SERUNI

Namun tatapan penuh hiba terpancar dari wajah pucat wanita yang bernama Rani itu.Membuat Seruni mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Sa-saya temannya Rani"Seruni gugup sekali,jemarinya saling bertautan satu sama lain.

"Kamu apa-apaan sih?Emang kamu kenal mereka?"Timpal Roy dengan suara berbisik.Seruni mengangguk untuk mendukung kebohongan nya.

"Kamu temannya Rani???"Wanita tua yang kemungkinan ibunya Almarhum bertanya.Seruni mengangguk dengan tegas.

"Kalau kamu mau melihat Rani,dia ada di ICU No 03.Kalau disana tidak ada,berarti sudah dipindah ke kamar mayat"Ibunya Rani menjelaskan secara rinci.

"Sa-saya kesini mau bilang sama Tante,bahwa kematian Rani adalah pembunuhan"

Sontak penuturan Seruni membuat semua orang dalam ruangan Dokter terkejut.

"Atas dasar apa kamu bilang begitu"Timpal seorang laki-laki yang nampak tidak suka kepada Seruni.

"Karena sebelum Rani meninggal,dia sempat cerita kalau suaminya selingkuh dengan Jenny"Kini kalimat Seruni terdengar lebih tegas.Matanya menyorot tajam wajah laki-laki yang menurutnya itu adalah suami Rani.

Keadaan menjadi tegang,gadis yang mendampingi ibunya Rani nampak panik.

"Ka-kau jangan fitnah"Jenny berusaha membela diri.Ibunya Rani melihat keponakannya itu,Jenny jadi bertambah gugup.

"Itu fitnah Tante"Sanggah Jenny kalut.

"Sebaiknya hal ini dibicarakan diluar ruangan saya"Ucap sang Dokter menengahi.

"Baiklah Dok,,,terimakasih atas penjelasan dari anda"Ucap Ibunya Rani.Sang Dokter mengangguk sopan.

___

Semua orang yang baru saja berkumpul di ruangan Dokter pindah tempat ke halaman musollah,karena hanya di tempat itu keadaan tidak terlalu ramai dan lebih privasi.

"Nak,,sekarang coba jelaskan lebih rinci agar tante tidak kebingungan"Ibunya Rani mengawali topik pembicaraan.

Seruni saling beradu pandang dengan arwah Rani yang tak beranjak dari samping ibunya.

"Seperti yang tadi saya katakan Tante,bahwa kematian Rani bukan murni dari kecelakaan"

"Sebenarnya apa tujuan kamu mengatakan itu semua hah??"Hardik suami Rani.

"Biarkan dia bicara dulu Bagas"Sergah Ibunya Rani.Bagas pun kincup,ia tak berani membantah ibu mertuanya.

"Tolong Tante lakukan penyelidikan lebih lanjut atas kecelakaan yang menimpa Rani"

"Iya,,,Bagas sudah melaporkannya kepada pihak yang berwajib.Kecelakaan Rani akan diusut tuntas"Jawab Ibunya Rani.Namun Arwah Rani menggeleng.

"Dia tidak melapor ke pihak penyidik,hanya kepada polisi lalu lintas saja"Desauan angin menerpa rungu.Hanya Seruni yang bisa mendengar suara dibawah getaran itu.

"Dan dari polisi sudah dijelaskan bahwa itu semua murni kecelakaan tunggal"Tambah Bagas dengan jumawanya.

"Tidak!!!Kamu tidak melapor kepada polisi penyidik,kamu hanya mengandalkan polisi lalu lintas saja.Kamu sendiri yang berargumen kepada polisi bahwa itu adalah murni kecelakaan biasa.Sehingga polisi tidak menindak lanjuti"Entah dari mana Seruni menemukan keberanian yang luar biasa.Ia sendiri saja heran dan tak percaya.

Ibunya Rani nampak terkejut,ia mengalihkan pandangannya kepada sang menantu yang terlihat gelisah.

"Apa yang ku katakan benar bukan?ini adalah konspirasi.Kau yang telah membunuh Rani"Lian menunjuk lurus ke wajah Bagas.

"A-a-apa buktinya?"Gemetar suara Bagas terdengar.

"Lian,cepat kamu pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan.Kalau perlu pinta tim khusus untuk mengusut kematian Rani"Akhirnya Ibunya Rani mengeluarkan perintah.

"Baik Tante"

Pria yang bernama Lian dengan penuh semangat pergi dari tempat itu.

"Seruni!!!"

Sebuah suara menyebut nama Seruni.Tidak hanya Seruni yang menoleh ke arah suara,orang-orang yang ikut serta dalam topik pembicaraan ini juga sama.

