Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.
Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.
Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”
Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Tanaman Merambat
Caroline berjalan terus menunggangi kuda.
“Tuan Putri ini pedang anda.” Ebi memberikan pedangnya.
“Sudah saya bersihkan.”
“Terimakasih,” ucap Caroline.
Semua prajurit terdiam semua. Setelah melihat apa yang dilakukan Caroline terhadap teman mereka, mereka tidak berani lagi berbicara tentang tuan putri Caroline dan membenarkan rumor yang beredar. Tuan Putri adalah monster!!
“Apa kuda ini sudah menyerap mana?” tanya Caroline.
“Karena baru pertama kali memakan mana master maka prosesnya butuh beberapa saat,” jawab Demon.
“Tetapi tiga puluh menit lagi tubuh kuda ini akan menyerap mana sepenuhnya,” jawab Nix.
“Bagus … setelah ini kita akan pergi duluan,” ucap Caroline.
“Jika master menaiki aku maka aku akan lebih cepat,” ucap Demon.
“Tidak… tentu saja terbang adalah pilihan yang lebih tepat,” ucap Nix.
“Aku tidak akan menaiki kalian berdua.”
“Tubuh kalian terlalu besar,” ucap Caroline.
“Master tubuh kami bisa menyesuaikan keadaan.”
“Tergantung musuh yang dihadapi,” ucap Demon.
“Tetap saja aku tidak akan menaikimu,” ucap Caroline.
Demon dan Nix kecewa karena Caroline tidak mau menaiki mereka.
Caroline melihat baju besi yang dipakai prajurit lain serta seragam yang mereka pakai dan melihat seragam dan baju besinya yang dia pakai.
Raja sialan!! Dia hanya memberikan baju besi biasa tanpa lambang kerajaan begitu juga seragamnya hanya seragam biasa. Dia bahkan tidak terlihat lebih baik dari prajurit dengan tingkat paling rendah. Aku curiga kuda yang diberikan orang tua itu kuda paling lemah. Br*****k.
“Sepertinya kau juga kuda yang terbuang ya?”
“Aku akan membuatmu menjadi kuda yang tangguh.” Caroline mengelus leher kuda yang dia tunggangi.
“Mater aku juga mau di elus!” ucap Demon.
“Aku juga,” ucap Nix.
“Diamlah kalian.”
“Tuan Putri… kita akan istirahat sebentar,” ucap Ebi.
Caroline berhenti dan turun dari kuda.
“Apakah masih jauh?” tanya Caroline.
“Ya … diperkirakan besok malam kita sampai,” jawab Ebi.
“Master kuda sudah terisi penuh dengan mana,” ucap Demon.
“Apa persediaan makanan masihada?” tanya Caroline.
“untuk malam ini masih ada,” jawab Ebi.
“Siapkan beberapa untukku,” ucap Caroline.
“Ya?”
“Apa kau tidak dengar?” ucap Caroline lagi.
“B-baiklah.” Ebi segera pergi untuk melakukan perintah Caroline.
“Apa kita akan pergi sekarang master?” tanya Nix.
“Ya … aku ingin cepat tiba disana,” ucap Caroline.
“Tuan Putri … ini beberapa daging.” Ebi menyerahkan kotak kecil yang berisikan daging dengan es didalamnya.
“Baiklah.” Caroline meminum minumannya dan mengelap mulutnya dengan lengannya.
“Aku akan pergi duluan,” ucap Caroline sambil menaiki kuda.
“Apa?!”
“Kalian berhati – hatilah dijalan.” Caroline segera menggerakkan kudanya dan pergi.
“Tuan Putriiii!!!” teriak Ebi memanggil Caroline.
“Apa tidak apa – apa meninggalkan mereka sendirian?” tanya Demon. Mereka manusia yang lemah.
“Kalau kau mau tinggal silahkan,” ucap Caroline.
“Tidak!! Bukan itu maksudku,” ucap Demon.
“Kalau begitu diamlah … aku akan fokus mengendarai kuda,” ucap Caroline.
“Hahahah …” tawa Nix.
Demon mengerutkan kening dan melirik Nix dengan tatapan tajam.
Caroline fokus menunggangi kudanya. Memang benar ini terasa lebih cepat!
“Apa kau merasakan kekuatanmu bertambah?” tanya Caroline kepada kudanya.
Kuda itu berjingkrak dua kali dan berlari kembali. “Hahaha … sepertinya kau juga merasakannya … aku akan melatihmu menjadi kuda tercepat,” ucap Caroline.
Caroline terus menunggangi kuda.
“Nix … kau sebagai pemandu jalan terbanglah didepanku,” ucap Caroline
“Baik master!” Nix segera terbang didepan Caroline untuk memandu jalan.
