dosa loh Regi!” Bu Rinda masih saja mendesak Regi untuk tidak melaporkan Wahyu.

Dan Wahyunya, seperti biasa, hanya diam di sana menunduk.

Pria itu entah kenapa... Rasanya Regi gemas melihatnya. Ia bertanya-tanya bagaimana hubungan Wahyu dengan Tante Rinda ini? Di satu pihak Wahyu bisa melawan, tapi di lain pihak ia membiarkan ibunya berbicara nyerocos omong kosong.

Regi sudah duduk di sana selama setengah jam, hanya mendengarkan Tante Rinda bicara ngalor ngidul. Sebagian besar sesumbar ia mengetahui Kartu AS ibunya, kejelekan ibunya, dan ancaman-ancaman ibu Regi akan dikeluarkan dari Club Arisan Eksklusif.

Regi, malah ingin ibunya keluar dari circle itu. Jadi ia akan menyiapkan manuver, justru agar ibunya tidak menjadi bagian dari lingkungan toxic.

Yang jadi sasaran Regi sekarang bukan Tante Rinda, tapi... Ayah Wahyu yang dari kemarin hanya diam saja. Pria itu Pensiunan Pegawai KAI. Kalau tak salah jabatan terakhirnya adalah masinis.

“Kesalahan Wahyu kan tidak terlalu besar! Kami akan mengganti uangnya yang-“

“Tunggu.” Potong Regi sambil mengangkat tangannya. Lalu ia mencondongkan tubuhnya ke arah Pria tua dengan rokok di sudut bibirnya. Pria itu dari tadi memandang ke samping, ke luar restoran.

“Om...Tono?” Panggil Regi.

Pria itu langsung menoleh ke arah Regi sambil mengangkat alisnya. Mungkin ia tidak menyangka akan dilibatkan. Dan mungkin ia memang terbiasa tidak dilibatkan.

Tapi apa boleh buat, semua ini seharusnya adalah tanggung jawabnya juga. Karena Pak Tono ini, Ayah Wahyu ini, adalah kepala keluarga.

“Uang yang diambil Wahyu dari Khazanah, yang belum ia lunasi, sisanya adalah 350juta. Om bisa membayarnya? Jujur saja Om. Agar saya nanti bisa memikirkan apa pekerjaan yang cocok untuk Wahyu setelah dipecat dari Garnet Bank untuk membayar hutang.”

Pak Tono menarik nafas panjang lalu menjentikkan rokoknya ke Asbak. Tampak jarinya gemetar.

Wahyu berusaha angkat suara. “Pak Regi, kalau saya diberi softloan-“

“Tidak ada Softloan karyawan, Wahyu. Kamu langsung akan dilaporkan Collect 5. Tidak ada Bank atau pun kartu kredit yang akan memberikan kamu pinjaman, apalagi kol 5 nya dari Garnet Bank.”kata Regi cepat. “Kamu sendiri tahu hal itu.”

“Tapi kan bisa saja diusahakan Pak Regi.”

“Kalau kamu nekat maju, manajemen akan tahu, dan malah kamu bisa langsung ditendang tanpa benefit. Wahyu, di sini Pak Felix dan Pak Dimas tidak tahu mengenai masalah kamu. Kalau kamu keluar baik-baik, saya dan Pak Rahwana hanya akan memberi kamu kol 5 dengan pinjaman yang direstrukturisasi sebanyak 350juta. Kasus kamu akan dimaafkan dan dijadikan hutang. Tapi kalau sampai Pak Felix tahu... habislah kamu. Rencana saya ke kamu-“

“Masa yang begitu aja nggak bisa kamu putihkan sih Regi?! Katanya kamu sudah sukses? Setara Direksi?! Bisa lah kamu tutupi!!” seru Bu Rinda.

“Saya bisa, tapi saya TIDAK MAU. Kecuali Tante Rinda berlutut minta maaf dan cium kaki saya.” Kata Regi gamblang.

Bu Rinda melongo.

