Jangan lupa dukungannya♥︎
Ig : offcdlee_
***
“Ekheeeee, mommy dimana daddy na Lavin ? “
Rengek seorang bocah gembul berumur 3 tahun membuat wanita cantik itu menatap putra semata wayangnya dengan mata berkaca-kaca.
Kecelakaan pesawat yang sangat tragis 3 tahun yang lalu, membuat wanita cantik bernama Cherry Ice harus kehilangan suaminya saat menjalankan tugas sebagai pilot.
Untuk menghilangkan ingatan buruknya, Cherry kembali aktif bekerja setelah lama cuti.
Bagaimana jika suatu hari nanti Cherry bertemu dengan pria berseragam pilot mirip suaminya ? Bagaimana jika pria itu benar suaminya ? Apa yang harus Cherry lakukan saat tahu suaminya akan bertunangan dengan wanita lain ?
“Apa aku harus merelakan dirimu, mas ? “ ucap Cherry.
“Jika benar dirimu adalah istriku, tolong, bantu aku kembali mengingat tentang kita ! “ pinta Jeon.
Jangan lupa mampir dan saksikan kisah percintaan Cherry dan Jeon, di novel “Lihat ! Pilot itu daddyku ! “
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati papa Cleon potek
25.
Pagi hari kembali dibuat gempar oleh tangisan bocah perempuan yang meraung kesakitan berlumur darah. Mama Alexa yang panik berteriak memanggil suaminya sambil memeluk tubuh putrinya yang menangis kesakitan.
Daddy Jeon dan Opa Crayston yang saat itu sedang membahas usaha yang akan dibangun Daddy Jeon seketika berlari menghampiri teriakan Mama Alexa.
“Lexa, apa yang terjadi ? “ tanya Opa Crayston panik.
“Papi, tolong hiks ! tolong selamatkan Jeli… “ tangis Mama Alexa pecah saat menyadari putrinya tak sadarkan diri.
“Papi, ayo bawa Jelita ke rumah sakit ! Lexa kamu susul kami bawa suamimu ! “ ujar Daddy Jeon panik mengambil paksa tubuh Jelita yang tak sadarkan diri dan berlari keluar mansion diikuti Opa Crayston memanggil supir.
“Pak, cepetan sedikit ! “ ucap Opa Crayston panik.
Keduanya berusaha memberhentikan darah yang mengalir dari kepala Jelita bahkan mencoba membangunkan Jelita yang sudah tak sadarkan diri itu.
Pak sopir menginjak gas, mantan pembalap itu mencoba kembali melajukan mobilnya seperti saat dirinya dulu menjadi pembalap yang terkenal di kota Bandung.
Sesampainya di rumah sakit Citra Sakti, Daddy Jeon berteriak meminta tolong suster dan dokter untuk menolong keponakannya.
“Dokter ! Suster ! Tolong kami !! “
Beberapa suster datang berlari mendorong brankar, Opa Crayston segera meletakan cucu perempuannya di atas brankar dan membantu beberapa suster dan dokter untuk mendorong brankar menuju ruang UGD.
“Maaf, keluarga pasien harap tunggu diluar ! “ cegat salah satu suster.
Opa Crayston mengangguk, ia berdiri di depan pintu ruang UGD dengan raut wajah yang sangat cemas dan khawatir. Sedangkan, Daddy Jeon pergi untuk melakukan registrasi keponakannya.
“Papi ! Bagaimana keadaan Jelita ? “ tanya Papa Cleon yang baru datang bersama istri dan lainnya.
Ravin yang tidak mau sekolah, berlari menghampiri daddy nya dan menangis kencang.
“Sudah, jangan menangis. Ravin kenapa kok nggak sekolah ? “ tanya Daddy Jeon saat menyadari putranya tidak pergi sekolah.
“Kami khawatir dengan Jelita, Ravin sendiri tidak mau sekolah karena ikut khawatir bahkan badannya sekarang jadi panas.. “ jelas Mommy Cherry.
