NovelToon NovelToon
Salah Meminang

Salah Meminang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:87.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Follow ig Asri Faris ya : mazarina_asrifaris


Dia sangat dingin dan cuek. Aku membencinya dia pun begitu. Kami tidak saling mencintai namun di takdirkan hidup satu atap karena adanya sebuah ikatan suci pernikahan.

Aku semakin membencinya tatkala dia secara terang-terangan memberikan luka, luka yang tidak berdarah namun bisa menghancurkan raga dan sukma.

Akankah ada mentari setelah sekian purnama hanya gulita yang nampak. Jawabannya ada di novel ini cus... mulai baca

Warning!!!

Cerita ini mengandung bawang, 21++, dan poligami harap bijak dalam membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

"Yuki... kakak kangen," Zumi langsung menyambut Yuki dengan pelukan begitu adiknya sampai rumah. Gadis itu hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Bik Ema tolong bawakan tas Yuki ke kamarnya, " titah Asher pada ART nya.

"Siap Tuan," Bik Ema membawa barang-barang Yuki yang tidak terlalu banyak itu ke kamarnya, dengan Yuki mengekorinya di belakang.

"Non Yuki dari mana saja, kami di sini khawatir dan kangen dengan non Yuki." Bik Ema edisi curhat sesaat setelah sampai di kamar perempuan itu.

"Makasih bik udah di bawain, aku mencari sesuatu yang tidak pernah aku temukan ketika disini, kedamaian ketenangan."

"Kasihan Tuan Asher uring-uringan selama di tinggal non Yuki dan non Zumi belum pulang."

"Itu karena dia sendirian di rumah bik tapi setelah kak Zumi ada dia pasti lupa sama aku."

"Mereka pasangan yang aneh, hampir setiap hari ribut, selama non Yuki tidak di rumah, Tuan Asher selalu tidur di sini di kamar non."

"Masa' sih bik," Yuki menerawang dengan dahi berkerut indah, rasanya tidak mungkin sekali pria itu memikirkan dirinya.

"Saya permisi non, mau lanjut pekerjaan lain."

"Iya bik makasih." Yuki langsung merebahkan tubuhnya ke kasur sesaat setelah bik Ema meninggalkan kamarnya. Mata gadis itu terpejam namun otaknya berkelana ke mana-mana.

Amar calling

Yuki langsung terduduk saat getaran ponsel yang tersimpan di saku celananya bergetar. Ia lihat panggilan itu dari Amar.

"Assala----" Salamnya menguap di udara karena Amar langsung menyela dengan pertanyaan yang panjang.

"Dimana? kenapa pindah nggak bilang, kamu udah janji nggak menghindar dari aku." Terdengar nada khawatir Amar di sebrang sana.

"Aku... pu-lang," jawab Yuki ragu

"Kerumah itu lagi? kalau kamu butuh tempat tinggal aku bisa usahain, atau kalau nggak kamu bisa tinggal di apartemen aku, kenapa harus pulang ke rumah yang katanya seperti neraka bagimu."

"Aku minta maaf, tapi aku harus selesain masalah aku dulu. Beri aku ruang dan waktu tolong jangan menunggu, aku takut aku akan membuatmu kecewa."

"Aku akan menunggu, tolong jangan abaikan aku. Apa kita masih bisa ketemu?"

"...... " Yuki terdiam

"Besok kita ketemu, aku jemput setelah pulang kerja."

"Tapi..."

"Jangan menolak atau kalau nggak aku akan datang ke rumahmu dan terang-terangan mengatakan pada Asher kalau aku menginginkan mu." Tut sambungan di tutup

Yuki memijat pangkal hidungnya, berusaha menetralisir rasa pening yang mendadak bergelayut menghampiri. Memang tidak seharusnya Yuki mengabaikan pria baik seperti Amar. Sayang sekali waktu yang tidak tepat ketika takdir mempertemukan mereka.