“Arisan Eksklusif apanya? T4i kucing!”Omel Regi. “Setelah ini ibu saya akan saya daftarkan untuk Arisan sosialita 12 Naga! Yang tiap bulan nyumbang ke panti asuhan miliaran, dengan berlian sebagai media arisan mereka. Arisan ibu-ibu pensiunan tapi flexing nya sejagat, tidak akan bisa menandinginya!” kata pria itu misuh-misuh.

Tampak wajah Bu Rinda memucat dan mulutnya megap-megap tak karuan.

“Ibu saya akan saya pantaskan untuk naik level. Saya yang akan jadi penunjangnya. Dan mohon maaf dan mohon diam ya Tante! Saya tuh lagi mikirin nasib si Wahyu gimana caranya biar dia bisa tetap nafkahin anak istrinya! Terima kasih aja ke ibu saya, kalau bukan ibu saya yang minta, si Wahyu sudah saya lempar ke Pintu Air!”

“Ta-tapi-“

Regi sekali lagi mengangkat tangannya, “Sekali lagi Tante Rinda buka suara, saya pergi!” ancamnya.

“Diam dulu Bu!” sahut Pak Tono sambil memosisikan tubuhnya dengan tegang. “Mas Regi, terus terang saja, saya tidak bisa melunasinya sekaligus. Kalau barang 100juta sih saya ada tabungan dan logam mulia. Sisanya di tabungan saya untuk jaga-jaga kalau ada yang sakit atau kebutuhan mendesak.”

“Hm... jadi 250 juta ya sisanya. Kalau begitu... Bagusnya Wahyu saya tempatkan di Garnet Property saja ya? Gimana Yu? Kamu akan dapat rekomendasi dari saya untuk menempati posisi yang tidak berhubungan dengan uang. Bisa jadi di urusan Administrasi dan entry data. Gajinya sekitar 5jutaan sampai 7 jutaan. Saya usahakan gaji kamu setelah dikurangi hutang Garnet Bank.”

Wahyu diam sambil mengangkat wajahnya dan menatap Regi.

Ia terpukau.

“Ah...” hanya itu yang sanggup ia katakan.

Ia tidak berkata apa-apa, hanya bisa menjatuhkan air mata dan terisak sambil menunduk.

“Mas Regi... terima kasih banyak, dan kami benar-benar minta maaf.” Kata Pak Tono sambil menepuk punggung anak yang terisak-isak di sebelahnya itu.

“Bilang ke istri bapak, jangan ganggu ibu saya. Sekali saja Tante Rinda menghubungi ibu saya, saya bisa pastikan Wahyu akan langsung dipecat. Ngerti ya Pak?” Regi pun memeriksa ponselnya dan beranjak pergi.

**

Garnet Property.

Siang itu.

Lagi-lagi Rahwana Bataragunadi.

Kenapa dimana-mana ada dia...

Ya Jelas, ia menempati posisi sebagai Direktur Utama di sini. Tugasnya memastikan gedung-gedung yang dibangunnya dalam kondisi aman dari gangguan internal dan eksternal. Jenis gangguannya tidak usah dijelaskan, bisa-bisa 1000 episode tak selesai.

Ada dua hal yang perlu Regi bicarakan ke Rahwana. Yang pertama masalah Wahyu, yang kedua masalah Yanto.

“Mas Regiiiiii” sapa Rahwana sambil mengangkat tangannya dari kejauhan. Regi baru saja menginjakkan kakinya di lobby gedung mewah itu, ia sudah ditunggu. Seakan ada radar yang mengikutinya ke mana pun. Padahal ia belum bilang mau kesini.

“Ada apa nih berkunjung? Penting banget kan ya pastinya?”

Regi mencibir. “Nggak terlalu penting sih Mas. Saya pulang aja deh kalau ganggu.” Kata Regi sambil balik badan.

“Loh loh loh loh, jangan begitu dooong...” Rahwana langsung menarik lengan Regi dan menggeretnya ke arah lift. “Saya sudah senang mau traktir Mas Regi teh mahal, loh ini.”

