NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:27.7k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KIDUNG KAHURIPAN 2

"Ampun, Raden. Kahuripan mengaku salah." Setelah itu, Kidung Kahuripan mencembik.

Bumirang mengangkat sebelah alis, bibirnya pun tersenyum miring. "Bukan masalah besar," ujarnya santai cenderung acuh tak acuh. "Kamu bukan teman seperjalanan yang baik, tapi kamu adalah anak yang baik dan patuh. Aku menghargai itu dan tetaplah pada tujuan. Perankan bagianmu dengan sebaik-baiknya, jangan pernah merasa sungkan karena aku butuh cambuk sakti untuk menguji ketetapan hati."

Semakin Bumirang banyak bicara, wajah Kidung Kahuripan semakin merana karena tidak memahaminya sama sekali. Butuh cambuk sakti untuk menguji ketetapan hati. Apa maksudnya?

Bumirang tersenyum teduh dan perlahan meluruskan sikap. "Suaramu sangat merdu, Kahuripan. Masih ingin mengidungkan tembang itu? Aku akan dengan senang hati mendengarkan," ujarnya sarkas.

Kidung Kahuripan menggeleng cepat. "Tidak, Raden, tidak. Kahuripan kapok tidak berani coba-coba lagi." Setelah itu tiba-tiba dia bersujud. "Raden, mohon jangan kirim Kahuripan ke padang itu lagi. Kahuripan tidak mau melayang-layang terus. Kahuripan lelah, Raden."

Jadi dia melayang-layang. Wajah Bumirang tampak datar-datar saja, tetapi di dalam hati mengonfirmasi sesuatu yang sangat menarik.

Di alam perbatasan, volume diri setiap makhluk akan terdeteksi jelas dari bagaimana posisi dia di sana. Melayang-layang berarti menunjukkan bahwa makhluk itu jiwanya masih kosong, murni, polos, apa pun yang dia perbuat selama ini atau apa pun yang diinginkan hatinya, semua berasal dan berdasarkan ketidaktahuan.

Adapun, jika bisa menapak di darat dan mampu berjalan dengan santai, itu artinya bahwa seseorang itu merupakan manusia pilihan yang di dalam dirinya terdapat nilai-nilai positif nan luhur. Sementara itu, bagi orang-orang yang hidupnya lebih banyak untuk mengejar segala sesuatu yang bersifat duniawi, disimbolkan dengan bisa menapak di darat, tetapi terus-terusan berlari seperti ada yang mengejar. Dan yang terakhir adalah lambang manusia-manusia yang tidak hanya mengejar duniawi, tetapi juga yang di dalam dirinya dengan sengaja menanam dan mengembangkan nilai-nilai negatif. Mereka akan tergeletak pasrah di darat, tidak bisa melakukan apa pun selain merintih, mengeluh, dan memohon belas kasihan.

Kidung Kahuripan memang berbanding terbalik dari saudara kembarnya, Kidung Tilar. Mereka adalah definisi nyata dari terang dan gelap. Kidung Tilar ibarat wadah yang berisi padat dengan pengetahuan, melakukan segala sesuatu dengan niat dan tujuan pasti. Sementara itu Kidung Kahuripan adalah wadah kosong tanpa pengetahuan, melakukan segalanya murni karena kebodohan, mematuhi perintah karena berpikir itulah yang terbaik.

Bumirang mengerti kenapa penguasa Buana Ilam-ilam mengutus Kidung Kahuripan yang menyertai perjalannya, alih-alih Kidung Tilar yang bisa dibilang sudah cukup berpengalaman. Itu karena mereka pun tahu bahwa Bumirang akan lebih bersimpati dengan yang masih murni dan polos, dibandingkan dengan yang sudah berpengalaman dan cenderung membangkang.

"Tidak akan lagi. Bangunlah, Kahuripan."

Kidung Kahuripan langsung bangkit kegirangan. "Benarkah, Raden? Raden tidak akan mengirimku ke sana lagi? Itu berarti Kahuripan boleh berjalan bersama Raden, seperti pemuda gila itu."