Tok! tok tok!

Suara ketukan pintu berhasil membuyarkan lamunan Yuki.

"Masuk..." Jawabnya dari ruang kamar seraya sibuk dengan memainkan ponselnya.

"Apa bik, makan malam ya sebentar aku mau mandi dulu." Jawab gadis itu masih dengan menekuri HP

"Ki...." Suara Asher yang terdengar, pria itu langsung duduk sesaat di samping istrinya.

"Astagfirullah alngadzim...." Yuki terjingkat kaget, Yuki pikir bik Ema yang datang ke kamarnya.

"Makanya jangan mainan ponsel mulu, ada orang ganteng masuk sampai nggak tahu." Selorohnya sambil menatap gadis itu. Yuki membuang muka lalu muntah udara, narsis akut, menyebalkan dan... membuat ia muak. Entah apa yang sedang pria itu rencanakan sehingga bisa berubah seratus delapan puluh derajat.

"Ayo ke bawah sudah waktunya makan malam,"

"Om duluan aja, aku mau bersih-bersih dulu." Jawabnya sambil melangkah menuju kamar mandi.

Asher terdiam sesaat, ia mengamati jaket yang tersampir di kursi belajar Yuki. Matanya memicing, jaket itu yang tadi di pakai Yuki namun yang membuat ia awas karena ada sebuah nama terang di bagian dada kiri jaket. Dan itu jelas bukan jaket wanita, dengan nama terang. A. Wibisono.

"Wibi...sono? seperti tidak asing, namanya mirip sama rekan bisnisku. Tapi nggak mungkin itu Wibisono yang sama." Asher bermonolog dalam hatinya.

Klek

Yuki keluar dari kamar mandi dengan baju lengkap sesaat ia menyisir rambutnya, pria salju itu masih di kamarnya dengan raut muka bingung.

"Ki...."

"Hmm...." Yuki jawab dengan sibuk mematut diri di depan cermin. Menghadapi pria kutub itu memang harus sama cueknya biar adil. Kenapa bisa seperti itu karena ia masih menyangsikan sikapnya yang terkesan ambigu.

Begitu selesai memberi sentuhan manja di pipinya dengan krim wajah, Yuki langsung ke luar mengabaikan Asher yang sedari tadi tengah menunggunya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Yuki melirik pria itu mengekorinya. Ia berjalan dengan jarak dua meter di belakang istrinya. Yuki langsung mengambil duduk di sebelah kak Zumi yang terlihat tersenyum sesaat melihatnya datang.

"Ki, kamu duduknya di sana sebelah Asher, dia juga mau lho di ambilin nasi sama kamu."

"Aku disini aja kak, biasanya juga kak Zumi kan yang ngelakuin itu."

"Sekarang giliran kamu Ki... biar terbiasa."

Yuki benar-benar bingung dengan sikap mereka berdua seperti menanam madu di ladang racun.

Yuki melirik Asher berdecak kesal dengan sikapnya, sekilas tangan Zumi mengelus lengannya dengan mata yang mengisyaratkan untuk tetap tenang dan sabar. Ah mereka memang penuh teka-teki.

Setelah usai makan malam Yuki langsung berdiri dan hendak meninggalkan mereka berdua namun suara kak Zumi menghentikan pergerakan gadis itu.

"Ki... sebentar, aku mau bicara jangan pergi dulu."

"Apa ya kak, kalau tidak penting besok saja aku ngantuk." Kata Yuki jujur, sebab memang ia sangat ngantuk dan capek. Selama Asher menginap di kostnya, ia tidak bisa tidur nyenyak sama sekali di tambah siang harus bekerja. Yeach dobel capek.

Zumi memandang Yuki sekilas kemudian beralih memandang Asher. "Kamu aja mas yang bilang, biar afdhol," ujjar kak Zumi ragu.