Regi melirik ke arah beberapa pasukan penjaga Rahwana di sekitar pria itu. Kemana pun Rahwana pergi, dia selalu didampingi 5 sampai 6 orang pasukan. Ada pin di bagian kerah leher mereka, bertuliskan GSA.

Garnet Security Agency.

Agen pengamanan elit milik Garnet Grup. Perusahaan swasta namun sering disewa untuk membereskan sesuatu yang tidak bisa dibereskan negara.

“Jadi, ada perlu apa Mas?” Tanya Rahwana sambil duduk di kursi… di kursi tamu. Tidak di kursi direksi yang berada tepat di depannya. Regi pun mengambil tempat di sebelahnya dengan mengarahkan kursi sehingga mereka menjadi berhadapan. Rahwana memang kini menjabat sebagai Presdir di Garnet Property, karena Direksi yang lama pensiun, dan direksi yang baru belum dilantik.

“Gapro nggak mau beli aja aset yang di Jaktim, Mas?” Tanya Regi langsung.

“Mas Regi nih nggak pernah basa-basi dulu ya, tanya dulu dong bagaimana kabar saya, ada proyek apa, atau sekedar memuji suasana kantor gitu?”

“Apa untungnya?” Tanya Regi balik.

Rahwana pun memiringkan kepalanya, “Kalau berhadapan dengan saya memang nggak ada untungnya sih ya Mas, hihihi!”

“Tapi saya mau basa-basi gombal sedikit sih, soalnya memang ada maunya.” Regi mengangkat tas kertas yang dari tadi dia bawa. “Ini, sekedar cemilan, siapa tahu suka. Saya bikin sendiri.”

“Haaaah?!” Rahwana langsung berdiri. Beberapa penjaga yang berjaga di luar langsung waspada sambil merogoh senjata di balik blazer mereka.

Regi bahkan sampai kaget dan ikutan berdiri.

“Mas Regi beneran ngasih saya oleh-oleh nih?! Bikin sendiri Mas?! Seriuuuusss!!”

“Eh… yaaaa itu sisa sih, bikin dua loyang yang satu saya kasih Ratu, setengahnya saya simpan di rumah, setengahnya saya kasihkan situ.”

“Walau pun sisaan tapi kenapa saya kok seneng banget ya?!” Seru Rahwana.

“Sebentar Wan!” Seru seseorang pengawal yang langsung masuk. “Gue coba dulu.” di name tag yang terpasang pada kantong kemejanya tertulis Amidis.

“Ya jangan dong Mid! Ini jatah gue,” protes Rahwana sambil langsung mengamankan tas kertas itu.

“Tapi keselamatan lo tanggung jawab gue!” protes si Agen Amidis

“Emangnya ada indikasi Mas Regi mau ngeracunin gue?! Bisaan aje lu!” omel Rahwana.

“Eh kita nggak tahu dia Pak Regi beneran atau bukan, sapa tau jin yang nyamar, hayooo!”

“Ya gue malah curiga justru lu yang modus!”

“Ya udah gini, gini, gue nyoba secolek aje yak! Yak! Secolek dikiiiiiit!”

“Secolek dikit loh ya!”

Dan si agen pun membuka bungkusan dengan hati-hati dan terkesima.

“Wooooh ada emas-emasnya Wan!” seru Agen Amidis sambil terpukau senang.

“Gile ini sih kayak buatan di fine dining…” desis Rahwana.

Si pengawal pun mencoba sedikit.

Lalu…

“Njir…” desisnya sambil memejamkan mata. “Bentar Wan, ini ada indikasi.”

“Hah?! Indikasi apa’an Mid?!”

“Pung! Pung! Capung!” Agen Amidis memanggil rekannya yang berada di luar ruangan. “Cobain nih!”

Si pengawal kedua mencoleknya sedikit. “Waduh!!” Seru si Pengawal Kedua, namanya Agen Capung. Nama di GSA memang aneh-aneh.