Nix bisa melihat dengan jarak yag cukup jauh. Ini salah satu kelebihannya, oleh karena itu Caroline meminta bantuan Nix untuk memandu mereka dalam perjalanan.
“Master berhenti!!” teriak Demon.
“Ada apa?!” tanya Caroline.
Demon mulai mengendus dan menggerakkan telinganya. “Ada sesuatu disini,” ucap Demon.
Beberapa saat kemudian tanah dimana tempat Caroline berdiri tiba- tiba bergerak.
“Apa ini?!”
Tanah itu menghisap kaki kuda yang di tunggangi Caroline.
“Sial!!”
“Demon!! Nix!!!” teriak Caroline.
Demon dan Nix berubah kewujud aslinya.
Nix menarik Caroline, sedangkan Demon mengangkat kuda dengan ekornya. Demon mengubah ukurannya menjadi lebih besar agar bisa mengangkat kuda tersebut.
“Apa ini lumpur penghisap?” tanya Caroline.
“Bukan … ini adalah tanaman penghisap,” ucap Demon mengerutkan kening.
“Tanaman?” Caroline meihat lumpur yang terus mengeluarkan gelembung.
Tentakel tanaman tiba tiba muncul dari dalam lumpur menyerang Caroline.
“Prajurit lain nanti akan melewati jalan ini.”
“Apakah bisa dimusnahkan dengan api?” tanya Caroline.
“Bisa … hanya saja kita harus mengeluarkan seluruh tubuhnya,” ucap Nix.
Caroline melihat tentakel yang terus keluar menyerang mereka.
“Mendekatlah kebawah,” ucap Caroline.
Nix membawa Caroline kebawah. Caroline memusatkan mananya dan memotong semua tentakel yang keluar.
“KYSAAAAKKKK!!!” terdengar suara yang melengking.
Tanah menjadi lebih bergetar lebih kuat.
“Master hati – hati!”
Caroline berpegang erat pada Nix.
Tanaman itu keluar dari tanah dengan suara yang keras dan tentakel yang lebih banyak.
“Keluar juga kau,” ucap Caroline.
“Nix bakar sekarang!” teriak Caroline.
Nix segera mengeluarkan api dari paruhnya dan membakar tanaman itu.
Tidak lama kemudian tanaman itu terbakar semua dan tidak ada pergerakan.
“Apa sudah selesai?” tanya Demon.
Caroline fokus melihat tanaman yang terbakar itu. “Belum!”
“Nix cepat naik!” teriak Caroline.
Tanaman itu hidup kembali. “Br*****k!!!”
“Demon bantu aku memotong tentakel dan kepala tanaman!” teriak Caroline.
Demon dengan Kuda di ekornya segera menyerang tanaman itu sesuai perintah Caroline.
Saat memotong tanaman itu Caroline tahu tanaman itu membutuhkan waktu beberapa detik untuk tumbuh kembali. Demon dan Caroline terus memotong tentakel itu dengan cepat dan akhirnya memotong kepala tanaman itu.
“Nix sekarang!!” teriak Caroline.
Segera Nix mengeluarkan Apinya lagi yang lebih besar dan panas. Tanaman itu terbakar dengan cepat.
Caroline bernafas dengan terengah – engah. Ini membutuhkan kecepatan yang ekstra untuk memotongnya agar waktunya tepat.
“Apa itu akan tumbuh kembali?” ucap Nix mengeluarkan asap dari mulutnya. Sudah lama sekali semenjak dia menggunakan kekuatannya, walaupun belum maksimal ini cukup membuatnya bernostalgia.
Tanaman itu sama sekali tidak bergerak lagi.
“Haha … sepertinya selesai!” teriak Caroline sangat senang.
“Kita berhasil!!” ucap Demon.
Nix menurunkan Caroline kebawah dan Demon menurunkan kuda dari ekornya.
Caroline berjalan kearah tanaman itu dan menyentuh tanaman itu dengan pedangnya.
“Ini benar – benar gosong,” ucap Caroline menutup hidungnya.
Caroline baru pertama kali melihat tanaman besar, ini seperti game atau film action fantasi yang pernah dia tonton.
“Apa ada banyak monster seperti ini?” tanya Caroline.
“Aku tidak tahu … sepertinya lumayan,” jawab Demon.
Caroline melihat sesuatu dikepala tanaman itu. apa itu? sesuatu bersinar berwarna hijau.
“Ada sesuatu di kelopak bunga itu,” ucap Caroline sambil berjalan.
Menyentuh kelopak itu, kelopak itu mengeluarkan lendir hijau yang menjijikkan.
“Ewww …master apa master ingin memegang itu?” tanya Nix.
Caroline tidak menjawabnya dan mengambil benda itu dengan tangannya.
“Kristal?”
Akhir dari Bab 18.