"Khem," Asher berdehem sejurus kemudian ia berkata

"Nanti malam dan malam-malam selanjutnya aku akan tidur di kamar mu Ki, jadi... jangan mengunci pintu lagi," ujar Asher menjelaskan yang langsung membuat Yuki merasa terancam.

Gadis itu tersenyum, berusaha setenang mungkin. Biar bagaimana pun tidur dengan status suami istri itu sangat wajar namun apa jadinya kalau ini hanya sebuah permainan belaka dan bagaiman kalau ia hamil lalu Asher tidak mencintainya, oh no. Yuki begiding ngeri.

Di madu saja sudah nyesek apa lagi kalau sampai mengandung anaknya, tidak di cintai di tambah di tinggal pergi. Benar-benar buruk.

Yuki menatap ragu ke dua pasangan aneh itu, walaupun bibir kak Zumi melengkung indah namun ada gurat kesedihan di matanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kak Zumi, wanita itu terlihat rapuh tapi juga terlihat tegar. Yuki semakin bingung di buatnya. Apakah kak Zumi sakit? Tapi sakit apa? Kenapa wanita itu terkesan mau berbagi suami?

***

"Ki...kamu tidur apa pingsan di dalam, lama amat." Asher mengetuk pintu kamar mandi setelah hampir setengah jam ia di dalam.

"Sebentar," Yuki menyaut, satu kamar dengan Asher selalu membuatku tidak nyaman.

Klek

Yuki ke luar kamar mandi dengan perasaan gusar, berdiri mematung di depan pintu kamar mandi menatap Asher yang sedang menatapnya juga sesaat sedang memainkan ponselnya di tangannya.

"Mau sampai kapan berdiri di situ? Sini..." Asher menepuk-nepuk kasur di tempat bagian gadis itu.

Yuki mendekat perlahan mulai duduk di bibir ranjang dengan perasaan tak tentu arah. Kacau, tiba-tiba suara ponselnya bergetar.

Amar calling

1
Ristyowati
Luar biasa
◡̈
zumi udh kabur masih mau dikejar ya
◡̈
menyebalkan ini Asher/Smug/
◡̈
waduh
Rosita
Buruk
an
baaguuuss
@Al🌈🌈
/Good/
Mice Zaimarni
Luar biasa
wiwin winarti
bagus sekali ceritanya
dhedoy wahyudi
Luar biasa
Pindhu Denayu
tetep gak mau rugi y pakkk,tiap pengen lgsung gasss mumpung 1 kantor..
Pindhu Denayu
ohh jdi ini awal mula perjodohan disky to...pdhl aku dh khatam cerita anaknya,baru Nemu cerita emak bpk nya 😂
Zana Putri Zakhira
sebenarnya kecewaaa sih thooor.. kenapa harus balikan lagi sama Asher.. biar tu laki menangis darah liat Yuki bahagia sama amar..
tpi klo ngak balikan.. ngak bakalan ada dong Dogan sky nya....😂😂😂😂
Zana Putri Zakhira
Lumayan
Yuli Iliana
😭😭
Yuli Iliana
😭😭😭
✨️ɛ.
monmaap gue lambaikan tangan ke kamera..
undur diri dulu, thor.. 🙏🏻
✨️ɛ.
si Anton gatau Yuki bininya Asher juga? pas nikahan gak dateng? kan jelas loh nama Yuki yg disebut pas akad..
✨️ɛ.
kok kesannya kayak si Asher yg terzolimi ya.. kalo mau ngambil hatinya Yuki ya usaha dong lakiknya, dibaik²in bukan malah diketusin.. ada timbal baliknya, jangan mau enaknya aja..
gaje bener nih pasutri playing victim dua²nya..
gila, sejak bab awal kerjaan gue gak brenti misuh.. /Speechless/
✨️ɛ.
heh jaenal.. kok malah nyalah²in Yuki lu.. salahin tuh bini muda lu maen kabur² aja pas akad..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!