Anak Genius Milik CEO

Kedua anaknya sudah tertidur begitu nyenyak. Namun, Bella masih saja terjaga. Entah dia harus senang atau bahagia, karena akhirnya dia bisa bertemu dengan laki-laki yang sudah menitipkan benih di rahimnya. Jika kala mengingat apa yang dilakukan Alex padanya, hatinya terasa begitu sakit. Sepertinya, dia butuh waktu untuk melupakan semua yang terjadi.

"Ya Tuhan, aku mohon petunjuk darimu! Berikan petunjuk terbaik untukku!"

Rasanya begitu lelah, memikirkan langkah apa yang harus dia ambil. Apakah dia akan menerima Alex di hidupnya, ataukah menerima Alex sebagai papi kedua anaknya. Dia masih ragu pada Alex. Dia takut, kalau nantinya hatinya akan semakin sakit. Bisa saja Alex meninggalkan dia kembali.

Alex dan Mami Rachel sudah bersiap-siap untuk menemui Bella. Mami Rachel sudah mengetahui semuanya dari sang anak. Dia begitu antusias ingin bertemu Bella dan juga kedua cucunya.

Mereka kini sudah dalam perjalanan menuju kediaman Bella. Alex sudah menyiapkan kue untuk kedua anaknya dan juga Bella. Dia berharap, Bella akan memaafkan dirinya, dan menerima dirinya di hidupnya.

"Aku sudah menyiapkan surprise untuk Bella. Nanti, Mami tolong jaga kembar dulu ya! Alex ingin mengajak Bella pergi. Semoga saja Bella tak menolak," ucap Alex kepada sang mama.

Tentu saja Mami Rachel setuju. Dia pun ingin Alex segera menikah dengan Bella, agar dia bisa dekat dengan kedua cucunya.

Mereka sudah sampai di kediaman Bella. Mobil yang membawa mereka sudah terparkir di halaman parkir kediaman Bella. Alex dan sang mami turun dari mobil, dan langsung masuk ke dalam.

"Kamu benar-benar nekat. Aku kira, ucapan kamu hanya sekadar omong kosong saja," ucap Bella sinis.

Buru-buru Bella turun dari kamarnya, menghampiri kedua anaknya yang sedang bermain di lantai satu. Dia ingin membawa kedua anaknya ke kamar. Dia takut, kalau nantinya Alex akan merebut kembar dari dirinya.

"Mommy, di luar ada Nenek dan Papi. Aku ingin bertemu mereka. Mengapa Mommy mengajak kamu ke kami ke kamar? Aku mohon! Izinkan kami bertemu mereka," pinta Feli dengan wajah memelas memohon iba.

Disitu, Bella merasa bimbang. Dia tampak berpikir, apa yang harus dia lakukan. Sesungguhnya dia tak rela, jika Alex menguasai kedua anaknya.

"Permisi, Nona. Tuan Alex dan juga ibunya, datang. Mereka hendak menemui Nona," ucap Leticia.

"Baiklah. Suruh tunggu! Aku akan segera turun," ucap Bella kepada Leticia.

Setelah Leticia pergi, Bella bicara padanya. Untuk tetap di kamar. Dia tak memperbolehkan kedua anaknya bertemu Alex maupun maminya Alex. Baginya, ini urusan antara orang dewasa.

"Mengapa Mommy tega memisahkan kami dari papi? Apa kami salah menginginkan memiliki keluarga yang utuh?" protes Feli. Jika dibandingkan Farrell, anak perempuannya itu lebih kritis.

Bella merasa tertampar dengan ucapan Feli. Namun, tak semudah itu membiarkan Alex bisa dekat dengan kedua anaknya.

"Kalian hanyalah anak kecil yang tak tahu apa-apa! Mommy harap kalian bisa bersikap tenang dahulu. Mommy ingin memberikan pelajaran dahulu kepada papi kamu. Dia sudah menyia-nyiakan kita," ucap Bella tegas.

Farell mencoba menenangkan sang adik yang saat itu berdebat dengan mommynya. Akhirnya Feli diam. Membiarkan mommynya turun menemui papi dan neneknya tanpa mereka. Benar kata Mommynya. Kalau ini urusan orang dewasa. Mereka tak boleh ikut campur.