NovelToon NovelToon
Istri Kedua Suamiku

Istri Kedua Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:300.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Tya

Betapa hancurnya perasaanku, saat aku tau suamiku menikah diam diam di belakangku dengan temanku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Sesampainya di lobby kantor, aku segera menekan nomor Imas di ponselku mengirimkan pesan ke imas.

aku ("Imas, aku sedang dalam perjalanan menuju restoran yang akan kita datangi, ya,") kataku singkat.

Aku pun melangkahkan kakiku menuju parkiran mobil. Namun, sebelum sempat membuka pintu mobil, tiba-tiba lenganku ditarik oleh seseorang. Aku terkejut saat melihat wajah Hans yang serius di depanku.

"Hans!" seruku kaget. "Apa yang terjadi?"

"Kita perlu bicara," ujar Hans dengan nada yang serius.

Aku berpikir sejenak, mungkin saja Hans ingin membahas hal penting. Akhirnya, aku memutuskan untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Hans.

Dengan cepat, aku mengirim pesan singkat ke Imas,  ("Imas, pesan makan dulu ya, aku agak terlambat datang karena mau bicara dulu sama Hans. Aku segera ke sana setelah ini.")

Aku dan Hans duduk di sebuah bangku taman yang ada di dekat parkiran. Hans tampak begitu serius, membuatku semakin penasaran dengan topik pembicaraan yang akan dia sampaikan.

"Ada apa, Hans?" tanyaku sambil duduk di sampingnya, mencoba menenangkan diri meskipun hatiku sedang gundah.

"Apa Kamu sudah memikirkan matang-matang tentang perceraian kita?" tanya Hans dengan ekspresi wajah yang datar, seolah tak ada perasaan di dalamnya.

"Iya, kenapa tidak," jawabku mantap, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata.

"Oke, aku gak akan datang ke persidangan itu supaya kamu cepat lepas dari aku," seru Hans dengan nada datar, tanpa sedikit pun rasa penyesalan terlihat di matanya.

Aku mencoba tetap santai dan tenang, "Terima kasih, Hans."

Suasana kembali hening, hanya ada suara dedaunan yang saling bergesekan karena angin yang berhembus. Hati ini tak mampu menahan rasa sakit yang mendalam.

"Apa kamu selama ini mencintai Rena? Di belakangku?" tanyaku dengan suara yang serak, menahan rasa sakit yang menghujam di dada.

"Iya," jawab Hans tanpa ragu, seolah tak peduli akan perasaanku yang terluka.

"Kenapa kamu tidak melepaskan aku?" bisikku, air mata kini tak bisa lagi kutahan. Jatuh membasahi pipi yang merah padam.

Tapi dengan cepat aku usap air mataku, aku teringat kata dokter arka jangan cengeng, tidak semua masalah bisa selesai dengan menangis.

Hans tak menjawab, tatapannya kosong menatap ke arah yang berbeda. Aku tersadar bahwa hatinya kini telah pergi jauh, meninggalkanku dalam kesedihan dan kekecewaan.

"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura mencintai aku, Hans?" tanya ku dengan suara getir, matanya berkaca-kaca.

"Aku mencintaimu, dan juga Rena. Aku gak bisa melepaskan kamu, tapi aku ingin memiliki Rena waktu itu. Dia setiap hari perhatian sama aku, bahkan dia sering datang ke kantor membawakan makan siang untukku," jawab Hans dengan wajah penuh keseriusan.

"Oo, berjalan berapa tahun kamu dan Rena seperti itu?" Aku menahan amarahnya yang mulai membara.

"Dua tahun setelah kami menikah," ungkap Hans dengan suara lirih.

Nafas ku seakan terhenti seketika mendengar cerita sebenarnya. Aku mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh, namun tetesan air mata itu tak terbendung lagi. Hatinya tercabik-cabik mendengar pengakuan suaminya.

"Jadi kamu selama itu membohongiku?" tanyaku dengan nada bergetar.

"Iya," jawab Hans singkat, menundukkan pandangannya.

"Hebat," ucap ku dengan sinis, mencoba menyembunyikan luka yang terasa semakin dalam.

Aku Merasa seperti tertusuk belati mendengar pengakuan Hans. Selama ini, kebahagiaan yang dia rasakan hanyalah kepalsuan belaka.

Hans berdiri tegak, langkahnya terhenti beberapa meter di depanku. Wajahnya tampak pucat dan terkejut dengan perkataanku. "Rea!" bisiknya lirih, suaranya terdengar hancur.

Aku pura-pura tidak mendengar panggilannya, menatap lurus ke depan, berusaha menyembunyikan air mata yang menggenang di sudut mataku.

"Terima kasih atas luka ini, Hans," gumamku, suaraku bergetar karena emosi. "Kalau saja aku tahu akan seperti ini, aku tidak akan menerima lamaranmu dan menolak pria-pria yang jauh lebih baik darimu."

Hans menelan ludah, matanya berkaca-kaca. "Tapi aku mencintaimu, Rea!" serunya, putus asa.

Aku menghela napas, mengejeknya dengan tawa sinis. "Itu bukan cinta, Hans, itu obsesimu untuk mendapatkan aku. Terima kasih sudah pernah menjadi suamiku dan membahagiakanku, meskipun itu hanya palsu!" seruku, berbalik dan berjalan menjauh darinya.

Tak ada kata yang terucap dari mulut Hans, hanya bisikan lirih yang terdengar oleh angin. "Selamat tinggal, Rea."

