Namanya Adisty, siswi smk yang rajin berjualan kue disekolah, hal itu dilakukan untuk bisa terus bersekolah demi mencapai impian² nya kelak.
Konflik dalam hidupnya kini datang secara tiba², perilaku selama 2 tahun yang dilakukan kaka kelasnya yang bernama Yudi membuat rasa trauma tersendiri dikehidupnya, belum lagi perlakuan keji Leni ibu tirinya dan kaka tirinya Caca.
Sebulan setelah menyelesaikan studinya disekolah, ia langsung memutuskan untuk bekerja, tapi kini masalalu kelamnya kembali dikehidupan nya saat itu juga.
Akankah Adisty siap menerima takdir yang akan ia temui? bagaimana kelanjutan kisahnya?
Yuk simak critanya! jangan lupa dukungan dan suport sebanyak-banyaknya ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annn_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak ingat
Di seberang kota pinggir jalan, terlihat sebuah rumah kontrakan kecil yang disewa Adisty, awalnya dia bernegosiasi dengan ibu pemilik kontrakan tersebut untuk menyewa kontrakan itu hanya dalam waktu 7 bulan saja.
Namun jika mau mengontrak di situ wajib mengambil pertahun dan tidak bisa hanya sepotong-potong, menurutnya itu terlalu lama, harganya juga lumayan mahal.
Jika uangnya sudah terkumpul, niatnya langsung cabut dan memilih membuka usaha kecil² an bersama sang nenek dan mengurusi perobatan sang papa sampai membaik, kemudian menjalankan kehidupan baru di rumah impiannya nanti.
Tapi mau bagaimanapun ia tak mempunyai pilihan lain mengingat lokasi kontrakan itu tak jauh dari lokasi perusahaan yang akan menjadi tempat ia mulai bekerja lagi.
Sejatinya ia tak tau akan mendapatkan gaji berapa? embel² ia berpikir bahwa gajinya pasti lebih kurang di bawah 10 Juta, modal nekat dan selalu optimistis dengan pendiriannya.
.
.
Pagi² sekali Adisty pergi ke tempat tujuannya yaitu sebuah perusahaan yang lokasinya sudah dikirim melalui pesan oleh pak Devan kemarin, ia memilih pergi menggunakan ojek agar tak keteteran melihat alamat kantor perusahaan itu dengan jelas.
Hingga akhirnya ia sampai di tempat tujuannya tersebut, lantas ia langsung membayar uang ojek kepada bang ojek yang cengar cengir melihatnya, kemudian diperhatikannya kantor perusahaan itu, sangat elite nan besar.
"Astaga aku gak salah akan bekerja di tempat seperti ini? semoga saja enggak."
Sejenak ia sempat minder dengan dirinya sendiri saat melihat bangunan itu, saat melihat security yang berjaga langsung saja ia bertanya.
"Assalamu'alaikum pak permisi, saya ingin bertemu dengan pak Devan." Sapa Adisty ramah.
"Maaf mbak ada kepentingan apa?" Tanya security kepada Adisty tanpa menjawab salam, sesekali ia memperhatikan penampilan wanita itu, sangat sederhana pakaiannya, dengan hijab instan berwarna coksuuu, baju blouse putih dan celana panjang wanita berwarna putih yang terbilang kedodoran, dipadukan dengan sepatu flat shoes simple.
Namun tentu saja wajah cantik Adisty begitu terlihat kentara di mata pak security yang menyadarinya sejak tadi dalam jarak dekat.
"Saya diminta bekerja di sini pak, oleh pak Devan pemilik restoran bla bla bla." Terangnya kepada pak security.
"Oh jadi mbak orangnya, pasti keluarga tuan Devan ya? Tebak security tersebut, memang kemarin Alex sudah berpesan padanya bahwa akan ada pekerja baru yang akan masuk suruhan dari tuan Devan.
"Bukan pak, saya bukan siapa² nya pak Devan." Kata Adisty yang memang hanya celingak celinguk mendapati pertanyaan seperti itu.
"Oh begitu, yasudah sebentar mbak, saya panggil resepsionis dulu."
Adisty mengangguk patuh, lalu terlihat seorang resepsionis wanita dengan pakaian ketat menghampirinya, kecuali dengan security yang duduk kembali di pos jaga.
Resepsionis tersebut memperhatikan setiap sudut penampilan Adisty yang menurutnya sok alim, memang perusahaan tersebut tak pernah kedatangan pelamar kerja baru memakai jilbab dan berpenampilan seperti Adisty.
