YASMIN! I LOVE YOU

"ini tuan kopinya." ucap Yasmin sembari meletakkan kopi di meja Gio.

"Hmm," balas Gio datar tanpa melihat Yasmin.

"Apa ada lagi tuan?" tanyanya sebelum ia keluar dari ruangan bosnya itu.

"Tidak, kamu bisa pergi." Yasmin pun langsung undur diri, tapi saat akan melangkah keluar Gio berbicara kembali.

"Ingat! kamu disini itu kerja bukan untuk genit-genit kepada semua lelaki di kantor ini." Yasmin yang mendengar ucapan Gio barusan hanya bisa menghela napasnya, ia tidak mau berdebat dengan bosnya.

"Baik tuan." kemudian Yasmin langsung keluar dari ruangan Gio, untung aja stok sabarnya masih banyak, kalau enggak... dirinya Uda langsung menampar bosnya itu yang seenaknya kalau dirinya genit-genit sama semua lelaki di kantor ini

"Dasar bos nyebelin." kesalnya..

*

Malam harinya, di rumah minimalis milik Dina. Sarah terus saja mencecar banyak pertanyaan pada Yasmin, hingga membuat Yasmin pusing sendiri dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"Sar gue beneran gak ada hubungan apa-apa sama tuan Gio." ucap Yasmin kesal

"Lo jangan bohong sama gue Yasmin.. kemaren waktu di depan rumah, kalian berdiri berdua begitu dekat. Lo kira gue gak lihat, atau jangan-jangan kemaren itu pak Gio mau cium Lo lagi! karena ada gue jadi gagal." ujar Sarah yang belum percaya sahabatnya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Gio.

"Oh itu, emm itu.. emm..karena tuan Gio.. ya mau ambil semut di pipi gue, ya kemaren pipi gue ada semut, terus tuan Gio lihat jadi dia mau ambil semut dari pipi gue." ucap Yasmin berbohong, karena ia juga bingung mau jawab apa. Sedangkan ia juga gak sadar kenapa bisa sedekat itu dengan bosnya.

"Gue gak percaya!" ucap Sarah lagi

"Terserah! yang jelas gue gak ada hubungan apa-apa sama tuan Gio. Lagian ya Sar, tuan Gio sudah memiliki kekasih dan lo tahu ? kemaren itu gue gak sengaja mergokin mereka berdua berciuman di ruangan tuan Gio."

"Apa?! Lo serius?!" tanyanya terkejut.

"hmmm." jawab Yasmin.

"Tapi wajar sih dia tampan, siapa yang gak jatuh kedalam pesona seorang Gio. Mungkin nih yah, kalau gue jadi kekasihnya juga gak bakalan nolak kalau di cium sama dia." ucapnya sembari tersenyum-senyum sendiri.

"Dasar! jangan kebanyakan mimpi." ucap Yasmin yang langsung beranjak dari sofa lalu masuk kedalam kamar.

"Sewot aja." balas Sarah yang pergi menyusul Yasmin ke kamar.

Terdengar suara dering ponsel milik Yasmin, kemudian ia mengambilnya di atas nakas. Ia melihat nomor baru yang tertera di layar ponselnya, tapi ia menimbang-nimbang dulu mau mengangkat nya atau tidak, masalahnya tidak banyak yang tahu nomor barunya.

"Yas angkat dong, dari tadi bunyi terus." Ucap Sarah yang sudah rebahan di atas kasur.

"Ini nomor baru Sar, gue takut ini mas Rangga.. Lo Taukan kalau nomor yang gue gunakan sekarang tidak banyak yang tahu."

"Sini biar gue yang angkat aja." Sarah pun langsung mengambil ponsel milik Yasmin lalu mengangkat nya dan tak lupa menekan lauspeker.

'Halo assalamu'alaikum..'

'Iya waalaikumsalam..'

'Apa benar ini Yasmin..? nak Yasmin ini mama Mita..'

'Mama Mita? sia..'

Setelah tahu siap yang menghubunginya, Yasmin langsung mengambil ponselnya dari Sarah lalu menjauh dari sahabatnya itu.

"Iya Tante ini Yasmin..'

'Kok manggilnya masih Tante sih sayang.. mama Yasmin..'

'Eh iya mam.. ada apa ya mama telpon Yasmin..'

'Besok Sabtu tidur di rumah mama ya sayang..'

'Tidur di rumah mama?'

'iya sayang.. kebetulan mama gak ada kegiatan, nanti dirumah mama kita bisa memasak bersama, atau kita jalan-jalan ke mall, please sayang..'

'Gimana ya mam, Yasmin gak enak sama tu.. eh maksudnya sama mas Gio..'

'kok gak enak sama Gio? Gio kan calon kamu sendiri.. dan kamu kan calon menantu mama, jadi gak masalahkan sekali-kali tidur dirumah mama.. soal Gio entar mama minta ijin sama dia, kalau mama yang minta dia bakalan ijinin, kamu tenang aja.'

'iya mam..'

'Ya Uda besok sehabis pulang kerja, kamu langsung ke rumah mama bersama Gio ya.. Dah saayang.. assalamu'alaikum..'

'Iya mam.. waalaikumsalam..'

Sambungan telpon langsung terputus. Yasmin kembali masuk kedalam kamar, tapi saat mau masuk.. di depan pintu kamar sudah ada Sarah yang berdiri sembari menatapnya tajam dengan kedua tangannya berada di pinggangnya.

