NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / trauma masa lalu
Popularitas:81.3k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 24

"bun, sekarang tasya udah ga punya tempat untuk pulang. Lama sekali untuk menunggu tuhan menjemput tasya"

Tasya memejamkan matanya. Dia teringat momen saat suara-suara di kepalanya begitu riuh, dan berhasil membuatnya melakukan hal yang sangat nekat. Tasya berusaha untuk menguatkan dirinya, agar pengorbanan bundanya dulu tidak sia-sia.

Telinganya mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ada yang ingin ikut berteduh juga di halte itu, dengan cepat dia menghapus air matanya. Saat tasya membuka matanya dan melihat ke arah seseorang yang juga ikut berteduh bersamanya di halte tersebut, tasya nyaris menjerit ketakutan.

"sendirian aja neng?"

Tanya seorang laki-laki berusia paruh baya. Tato yang menghiasi wajah dan tangannya, aksesoris yang dia kenakan. Laki-laki itu seperti preman.

Tubuh tasya bergetar, dia sangat takut saat itu. Tasya memperhatikan di sekitar halte. Rupanya ada dua orang lainnya yang juga ikut berteduh bersamanya, dengan penampilan yang persis dengan preman yang tadi melontarkan sebuah tanya kepada tasya.

Salah satu dari mereka menggeser duduknya mendekati tasya. "mau abang temenin ga neng?"

"kok mukanya kaya lagi sedih gitu, sini sama abang aja, di jamin jadi senang neng" goda laki-laki ketiga yang kini ikut mendekati tasya.

Karena merasa tak enak, tasya berniat untuk pergi dari sana, dia tak peduli jika harus berkelahi dengan hujan yang begitu deras, dia ingin menjauh dari preman-preman itu.

Baru saja berdiri, tangannya langsung di tarik oleh preman itu agar dirinya kembali duduk.

"lepasin!" tubuhnya menggigil semakin hebat.

"mau kemana sih cantik? Kan ada abang di sini" ucap salah satu preman yang menahan tangan tasya.

"neng kedinginan ya? Udah di sini aja neng, biar abang bantu angetin badan neng yang kedinginan ya" ucap laki-laki yang merupakan preman pertama yang menggoda tasya, sambil mulai mencengkeram bahu tasya.

Tasya meronta sekuat tenaga, dia berusaha untuk membebaskan dirinya. Namun, karena dia sangat lelah malam itu, tenaganya sangat kalah jauh dari preman-preman itu, dia tak mampu melawannya.

"biarin gue pergi.... Tolong....."

"jangan jual mahal kaya gitu atuh neng"

Ketiga preman itu tertawa bersama.

Tasya yang berusaha untuk tidak menangis pun sudah tak mampu untuk menampungnya. Tasya mulai menangis.

"kenapa nangis sayang, ada abang di sini kok nangis sih"

Seorang preman lainnya menarik tangan tasya, berusaha menariknya untuk pergi dari sana. Tasya hanya bisa menangis ketakutan, dia tak mampu memberontak, kakinya sangat lemas. Dia hanya bisa berdoa memohon pertolongan.

Tiba-tiba bunyi keras menghantam pipi preman yang sedang menarik tangan tasya.

BUGH!

Preman itu terjatuh, membuat pegangannya pada tangan tasya terlepas. Mata preman itu menatap nyalang si pelaku yang menghajarnya.

"siapa lo? Bocah tengil" tanyanya garang.

"DASAR BRENGSEK, JANGAN GANGGU DIA!"

Kevin berdiri di depan tasya, menghalangi tasya dari preman-preman itu. Tangannya mengepal erat, napasnya tersengal-sengal. Dia begitu kelihatan sangat lelah karena harus mencari tasya ke sana dan ke mari di tengah derasnya hujan.

"bocah ingusan bisa apa?" ketiga preman itu terkekeh bersama. Lalu, salah satu mereka mengayunkan tinju untuk memukul kevin.

Kevin dengan sangat cepat menepisnya. Hingga pukulan tersebut tak mampu meninjunya. Saat kevin melihat celah, dia langsung mengayunkan tinjunya untuk memukul tubuh preman tersebut.

Tinju kevin berhasil menghantam perut preman itu. Membuatnya kesakitan. Tanpa membuang waktu lama, kevin langsung menendang preman lainnya. Dia terus melayangkan pukulan dan tendangan berkali-kali pada ketiga preman itu.

Dua preman serentak maju mendekati kevin, mereka kompak mengeroyok kevin. Dan preman satunya memukul kevin dari depan.

Kevin mulai kewalahan. Dia hanya seorang remaja biasa, walaupun dia mahir dalam berkelahi, tetap saja dia akan kalah jika harus berhadapan dengan tiga preman sekaligus.

Salah satu pukulan dari preman itu, mampu membuat kevin terjatuh, dan meringis kesakitan.

"ugh..."

Tasya menjerit keras saat melihat kevin perlahan mulai tumbang. Dia panik, tetapi dia juga sangat ketakutan. Saat melihat kevin yang mulai tumbang, preman itu pun mendekat ke arah tasya, dan mulai menarik kembali tangan tasya untuk membawanya pergi dari sana.

Saat melihat tasya yang mulai di tarik oleh salah satu preman, kevin berusaha untuk bangun dan menolong tasya, tapi dirinya tak mampu. Kedua preman yang melihat kevin berusaha untuk bangun pun, langsung melayangkan tendangan ke pada kevin.