Mendengar perkataan istrinya, Daddy Jeon segera menempelkan telapak tangannya di kening sang putra. Benar, suhu tubuh putranya panas membuat Daddy Jeon khawatir.
“Ravin .. Ravin pulang ya istirahat di rumah, “ Ravin menggelengkan kepalanya lemah. “Daddy temani Ravin di rumah okey,, “.
“ Ndaa Lavin mau di sini, mau temani Jeli. “
Daddy Jeon menghela nafasnya, putranya sangat keras kepala. Daddy Jeon memutuskan untuk membawa istri dan putranya untuk berobat setelah mendapatkan saran dari mertuanya.
Mau tidak mau, Ravin harus dirawat karena demamnya semakin naik. Sedangkan keluarga yang lain sedang menunggu dokter keluar.
Ceklek !
“Dokter, bagaimana keadaan putri kami ? “ tanya Papa Cleon merangkul istrinya.
“Iya dokter, bagaimana keadaan cucu kami ? “ tanya Oma Crystal khawatir.
“Jangan khawatir lukanya tidak terlalu besar, hanya tergores kecil. Kami juga sudah menghentikan pendarahan yang ada di kepalanya. “ jelas dokter membuat mereka semua bernafas lega.
“Sebentar lagi, putri kalian akan dipindahkan ke ruang —
“ vvip ! “ seru Papa Cleon dan Opa Crayston kompak.
Dokter mengangguk. Beberapa saat kemudian, beberapa suster keluar dengan mendorong brankar milik Jelita. Mama Alexa kembali menangis sambil mengikuti beberapa suster mendorong brankar Jelita sampai ke ruangan vvip.
“Maafin, mama sayang. Mama nggak jaga kamu dengan benar ! “.
Papa Cleon merangkul dan mengusap pelan pundak istrinya. “Sudah, jangan menangis lagi… “
“Tapi ini semua salahku, aku tidak menjaga Jelita.. “ ucap Mama Alexa masih menyalahkan dirinya sendiri.
*
*
*
*
*
Di ruangan lain, Oma Crystal mengusap wajah cucu laki-lakinya yang tertidur pulas setelah meraung tidak mau di infus. Suhu tubuhnya saat ini belum mengalami perubahan sehingga harus dipasang infus.
Mommy Cherry, tertidur sambil memeluk tubuh putranya atas permintaan Ravin, sedangkan Daddy Jeon memilih untuk duduk di sofa yang berada di sudut ruangan.
Ceklek !
“Sayang, sarapan dulu ! “ ajak Opa Crayston yang datang mengajak istrinya sarapan.
Oma Crystal menggeleng, ia masih mengusap wajah cucu laki-lakinya. “ Cucu kita dua-duanya masuk rumah sakit, kenapa ? “.
Opa Crayston menghela nafas, “ Kita nggak bisa nentuin harus gimana, sayang. Sehat dan tidak sehat itu sudah takdir yang harus diterima. “
“Ingat, jangan menghakimi seolah kau menderita.. “
Oma Crystal cemberut saat mendengar ucapan terakhir suaminya. “ Menghakimi siapa ? Seolah menderita. “
“Ayo makan dulu ! “ ajak Opa Crayston lagi. “Jeon, bangunkan istri untuk makan ! “ titah Opa Crayston membawa istrinya untuk duduk di sofa.
“Baik pi,”
Daddy Jeon bangun dari duduknya dan segera berjalan menuju brankar dan langsung membangunkan istrinya untuk makan.
“Sayanggg, bangun dulu ! “ ucap Daddy Jeon membangunkan istrinya untuk makan.
“Hmm… . “
Sedangkan di ruang VVIP, Jelita sudah sadarkan diri namun ia merengek karena mendapatkan tangannya tertusuk jarum.
“Lepasin ini mama… nda ena benellll ! “ rengek Jelita lemah.