Lalu dia ambil satu slice dan langsung melahapnya. “Nggak aman nih buat perut!”

“Kenapa Pung?!” Sahut Rahwana.

“Soalnya…Pasti kurang mulu!!” si Pengawal Kedua langsung ambil langkah seribu keluar ruangan.

“Asik dapet satuuu!” Sahut si pengawal pertama sambil buru-buru keluar ruangan.

“Pengalih Perhatian lo nggak asik Bro!!” Seru Rahwana kesal meneriaki Pengawal Pertama. “Yaaah tinggal dua potong…” keluh Rahwana.

Regi hanya menipiskan bibirnya melihat tingkah kekanak-kanakan yang diluar nalarnya. Bagaimana sih sebenarnya hubungan si triliuner ini dengan para pengawalnya?!

“Eh? Mas Regi jangan bengong gitu dong.” Kata Rahwana sambil mengambil garpu dari pantry di sebelah dispenser. “Wah gila, enak banget ini…” gumamnya sambil makan cake. “Ada satu orang yang hampir menyamai kue bikinan Mas Regi.”

“Hah? Siapa?!”

“Om Dimas.”

“Dimas… Tanurahardja?”

“Iya, Om Dimas bossnya Mas Regi.”

“Dia bisa pastry?!”

“Bisa. Bedanya dengan Mas Regi, bahan yang dia gunakan lebih sederhana. Kalau Mas Regi kan lebih modern. Mas Regi bisa bikin Nastar?”

“Bisa, gampang.”

“Yang Bulat dan renyah?”

“Iya, yang kalau di mulut langsung hancur.”

“Nah, kalau Om Dimas lebih ke yang versi originalnya. aslinya Nastar itu kan Pie. Diperkenalkan oleh orang Belanda yang saat di Indonesia sulit menemukan strawberry dan Blueberry akhirnya digunakanlah Nanas. Nastar versi Om Dimas itu kayak pie tapi bentuknya kecil isinya selai nanas, dan tekstur cakenya lengket lembut.”

BRAKK!!

Regi emosi sampai gebrak meja.

“Nggak bilang-bilang pula si Pak Dimas kalau dia bisa bikin kue. Kurang ajar…” Geram Regi.

“Lumayan, kalau ada event, Garnet Grup nggak usah pesen catering, ada dua yang udah pro pastry, wekekekek!” kekeh Rahwana sambil menghabiskan cakenya.

“Mas Regi mau teh?”

“Boleh lah… bukannya dari tadi nawarin.” Regi masih ngomel.

“Bentar.” Rahwana membuka pintu dan celingukan. “Is! I’Is!”

“Yaaaa?” Terdengar suara seorang pria.

“Bikinin teh yaaa yang TWS!” sahut Rahwana.

“Gue nih bodyguard lo! Bukan OB lu!” Protes si Agen. Name tagnya namanya Alexis.

“Payah bener lo, teh aja nggak bisa bikin!”

“Itu bukan kerjaan gue!”

“Ini masih ada cake bikinan Mas Regi satu slice, lu mau nggak?”

“Oke, gue bikinin!” Seru Agen Alexis sambil merebut tas kertas di tangan Rahwana dan beranjak ke arah pantry.

“Mas Iwan… hubungannya sama para agennya deket juga ya?” Tanya Regi penasaran.

“Oh, soalnya dulu saya rekan kerja mereka juga. Saya juga turun ke lapangan main tembak-tembakan. Jadi ya kami bisa dibilang senasib…”

“Mas Iwan kan pewaris Garnet, Kok bisa-bisanya disuruh ke garis depan?!”

“Semua pewaris di Garnet pernah diceburkan ke lumpur Mas. Makanya mental kami dilatih justru di medan perang, bukan di balik meja.” Rahwana tersenyum sambil duduk di depan Regi.

Aura yang kini berada di sekitar mereka langsung berubah. Jadi lebih suram dan Regi tiba-tiba merasa diintimidasi.