Mengendalikan langkah kakiku yang berat, seakan jarak menuju mobilku terasa jauh sekali.

Air mataku tak henti-hentinya mengalir, menyesali kecengengan diriku sebagai perempuan.

"Kuatlah, Rea! Semua rahasia tentang Hans sudah terungkap. Dia bukan sosok baik yang selama ini kau anggap," ucapku dalam hati, mencoba menyemangati diri sendiri.

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan sedang, membelah jalanan padat di jam makan siang.

Begitu tiba di restoran yang telah ditentukan, aku segera berjalan masuk untuk menemui Imas, sahabat yang setia menemaniku melalui suka duka.

Imas sudah terlihat duduk menunggu di salah satu meja. Melihatku datang, ia segera berdiri dan bersiap menyambut ku.

Aku langsung memeluk Imas erat, melupakan semua aturan sopan santun yang ada. "Imas, aku benar-benar tak tahan lagi. Kenapa Hans bisa begini?" keluhku di bahu Imas, mengekspresikan segala rasa sakit hati yang kudapatkan.

Imas mengusap punggungku dengan lembut, menenangkan perasaanku. "Rea, kamu harus kuat. Kita akan atasi semua ini bersama, ya. Jangan biarkan Hans merusak hidupmu," ucap Imas dengan suara yang penuh kasih sayang, mencoba menyuntikkan semangat kepadaku.

Imas melapaskan pelukan yang erat padaku, lalu mengusap air mata yang mengalir deras di pipiku, seperti Imas merasa apa yang sedang aku rasakan saat ini, matanya juga berkaca kaca saat menatapku.

"Jangan menangis lagi, simpan air mata kamu untuk kebahagiaan nanti," ucapnya dengan senyum yang menenangkan.

"Iya, Im," balasku seraya berusaha tersenyum.

"Sebentar lagi kamu dan Hans akan segera berakhir di persidangan besok," lanjut Imas, sahabatku sekaligus pengacaraku yang selalu setia mendampingiku.

"Aku harap semua berjalan lancar, Im," ujarku dengan harapan.

"Pasti akan lancar, Rea," sahut Imas seraya mengelus lembut rambutku, mencoba memberi semangat.

Tak lama kemudian, Imas menawarkan aku untuk makan. Terdengar suara perutku yang sudah sangat lapar.

"Kamu harus makan, Rea. Kamu butuh energi untuk menghadapi persidangan besok," tegas Imas.

"Bener kamu im, perutku juga sudah sangat lapar" seruku sambil tersenyum

"Nah gitu dong senyum, bentar lagi kamu akan jadi janmucan" seru Imas

Aku menautkan kedua alisku, tidak tau apa yang di katakan imas barusan."apa itu janmucan?" Penasaranku

"Janda muda cantik" hahaha

"Imas ih"

"Hehehe, udah makan"

Akhirnya, aku menuruti saran Imas dan segera menyantap hidangan yang telah disiapkan. Mengisi energi dulu, supaya siap menghadapi kenyataan hidup yang semakin hari semakin menuntut kekuatan.

**

1
Hanisah Nisa
lanjut
Dewi Nurani
tau ibu mertua gitu rea tetep aja maksa
Sunaryati
Selamat Rea dan Delvin semoga langgeng, segera dapat pengikat
Retno Harningsih
lanjut
Neti Herawati
bagus
Sunaryati
Segera launching Delvin Yunior Thoor untuk mematahkan kekhawatiran ibunya Delvin, Semoga menjadi menantu tersayang Rea
Hanisah Nisa
benar rea... terima tantangan.... yg penting... hatinya Delvin.... dan ayahnya... Delvin... setuju....
Retno Harningsih
lanjut
Irma
jadi sii hans biang keroknya awas kau hans
Hanisah Nisa
lanjut
Dewi Nurani
deuh si rea jadi istri gak dihargai , sekarang punya pacar gak diterima , ngapain juga terus bertahan
Retno Harningsih
lanjut
sarinah najwa
kasian rhea... jangan sampai hanya menjaga jodoh orang...😔
Hanisah Nisa
lanjut
Boma
udah 3 taun aja itu pacaran,kalo di dunia nyatamah mana ada pacaran sama janda selama itu,ko betah ya,apa lgi gak di setujin sama ortunya
Lee Mba Young
Kok mau sih rea pacaran smp 3th kl kredit motor dah lunas itu, kl aku mah ogah bnget di tenteng sana sini pa lagi mamanya gk setuju.
kcuali Delfin teges tinggal kan rumah trus nikah hidup berjuang berdua dan buktikan kl mampu tnp ortu. baru keren kan gk durhaka cm gk di restui krn janda, kcuali gk di restui krn perempuannya bkn wanita baik baik itu baru aku di pihak mamanya.
Irma: iya betul harusnya rea ama dafa aja kan mamanya dafa jga dah suka ama rea bahkan pengenya rea yg jd istrinya dafa apa lagi dafa jg suka ama rea andai rea pacaranya ama dafa pasti dah di nikahin tuh si reanya
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Sunaryati
Benar Rea sudah terus sama Raka jika kamu jadian sama Selain, jadi Raka tidak menaruh harapan padamu
Nora♡~
Tetap💪💪💪thor lanjut..
Raufaya Raisa Putri
si rea ngg ad wibawany a... mau lanjut bc tp ngg sk karakter pu ny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!