“Sttt ! Jangan merengek, sepupu kamu juga sama di ruang sebelah ! “ tegur Mama Alexa.
Jelita cemberut, mulutnya sudah maju lima centimeter. Ia menatap papanya yang sibuk dengan laptop di pangkuannya.
“Mama, Jeli bosan ! Kelual main boleh ! “
“Ehhhh, kamu kira kamu ini sehat ! Pagi-pagi udah bikin mama jantungan ! sekarang kamu mau hati mama copot ? “ ucap Mama Alexa kesal, ia melototkan matanya membuat putrinya ikutan kesal.
“Kalau hati nya mama copot, hati papa potek dong ! “ seru Jelita kesal.
“Ha ?! Kenapa papa dibawa-bawa ?” tanya Papa Cleon heran.
“Papa, fokuslah bekelja ! Biaya lumah sakit papa yang bayalin, kalau kulang papa ditinggal telus kelja disini buat melunasi hutangnya !” tegur Jelita membuat Papa Cleon menganga.
“Ehhh, kalo kurang kamu yang ditinggalin bukan papa ! “ ucap Papa Cleon tak terima.
“Kenapa Jeli yang di tinggal ? “
“Ya, karna kamu nggak punya uang !! “ seru Papa Cleon gregetan.
“Jeli punya uang ! Papa lupa ya Jeli ini dikasih saham sama opa ! Saham papa itu dikit dali Jeli, jadi jangan bilang Jeli nda ada uang ya ! “ ucap Jelita menggebu-gebu bahkan ia lupa dengan rasa sakit dikepalanya.
“Saham ? Papi kasih kamu saham ? Saham yang mana ? “ tanya Papa Cleon bingung sekaligus penasaran.
“Jangan kepo deh papa ! Saham yang mana itu sudah lahasia Jeli, opa dan Tuhan. “
“Lalu mama nggak boleh tahu gitu ? “ ucap Mama Alexa tak terima.
Jelita diam memikirkan sesuatu. “ Kalau dikasih tahu, mama pasti ngadu sama papa. bilang jangan ya ? kalau bilang nanti mama sama papa syok belat.. “ gumam Jelita dalam hati.
Kedua orang tuanya menunggu jawaban dari Jelita, papa Cleon tak khawatir jika putrinya hanya memberitahukan kepada istrinya saja karena setelah istrinya tahu, dirinya akan menanyakan tanpa adanya keberadaan Jelita putri pelitnya itu.
“Apa ? “ tanya Mama Alexa penasaran.
“Nggak jadi deh, mama culang ! nanti dikasih taunya ke papa ! Nda jadi bikin papa syik syek syok ! “ ucap Jelita ngawur.
Jawaban Jelita membuat kedua orang tuanya syok. “ Anak iniiiiiii… “.
Di sisi lain, ketiga orang dewasa sedang menatap bocah laki-laki yang sedang disuapi oleh omanya.
“ Makan yang banyak, biar cepat sembuh ! “ ujar Oma Crystal menyuapi cucu laki-lakinya makan.
“Baik oma, tapi sudah ya. Pahit ! Lavin nda suka, nda enak ! “
“Sedikit lagi ! “
Ravin menggeleng menutup mulutnya dengan satu tangan yang terbebas dari jarum suntik.
“Satu kaliiiii lagiii, “ seru Oma Crystal gemes.
“Ndaaa oma… “ sahut Ravin.
“Habisin ya, nanti oma suruh opa beliin mainan yang Ravin mau gimana ? “ bujuk Oma Crystal tanpa menyerah.
“Kok aku yang… “ rengek Opa Crayston.
“Diamlah ! Tulutin/Turutin saja susah kali !! “ seru oma dan cucunya kompak membuat opa Crayston tak berkutik lagi.
“mampusss akuuuu”
...***...
Jangan lupa dukungannyaદᵕ̈૩