Segera setelah mengucapkan kalimat terakhir, wajah Kidung Kahuripan berubah memelas karena Bumirang menatapnya tajam.

"Maaf, maksudnya Kamandaka, Raden."

"Ingat namanya baik-baik," tegas Bumirang. "Lain kali jangan lagi panggil dia seperti itu," tambahnya masih dengan nada yang sama.

"I-iya, Raden. Kahuripan berjanji."

Wajah Bumirang tiba-tiba menegang. "Kamandaka. Di mana dia?"

"Raden tidak usah khawatir, dia ada di pendopo sedang mengobrol dengan kakek-kakek."

Eyang Pamekas. Bumirang pun langsung bergegas keluar dari kamar diikuti oleh Kidung Kahuripan. Kedatangan mereka mengalihkan perhatian Eyang Pamekas dan Kamandaka. Keduanya serempak menoleh dan dari pelataran yang gelap, Bumirang dan Kidung Kahuripan muncul.

"Aow, Raden aku tersandung!" Tubuh Kidung Kahuripan oleng dan Bumirang dengan cekatan menangkap lengannya.

Mata Kamandaka langsung melebar, lalu bergegas bangkit dan menghampiri. "Kamu, aku tau siapa kamu." Dia berbicara sambil menunjuk-nunjuk wajah gadis itu. "Aku hafal suaramu yang suka sekali berteriak-teriak di dalam buntalan. Iya, kan? Itu kamu, kan? Ngaku, ayo, ngaku ...."

Kamandaka mendekatkan wajahnya, sangat dekat, membuat Kidung Kahuripan refleks menarik kepala ke belakang. Gadis cantik berbibir mungil, berambut panjang dikepang dua itu menatap Kamandaka dengan senyum yang seolah terakumulasi di matanya.

"Aku juga tau rahasiamu, Kamandaka," ujarnya santai sambil cengengesan.

Alih-alih panik, Kamandaka malah tertawa-tawa konyol. "Aku juga tau rahasiamu. Rahasia sangat besar," ujarnya sambil membuat lingkaran menggunakan kedua tangan, "rahasia besar yang ada di hatimu, Kidung Kahuripan." Setelah itu, dia terbahak-bahak.

Eyang Pamekas menatap penuh dilema, tidak tahu harus bangga atau sedih dengan gaya konyol gurunya. Yang jelas, dia tidak pernah menyangka gurunya yang arif dan bijaksana, berkarisma juga berwibawa, ternyata sangat andal bermain peran.

"Bumirang, kemarilah." Eyang Pamekas memanggil. "Biarkan Kahuripan menemani Kamandaka."

"Baik, Eyang." Bumirang melepaskan Kidung Kahuripan dan berpesan padanya, "Jangan membuat masalah."

Wajah Kidung Kahuripan berseri-seri, lalu berceloteh seperti bocah, "Kahuripan pasti bersikap baik. Kahuripan janji akan jadi teman perjalanan yang tidak merepotkan seperti dia. Suka makan. Rakus."

Gadis itu mendelik pada Kamandaka yang acuh tak acuh melangkah pergi, sambil garuk-garuk kepala dan menggerutu, "Dasar cerewet, suka teriak-teriak. Sakit telinga dan kepalaku, tau."

"Kamu mau ke mana? Aku ikut ...." Kidung Kahuripan langsung saja berlari mengejar Kamandaka yang berjalan ke arah jalan yang gelap.

"Kamandaka, jangan pergi jauh-jauh!" Bumirang berteriak memperingatkan dan seperti biasa, Kamandaka hanya mengangkat tangan, lalu melambai-lambai.

"Tidak perlu khawatir, sudah tidak ada bahaya lagi. Semua ular sudah dikirim ke Gunung Ndapan. Duduklah, Bumirang."

"Astu dawuh, Eyang." [Selamat datang, Eyang]

Bumirang membungkuk khusuk sejenak, lalu duduk bersila di hadapan Eyang Pamekas. Ada perasaan bersalah menggulung hatinya karena telah lepas kendali, membuat Bumirang seperti tidak sanggup mengangkat wajah.