"Ngapain lo lihatin gue kaya gitu?!" tanya Yasmin.

"Lo tu ya lama-lama mencurigakan." jawab Sarah yang masih terus menatap Yasmin.

"Mencurigakan?! maksud Lo apa sih Sar?" tanya Yasmin lagi yang gak ngerti maksud dari Sarah.

"Iya Lo itu mencurigakan, Lo sekarang Uda main rahasia-rahasiaan sama gue." Jawab Sarah kesal.

"Apaan sih gue gak ngerti, awas deh gue mau tidur Uda ngantuk jangan ngalangin gue."

"Lo kasih tau dulu ke gue, siapa tuh mama Mita." Ucap Sarah yang masih tak mau memberi jalan untuk Yasmin masuk ke dalam kamar.

Yasmin menghela nafasnya, ia bukannya tidak mau cerita ke sahabatnya, ia tahu kalau dia cerita entar sahabatnya itu heboh kalau dirinya menjadi calon istri bohongan bosnya karena untuk mengganti rugi ponsel bosnya itu.

"Itu hanya gak sengaja kenal, gue bertemu dengan Tante Mita di Cafe saat lagi meeting dengan tuan Gio beberapa hari yang lalu dan Tante Mita senang lihat gue.. terus gue Uda di anggap seperti anaknya sendiri, jadi.. tadi Tante Mita ngajak gue untuk nginap dirumahnya Sabtu besok.." ucap Yasmin berbohong. Yasmin belum mau cerita tentang masalahnya dengan Gio pada Sarah.

"Ooh.. gitu. Tapi kalau Lo Sabtu nginap disana, terus gue sama siapa dong.."

"Ya elah Sar, kan ada Mbak Dina.. gue bukannya gak mau ngajak Lo, tapi.. gue gak enak sama Tante Mita." ujar Yasmin.

"Oke gue ngerti. Ya uda gak apa-apa asal gak tiap hari aja Lo nginap disana." sebenarnya Sarah masih belum sepenuhnya percaya dengan jawaban dari Yasmin, tapi tak maslah nanti ia bakalan cari tau sendiri.

"makasih sahabatku tersayang.." Yasmin langsung memeluk Sarah senang.

*

*

Sore harinya sepulang mereka bekerja, Gio langsung mengajak Yasmin kerumah mamanya. Kemaren mamanya sempat menghubungi nya yang meminta mengantar Yasmin kerumah untuk menginap di rumah mamanya. Awalnya Gio menolak, tetapi mamanya memaksa, mau tak mau Gio mengijinkannya karena ia juga tidak tega menolak mamanya.

"Tuan beneran nih saya boleh menginap di rumah mama tuan?" tanya Yasmin, yang saat ini berada di dalam mobil Gio bersama dengan Gio menuju rumah mama Mita.

"Iya.. tapi ingat jangan sampai kamu keceplosan bilang tentang hubungan kita." jawab Gio.

"Iya saya tau.."

"Mama sepertinya benar-benar sangat menyukai kamu dan sayang sama kamu. Apalagi anak mama cuman satu, yaitu saya sendiri. Kamu tahu Yasmin, Mama sebenarnya pengen banget memiliki anak perempuan, tapi sayang mama tidak bisa karena rahimnya sempat di angkat akibat kecelakaan saat saya masih umur 8 tahun." ucap Gio menceritakan mamanya yang tidak bisa memiliki anak lagi.

Yasmin sempat terkejut dengan cerita dari bosnya itu, apa yang di alami mama Mita.

"Tuan dari mana bisa tahu kalau.. maaf mama Mita tidak bisa memiliki anak lagi?" tanya Yasmin yang mulai penasaran.

"Dari papa, saat saya beranjak dewasa papa menceritakan tentang mama yang tidak bisa memiliki anak lagi, karena saat itu saya bertanya kenapa mama tidak mau memiliki anak lagi, padahal saya ingin sekali memiliki adik dan ingin memiliki teman dirumah, saat itu saya berpikir akan sangat senang memiliki adik yang bisa saya lindungi kelak, seperti teman-teman saya lain. Tapi ternyata itu hanya keinginan saja dan tidak akan pernah terwujud. Karena akibat kecelakaan yang menimpah mama, mengharuskan rahimnya di angkat." jawab Gio menjelaskan.

"Pasti mama Mita sangat terpukul sekali dengan hal itu."

"Hmmm" balas Gio. "Tapi setelah mama bertemu kamu, mama sangat bahagia." tambah Gio lagi.

"Saya senang tuan bisa bertemu dengan mama Mita dan saya juga ikut senang kalau saya ternyata bisa membuat orang bahagia." Gio sempat menatap Yasmin sekilas, kemudian kembali melihat kedepan sembari tersenyum. Gak tahu kenapa Gio merasa nyaman bisa menceritakan satu masalah keluarga nya padanaya.

"Terimakasih." ucap Gio

"Sama-sama tuan." Yasmin menyentuh tangan Gio untuk menguatkan Gio.

Deg

Jantung Gio langsung berdegup kencang, karena Yasmin menyentuh tangan nya. Seperti ada rasa aneh yang muncul dari hatinya, tapi Gio gak tahu apa itu.