Tiba-tiba, dua orang laki-laki menyerang ketiga preman-preman itu. Preman yang sedang menendangi kevin dan preman yang sedang berusaha menarik tangan tasya untuk membawanya pergi.

"JANGAN GANGGU TEMAN-TEMAN GUA!" teriak gilang.

Kini kondisi perkelahian berjalan imbang. Setelah zeo dan gilang bergabung, kevin kembali bangun dan melawan rasa sakitnya, dia kembali memukul preman-preman itu.

Hazel langsung menghampiri tasya dan memeluknya, dia berusaha menenangkan tasya yang sangat ketakutan dan kedinginan. Hazel mencoba mengajak tasya untuk masuk ke dalam mobil. Tetapi, tasya menolaknya, dia tak ingin meninggalkan teman-temannya yang sedang berkelahi untuk menolong dirinya.

Kevin, gilang dan zeo berhasil membuat preman-preman itu babak belur.

"SIAL!"

"awas ya kalian, dasar bocah ingusan"

"bocah-bocah ingusan gini juga ga takut sama om-om bangkotan kaya kalian mah" ucap zeo.

Ketiga preman itu pergi dari sana.

Gilang dan zeo memang terluka, tapi kevin terluka cukup parah, karena awalnya dia hanya sendirian melawan ketiga preman itu.

Tasya berlari menghampiri kevin. Dia menatap wajah kevin yang penuh luka. Tasya mengusap pipi kevin menggunakan kedua tangannya dengan sangat lembut sekali, agar kevin tak merasakan rasa sakit karena sentuhan tangannya.

"kita ke rumah sakit ya"

"gausah sya, cuma di obatin sama tangan lo juga nanti sembuh" ucap kevin dengan senyum yang terulas di wajahnya.

"yaelah bisa-bisanya lo dia begitu" ucap zeo meledek.

"kevin doang yang di perhatiin. Padahal kita juga ngebantuin" sahut gilang.

Tasya menoleh ke arah kedua temannya itu, gilang dan zeo. Dia mendekat ke arah mereka. "makasih ya buat kalian semua yang udah bantu aku. Aku ga tau kalau ga ada kalian bakal gimana"

"udah ya, sekarang kita ke rumah sakit dulu. Abis itu kalau semuanya udah beres baru kita bicara"

Awalnya mereka menolak, mereka terlalu menganggap bercanda luka-lukanya itu. Namun, tasya dan hazel memaksa mereka untuk mengobati lukanya di rumah sakit. Karena paksaan dari tasya dan hazel, akhirnya kevin, gilang dan zeo pun mengangguk setuju untuk pergi ke rumah sakit.

Ketiganya sedang di periksa oleh dokter. Kini hanya tasya dan hazel yang sedang menunggu di kursi tunggu.

"hazel" panggil tasya.

"iya sya?"

"makasih ya zel, kamu udah dateng buat bantu aku"

Hazel mengangguk sambil melontarkan senyum ke pada tasya.

"dari awal gua yakin sya, lo ga salah. Gue udah nunjukkin buktinya ke pihak sekolah"

"bukti? Bukti apa?"

"video asli yang sebenarnya terjadi sya. Nih lo liat" hazel memberikan ponselnya, memutar sebuah video yang durasinya tak terlalu panjang.

"gue juga ngasih liat video ini ke william sya"

Mendengar perkataan sahabatnya itu, membuat dirinya terkejut dan langsung menatap hazel.

Hazel kembali menganggukkan kepalanya. "william udah tau sya. Dan gue dapet video ini juga dari clara. Gue juga kaget sya, pas clara dateng ke kelas dan ngasih liat video ini ke gue. Mungkin dia ngerasa bersalah karena udah jahat sama lo"

1
Yuni Sholihah
lanjut lah.... ceritanya seru walaupun bikin mewek bacanya
Anisya Anisya
sedih deh membaca nya, Sy Sampai nangis Thor
Dwi Hariani
kog end to tor,lanjut lagii yokk
Yaniezta
yaaahhh ko abisss
Yaniezta
nangis malem*
Mujiyem Mujiyem
hatiku ikut Ter iris 😓
Riccah Dahlan
Luar biasa
Kim Theo
ikutan baca
Tiara Bella
kakak2nya pd goblok semua....
Tiara Bella
banyak bet bawang ini.../Sob//Sob//Sob/
Wellyam Dirga
sedih
Diana Disra
ada sambungan nya song
Teti Apriyani
tidak terasa air mata mengalir dengan sendiri nya. 😭😭😭😭😭
Ika Surya Ningsih
nah lho k..
knp uda hbis.. g lnjut kah
christie Ciciz
kok end
Lia Marliani
eh ko end sih thor 🥺🥺
flowersss: iya huhu, dari awal aku buat cerita ini, rencananya emang gamau panjang episodenya. di tambah lagi belakangan ini aku sibuk banget, takut keseringan ga up🥲
total 1 replies
Holipah
keluarga gila d tendang perut nya d tampar hello kamu pikir sendiri Bryan 😏😏😏😏
Meeta Baggio
Tentu aja sesakit itu siapa yg bakalan tahan klo terus2an di siksa ga akan ada. kalian sungguh kejam
Nisa Ramadani
duh tanysa bawa uang nggak kalo pergi dari rumah sekolahnya gmn
tgl dmn
semoga kalo bener bener dapat hidup mandiri
Holipah
iya lh mendingan pergi dari rumah itu dari pada ada d rumah itu ttpi slalu d anak tiri kn Dion jga gila anak nya sendiri sampai di siksa begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!