"Mohon ampun, Bumirang sudah membuat Sahen Pangertos terbuka sebelum waktunya, Eyang."

Mendengar itu, Eyang Pamekas pun terkekeh ringan. "Waktunya itu kapan?" tanyanya kemudian sambil tersenyum penuh arti.

Bumirang tertegun. Benar juga. Eyang Pamekas tidak pernah mengatakan kapan waktu yang tepat bagi Sahen Pangertos akan terbuka. Selama ini dia berasumsi sendiri bahwa waktu yang tepat itu adalah ketika dia telah berhasil mengumpulkan banyak kebajikan dan kutukan karmaphalanya dihapuskan.

"Sahen Pangertos punya kendali atas dirinya sendiri. Bisa terbuka kapan pun dia mau. Dia terpangil untuk melindungimu dari jamahan jari-jari kotor siluman ular karena tersentuh oleh keteguhan hatimu."

"Jadi begitu." Bumirang bergumam sambil menatap tikar pandan alas duduknya, kemudian menaikan pandangan dan menatap Eyang Pamekas. "Lalu, apa yang akan terjadi setelah Sahen Pangertos terbuka? Eyang memintaku untuk tidak melepas ikat kepala pasti karena ada sesuatu hal, kan?"

Belum sempat Eyang Pamekas menjawab, tiba-tiba saja sebuah bola api meluncur cepat ke arah mereka. Tidak kalah cepat, Bumirang segera mengacungkan tinjunya untuk menyambut bola api tersebut. Pergerakan tangan Bumirang menimbulkan embusan angin dahsyat yang langsung mengempaskan bola api itu tanpa sempat bersentuhan.

1
Adian
Gak elit banget tuh senjatanya 😅😅😅
Adian
Ngakak banget gue🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
🤣🤣🤣 jadi KK sama KT diangkut semua sama Restu😅😅😅😅😅
Adian
Eh, Kahuripan cerdik, Tilar licik😒
Adian
Sama-sama cerdik tapi finishing-nya bagusan Kahuripan😌😌😌😌
Adian
Encok pegel linu
AFighter
Berharap mereka tidak tukar tempat
Windy Veriyanti
Bumirang sama lawan-lawannya aja tersenyum...apalagi sama teman-temannya yang serasa saudara 😊
Alta [WP: Yui_2701]: Dia mah full senyum biar awet muda 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Anny
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Iya donk🤣🤣🤣
Anny
Good job Kahuripan /Proud//Proud//Proud//Proud/
Anny
Kenapa lagi no bocah/Sleep/
Anny
Sampek lupa komen/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ balik ke atas dulu
Alta [WP: Yui_2701]: Putar balik🤸‍♀️
total 1 replies
Mata Peña_✒️
penataan tulisannya menunjukkan bukan author kaleng2, luar biasa..
Alta [WP: Yui_2701]: Hanya penulis yang sedang mencoba peruntungan Kak. Pengen ceritanya dibaca banyak orang sekaligus bisa ngasilin duit 😁😁😁😁 Maksih udah mampir dan kasih dukungan🥰
total 1 replies
Andini Andana
jangan berharap terlalu tinggi Tilar, tak mudah mengelabui Bumirang 😋😜
Andini Andana: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [WP: Yui_2701]: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈 kayaknya iya
total 8 replies
Andini Andana
wkwkwk.. tuh demit kena mental /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/
Alta [WP: Yui_2701]
Aku aja meleyot ke kakek Jati👍🤭🤭🤭🤭
Alta [WP: Yui_2701]
Kwkwkwkwkwkw 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Andini Andana
kaleeemmm egen...stay cool /Casual//Casual//Casual/
Andini Andana
hahaha... gimana kalau gada nya di hantam ke kepala Raden Sarji, kebayang kaannn... 😜😜
Alta [WP: Yui_2701]: Mauku gitu, tapi Ki Jati gak mau🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!