"Bapak"desis Seruni.Gadis ayu itu berlari kecil menghampiri.

"Ayo kita pulang"Pak Salam bukan meminta,namun langsung menarik paksa lengan putrinya.

"Tapi Bapak"

Pak Salam tak mengindahkan apapun perkataan Seruni,ia terus saja membawa Seruni pergi.

"Seruni!!!"Roy ingin menyusul namun dicegah oleh Bagas.

"Kamu mau pergi kemana??Urusan ini belum selesai jangan seenaknya pergi.Gimana kalau tuduhan gadis itu salah?Ini taruhannya nama baikku"Bagas ingin mengintimidasi keadaan agar Ibu mertuanya ragu.

Roy mengeluarkan kartu namanya dari dalam dompet.

"Ini alamat rumah ku,jika ada apa-apa salah datang saja.Aku siap membantu"

Setelah kartu namanya berpindah tangan,Roy gegas menyusul kekasihnya.

Ibunya Rani mengambil kartu nama itu dan menyimpannya sendiri.Meskipun belum pasti tapi hatinya yakin apa yang dikatakan gadis yang belum ia kenal itu adalah benar.Tinggal menunggu hasil penyelidikan polisi saja.

___

"Seruni!!!"

Akhirnya Roy bisa menyusul gadisnya,Pak Salam terpaksa menghentikan langkahnya karena putrinya menahan dirinya sendiri.

"Ayok"Pak Salam hendak mengheret Seruni lagi.

"Pak...ijinkan Uni bicara sebentar"Pinta Seruni penuh harap.Pak salam menelisik anak mata putrinya.Ada rasa tak tega juga jika ia terlalu memaksa.

"Baiklah,,,Bapak tunggu di luar"

Senyum lebar tersungging,Pak Salam meninggalkan Seruni untuk sesaat.

Kedua pasangan kekasih itu memilih duduk di taman RUMAH SAKIT untuk bicara.

"Kau akan pergi?"Tanya Roy.Seruni mengangguk pelan"Kamu akan meninggalkan ku??"

Kedua mata mereka beradu,air mata mengembun tersudut.

"Setega itukah kamu?"Lagi-lagi pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh Seruni terucap.

"Kenapa??Apa kamu tidak bisa menolak??"

"Saya ingin,tapi saya tidak bisa melakukannya Tuan"Seruni tak dapat melawan Tatapan yang begitu intens tertuju kepadanya.

"Bapakmu terlalu egois"Gumam Roy"Dia mungkin merasa dendamnya sudah terbalaskan jadi dia ingin pergi sekarang.Dia tidak sadar bahwa ada perasaan yang akan terluka oleh sikapnya itu"

"Saya tidak tahu Tuan apa alasan Bapak yang sebenarnya.Sekarang Bapak masih belum bisa diajak untuk bicara"

"Kalau aku jadi kamu,aku akan buat keputusan sendiri.Menyuarakan keinginan hati sendiri"

Seruni tersenyum getir.

"Tak apalah Tuan,saya akan ikuti kemauan Bapak"

Roy terhenyak.

"Kau akan meninggalkan ku??"

"Saya terpaksa Tuan"Seruni menundukkan wajahnya.

"Kau akan pergi begitu saja tanpa berusaha untuk membantah???"

"Saya tidak sanggup mengecewakan Bapak Tuan"

"Dan kamu sanggup mengecewakan aku??"

"Saya harus berani memilih Tuan,ini pilihan sulit,tapi saya tidak bisa mengesampingkan Bapak,orang yang telah membesarkan saya tanpa pamrih.Menyayangi saya dengan begitu tulus meskipun saya bukan anak kandungnya"

"Tapi kamu punya hak Seruni,punya hak untuk bahagia dengan pilihanmu sendiri"

"Saya masih belum tahu Tuan,apakah nanti saya akan bahagia bersama Tuan"

"Maksudmu???"Roy tercengang dengan ucapan Seruni.

"Maafkan saya Tuan,untuk saat ini saya bahagia bersama Tuan.Tapi tidak ada jaminan untuk hari seterusnya"

Roy terpegun,untuk pertama kalinya hatinya tersakiti oleh wanita.Pria tampan itu memejamkan matanya begitu mendalam.

"Baiklah,,aku hargai keputusanmu"Roy bangkit lalu tanpa berkata apa-apa lagi ia meninggalkan Seruni begitu saja.

Hati Seruni tidak kalah sakit,namun ia hanya memendamnya kuat dalam-dalam.Ia bertekad untuk tidak pernah meninggalkan Bapaknya,meskipun ia harus membunuh hatinya sendiri.