NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:24.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 17. Penasaran dan Logika

Divi menunggu dan waktu terus berjalan, segala doa tak hentinya dia panjatkan untuk keselamatan ibunya juga suaminya....

Suaminya...apakah Divi boleh menganggap Arkael sebagai suaminya?

Pintu yang tadi dilewati Arkael satu setengah jam yang lalu akhirnya kembali terbuka, pria itu muncul disana dengan wajahnya yang sedikit pucat dan dibantu oleh seorang perawat wanita yang terlihat tidak keberatan memapah Arkael. Tapi tidak dengan Divi.

Ia segera berdiri, bergerak dengan cepat bahkan lebih cepat dari pada Bimo mencapai Arkael.

"Biar saya yang bantu suami saya, Sus." kata Divi seraya menarik Arkael terlepas dari perawat yang membantunya.

"Baik, Nyonya." kata perawat itu setengah hati.

Meski berat tubuh Arkael cukup membuat Divi agak kewalahan untuk memapahnya, tapi Divi menahannya dan tetap membawa Arkael duduk di kursi.

"Bagaimana dengan keadaan Ibu Inna?" Bimo bertanya.

"Berkat donor darah yang diberikan Tuan Kael, kondisi pasien perlahan mulai stabil, kami akan memberikan kabar secepatnya mengenai perkembangan pasien." jawab perawat itu.

Divi merasa hatinya disiram air hangat yang menenangkan mendengar jawaban yang didapatkannya. Ia sungguh frustasi sejak tadi karena tidak dapat melakukan apa pun disaat di dalam sana sang ibu sedang berjuang.

"Ibumu akan baik-baik saja." Entah sudah keberapa kali Divi mendengar kalimat itu terlontar dari bibir Arkael. Ia hanya mampu tersenyum tipis mendengarnya.

"Kamu udah makan?" tanya Arkael lagi.

Ah, boro-boro makan, terpikir untuk makan pun dia lupa.

"Kenapa kalian nggak ada yang memperhatikan makan siang Nyonya?" tanya Arkael dengan nada tajam pada Arin pun Seli.

"Bu-bukan salah mereka." Buru-buru Divi menginterupsi sebelum Arin dan Seli terkena semprotan yang tidak perlu dari Arkael. "A-aku yang nggak kepingin makan, rasanya aku nggak bisa menelan makanan, memikirkan kamu dan ibu ada di dalam sana."

"Aku baik-baik saja, sayang." sahut Arkael, tangannya yang kreatif mengusap pipi Divi lembut. "Kalau gitu, kita cari makan dulu yuk."

Divi menggeleng. "Aku nggak mau kemana-mana, aku mau tunggu Ibu sampai selesai."

"Tapi kamu juga harus makan." kata Arkael sangat perhatian.

"Kamu makan duluan aja ya, kamu kan baru mendonorkan darahmu untuk ibuku, jadi kamu harus kembali mengisi energimu." kata Divi dengan nada bersalah.

"Ibumu adalah ibuku juga, oke? Jadi jangan merasa bersalah."

Ah, apakah salah jika saat ini Divi merasakan hatinya menghangat?

Tidak...tidak! Divi tidak boleh terlena dengan segala sandiwara ini. Mungkin yang dilakukan Arkael semata-mata karena rasa kemanusiaan, mendonorkan darah bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki kemanusiaan dan empati. Jadi, Divi harus terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa alasan Arkael bukan karena pria itu menganggap Ibu Inna adalah ibunya juga. Itu pasti tidak mungkin.

Divi tersenyum tipis. Ingin sekali rasanya ia berteriak pada Arkael untuk berhenti mengucapkan kata-kata manis yang menggetarkan perasaannya, atau meminta Arkael berhenti bersikap terlalu perhatian, karena semua itu membuat Divi takut terlena, juga sakit setiap kali menyadari apa yang diperbuat Arkael tidak lebih dari sekadar pura-pura belaka.

"Terima kasih." kata Divi kemudian. "Kalau begitu, kamu makan lah dulu, aku nanti aja. Please... Aku nggak bisa meninggalkan ruangan ini." Pinta Divi dengan nadanya yang memelas.

Akhirnya Arkael mengalah, dia tidak ingin memaksakan Divi untuk meninggalkan tempat, tapi dirinya juga harus mengisi energi demi mendampingi Divi, disaat seperti ini dia tidak boleh lemah.

Seli tersenyum penuh arti pada Divi setelah Arkael dan Bimo meninggalkan tempat, senyum yang membuat Divi baru menyadari sejak awal kehadiran temannya itu, Divi belum sempat bertanya bagaimana Seli bisa berada di rumah sakit.

"Lo belom lihat yang lagi viral di igeh?" Seli balas bertanya setelah Divi meloloskan kalimat tanyanya.

"Belom sempet buka igeh. Memang apa yang lagi viral?"

"Nih gue kasih tau." Seli mengeluarkan ponsel pintarnya, jemarinya fokus mengusap-usap layar datar itu sampai dia dapat apa yang dia cari, kemudian menunjukkannya kepada Divi, bahkan juga Arin ikut melihat karena Seli mengajaknya.

Divi menganga, tangannya bergerak menutup mulutnya yang terbuka itu, matanya pun juga melebar, kejadian di kantin kantor itu menampilkan lima orang wanita yang wajahnya tidak terlalu Divi kenal sedang berdiri ketakutan di depan Arkael dan Bimo. Suara Arkael yang datar namun sangat jelas terdengar dalam unggahan tersebut membuat Divi merinding.

"Ini Arkael beneran?" tanya Divi dengan nada tak percaya.