"Ayo mbak ikut saya." Perintah resepsionis dengan sedikit tak suka melihat Adisty.
Jika memang benar ia iri dengan paras cantik Adisty? bagaimana jika rambut indahnya tergerai berpadu dengan wajahnya, mungkin saja resepsionis itu pingsan?
"Iya mbak..." Balas Adisty ramah.
.
.
"Maaf pak, saya ingin menyampaikan, ada orang yang ingin melamar kerja." Jelas resepsionis di seberang telfon yang tak tau apa², padahal untuk melamar kerja di tempat itu saja sangat sulit lit lit.
"Antar dia keruangan pak Yudi sebelumnya." Perintah Alex dari seberang telfon.
"Baik pak."
"Untuk apa wanita ini disuruh ke ruangan pak Yudi? atau jangan dia wanita penghibur." Gumam hati resepsionis bertanya-tanya, ia pun menatap Adisty semakin tak suka.
Saat Adisty mulai memasuki ruangan kantor bersama resepsionis, semua orang memperhatikan penampilannya. terdengar orang² yang berada di situ mencibir, tertawa, sampai merendahkan dirinya yang berpenampilan aneh.
Walaupun suara mereka terdengar samar, namun tetap terdengar di telinga Adisty. sejenak ia mulai teringat akan masalalu di sekolahnya dulu, di mana ia selalu dibully bahkan direndahkan oleh orang² yang menjadi kaka kelasnya.
Perasaan itu kini menjadi trauma terdalam di relung hatinya, hingga saat ini ia merasa berada di tempat yang salah.
Sesekali ia memperhatikan setiap interior sudut kantor tersebut, sangat mewah dan sangat elegan, di setiap ruangan terjejer AC yang berada di mana-mana.
Kini mereka menaiki lift dari Lantai 2 ke lantai 8, sesampainya di ruangan yang dimaksud. resepsionis itu menyuruh Adisty untuk menunggu seseorang di balik pintu ruangan itu dengan dirinya yang mematung.
Seketika wanita itu pergi meninggalkan Adisty tanpa mengatakan satu dua patah kata sekali pun, walaupun Adisty tadi bertanya namun tak kunjung dijawab wanita itu.
🐬🐬🐬,,
"Ceklekkk..." Terdengar suara gagang pintu yang dibuka, terlihat pria tampan rupawan yang kaget melihat sosok wanita berjilbab di hadapannya di balik pintu yang sedang celingak celinguk kebingungan.
"ADISTYYY!!!" Kaget Alex yang tak menyangka akan kehadiran wanita yang dikaguminya sejak semasa sekolahnya dulu.
"Ma..maaf pak, bapak memanggil saya." Celetuk Adisty yang tersadar dari kebingungannya dengan kedatangan pria tampan di hadapannya itu, memang ia lupa akan pria itu, seakan merasa tak kenal.
"Kamu Adisty renata kan?" Tanya Alex kembali memastikan bahwa memang benar itu Adisty renata.
"Bagaimana bapak tau?" Jawab Adisty sedikit menunduk sopan dan bingung.
"Apakah dia lupa denganku yang pernah beberapa kali membeli kuenya dan bahkan menemuinya sesekali di sekolah dulu?" Gumam hati Alex bertanya-tanya.
"Oh lupakan saja, kamu duduk sebentar!" Perintah Alex kepada Adisty dengan ramah, terlihat sedikit senyum terukir di wajahnya.
Saat berkas yang dibawa Adisty dimintai Alex, sesekali ia memperhatikan betul² pria dewasa itu di hadapannya yang sedang memeriksa biodata asli serta berkas² penting yang dibawanya tadi.
"Sepertinya aku tidak asing dengan orang ini, tapi aku pernah ketemu di mana ya?" Lirih Adisty dalam hati yang merasa kenal akan pria itu, namun ia tak ingat pernah bertemu di mana.
...BERSAMBUNG,...
tapi kok jahat sih Yudi sama Adisty😭🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
ayo thour smngt update-nya, aku dari kmren kmren nungguin loh thour jadi kalau gak baca novel mu yang ini kayak ada yng kurang thour hehe🥰
semakin dibikin penasaran endingnya thour , semoga gak mengecewakan end ending ya thour, ksih paham sama Yudi geram juga aku😡😡😡