“Makanya, kami bisa menghadapi konflik ala kantoran dengan lebih santai, karena tidak sebanding dengan para haus darah di luar sana.” Rahwana menyeringai dengan kilatan mata yang menurut Regi tak biasa.

Tatapannya tidak lembut seperti biasanya. Masa lalu teramat kelam yang tidak akan bisa dibayangkan Regi terpancar melalui sinar di maniknya.

“Saat saya diberikan daftar orang-orang yang melakukan kecurangan, saya berpikir perlukah saya langsung seret mereka ke meja hijau, atau saya tembak saja satu-satu? Tapi akhirnya saya memutuskan untuk meminta bantuan Mas Regi saja. Karena kalau saya ceroboh sedikit, nama Garnet akan hancur.”

Rahwana berdiri dan berjalan ke arah jendela besar di depan mereka.

“Garnet Bank memegang peran penting bagi Garnet Grup. Dana dari Garnet Mining sebagai main core usaha kami diputar di Garnet Bank. Lalu diinvestasikan ke berbagai anak usaha lain. Jadi, bisa dibilang Garnet Bank adalah pondasi bagi Garnet Grup.” Rahwana akhirnya menatap Regi kembali. “Sebelum saya menjabat sebagai Presdir di Garnet Bank, semuanya harus selesai dengan rapi ya Mas. Karena kalau tertinggal satu orang saja…”

Regi menatap Rahwana dengan tegang.

“Kalau tertinggal satu orang saja?” Ia bertanya kelanjutan kalimat Rahwana.

Rahwana menaikkan dagunya dengan senyum licik terpatri tipis di bibirnya seakan menantang Regi. “Maka saya akan ‘mengurusnya’ dengan lebih praktis. Saya dikejar deadline soalnya. Ngerti kan ya maksudnya?”

Senyum Rahwana saat itu benar-benar terasa jahat seperti namanya.

Regi sampai menarik nafas panjang untuk meredakan debaran jantungnya.

Jadi pilihannya…

Regi menyingkirkan semuanya dengan lebih manusiawi, atau Rahwana akan menghabisi semua yang tersisa.

“Mas Regi jangan tegang gitu dong, mau ke toilet dulu nggak?”

“Saya ke toilet dulu.” Desis Regi sambil beranjak meninggalkan ruangan Rahwana. Ia akan cuci muka lalu mengatur nafasnya sejenak.

Rahwana benar-benar mengerikan.

1
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Wkwkwkwk wajah ratu yang langsung kebayang
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Waaah pak regi emang terlatih bener
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Hadeuuuh mama Regi masih aja🫢🫢🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Tyaga
jd siapa ini RatU
Tyaga
🤣🤣🤣🤣 keren itu Gi
beda dari yg lain
Tyaga
ini ngomongin depan org nya yaa😁
✨rossy
eeehhhh bacanya lambat tapi ternyata belum ada lanjutannya....
✨rossy
mungkin ini cocok sama judulnya 😂😂😂
✨rossy
😂😂😂😂lukcnut banget itu agen
melting_harmony
Luar biasa
💤💤OFF💤💤(vika)
ratu agresif sekali🤭🤭
tati Hidayati
certanya bagus dan menarik.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Mama mas regi pedesaan kaya cabe mercon level 10 pantas mas regi juga kaya gitu turunan dari mamanya ternyata
Retno Dwi
wow wow......
Daisy🇵🇸HilVi
baca sambil ngantuk, mau bobok dulu kok eman2🤭🥱
Daisy🇵🇸HilVi
halaaaahhh🤸🤸🤸
Daisy🇵🇸HilVi
aduuuhh kopet di bawa2
Daisy🇵🇸HilVi
wuuuii om rumi apa kabaaarrr😁
Tamia Akhildadanwidyan
oh,,komandan GSA skrg masih Rumi ternyata,,,tak kira udah ganti madam😁😁Rumi jadi menantunya Dimas nggak sih madam??
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Waaah naga2 nya ada yg merhatiin ratu nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!