"Ya menurut lo?"

"Tuan Muda sangat mencintai Nyonya." Arin bahkan ikut berkomentar.

"Eh, i-iya ya Rin." Divi jadi canggung sendiri.

"Gue juga awalnya nggak percaya, mengingat gimana lo pontang-panting nyari kerjaan sambilan sana sini, lah taunya merit sama Pak Bos." Seli berdecak.

"Ya soalnya..."

"Soalnya lo ngerasa nggak enak mulu, kan, sama Pak Kael?" Potong Seli.

"Eng- kok lo tau?"

"Pak Bimo yang cerita. Pak Bimo bilang lo selalu nolak setiap kali Pak Kael mau bantu lo. Malahan udah lama Pak Kael mau ngelamar lo, tapi lo nya aja yang belom siap, karena merasa insecure gitu kan."

Divi hanya bisa mesem-mesem saja mendengarkan penjabaran Seli.

"Dan gue salut banget sih sama Pak Kael, nggak pake babibu, itu nenek-nenek lampir langsung dihempaskan karena ngomongin jelek tentang lo."

"Dan lo?"

"Gue juga awalnya kaget karena disuruh ngurus surat resign, eh taunya malah diangkat jadi asisten pribadi lo." kata Seli seraya memeluk Divi dengan perasaan haru.

"Pak Kael bilang gini, "Kamu harus menemani istriku, apa pun kondisinya, jangan pernah mengkhianati istriku."" kata Seli sambil menirukan gaya Arkael, "Wuiiih gue langsung merinding dengernya."

Divi sedikit meringis membayangkan bagaimana Arkael mengultimatum semua orang termasuk Seli.

"Sorry ya, gue nggak ngasih tau lo." kata Divi akhirnya, dia juga harus menyambut cerita bohong yang dikarang Bimo - yang juga pastinya atas persetujuan Arkael.

"Gue yang minta maaf lah, karena gue sempet ngefans sama laki lo. Hehehehe."

Divi hanya mengangguk mengerti.

"Kalo menurut kamu, Rin, Pak Kael gimana ke Divi?" Seli bertanya pendapat Arin yang sempat mengobrol dikit-dikit dengannya sewaktu mencari minuman hangat tadi. "Kan kamu udah kerja lama sama Pak Kael."

"Tuan Muda itu dikenal dingin, Mbak, Nyonya. Bahkan dulu saat..." Arin menggigit bibir tiba-tiba. "Aduh maaf, saya nggak tau apa saya boleh menceritakan kehidupan masa lalu Tuan Muda."

"Boleh-boleh, aku yang kasih ijin." Tiba-tiba saja jiwa kepo Divi memanjat naik.

"Hmmm,"

"Tenang aja, aku nggak akan memberitahukan Arkael."

Seli ikut mengangguk.

"Dulu saat Tuan Muda masih bersama Nona Rana, Tuan Muda tidak seperhatian ini, bahkan malah terlihat seperti tidak perduli. Seringnya Nona Rana ditinggal-tinggal tanpa kabar. Tuan juga jarang tersenyum, dan cara Tuan menatap Nona Rana sungguh jauh berbeda dengan cara Tuan menatap Nyonya."

"Benarkah?" Seli terlihat sangat antusias. Ia ikut merasakan bahagia untuk Divi.

"Benar Mbak. Makanya ketika Tuan dan Nona Rana putus, tidak terlalu terlihat perbedaannya." kata Arin.

"Itu artinya Divi yang sudah melelehkan hati esnya Pak Kael dong?" Seli menggerak-gerakkan alis matanya.

Dan Divi dengan segala rasa yang berkecamuk dalam hatinya, antara tidak enak karena sudah membohongi semua orang, merasa tertekan dengan sandiwara ini dan rasa penasaran seperti apa sosok wanita masa lalu seorang Arkael hanya bisa tersenyum menahan dan menekan perasaannya sendiri.

Ah untuk apa juga aku penasaran dengan mantannya? Bukan urusanku, kan? Ingat Div, semua yang terlihat di depan semua orang hanyalah kepalsuan!

"Lo tau nggak seperti gimana mantannya Pak Bos?"

Ingat Div, siapa pun mantannya bukan urusan-

"Seperti gimana sih?"

Yah...pada akhirnya rasa penasaran mengalahkan logika.

.

.

.

Bersambung ~

1
Boma
waduh ada rahasia apa ya,menegangkan bgt,jangan lama2 thor
Kiky Mungil: heheheh, maaf ya agak lama up nya, lagi banyak kejutan tak terduga nih di dunia nyatanya otor 😅
total 1 replies
Boma
ooh begitu ceritanya
Boma
loh kemana arkael thor,masa di dapur ada yg nyulik
Boma
lanjut,bobol gawangnya
Umie Irbie
siiiiiiiaaaaaap🤣
Boma
ulat bulu datang
Boma
😄😄ketauan boong,pasti kecelakaanya di sengaja
Boma
maksudnya ini apa ya,apa kecelakaan di sengaja biar divi maubalik lgi ke arkael
Muri
kok ada yaaa ayah bejat kaya gitu sama anak kandungnya sendiri.
Boma
mau ya divi moga kael mau nerima kamu sepenuhnya,walau pun kamu gak perawan lgi
Umie Irbie
yaaaah...divi udah ngg prawan sama ayah nya sendiri😏😫 kirain bisa di gagalin 😒😩 ternyata tetap di pake,😩😒😫 iyaaa itu mah ngg pantas untuk kael
Boma
ya ampun ayah kandung iblis itu mah
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!