Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Happy reading.....

Hari ini Naina sudah kembali bekerja. Dia sudah siap dan baru saja wanita itu keluar dari kontrakan Karina, tiba-tiba Reno juga keluar dan ingin berangkat ke cafe.

"Naina, kamu mau berangkat kerja?" tanya Reno dan wanita itu langsung mengangguk.

"Kalau begitu ayo bareng aja sama aku! Aku juga mau ke cafe soalnya," ajak Reno.

Tanpa berpikir panjang, Naina menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun berangkat ke cafe menggunakan motor Reno. Xan sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan, Naina sibuk menikmati perjalanan dengan hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.

Gadis itu memejamkan mata, merasakan terpaan angin yang mendayu-dayu, membuat rambutnya seketika bergerak-gerak, dan membuat Reno menatapnya dari spion dengan penuh kagum.

Sesampainya mereka di cafe, Reno langsung pergi. Sebab dia masih ada kerjaan harus bertemu dengan klien. Setelah itu barulah dia akan kembali lagi ke sana, ditambah Reno juga mempunyai cabang di tempat lain. Jadi dia harus mengeceknya satu persatum

Ada satu pasang mata yang tidak menyukai kedekatan antara Reno dan juga Naina, tak lain dan tak bukan, dia adalah karyawan di cafe tersebut.

'Ngapain sih, Mas Reno deket-deket sama si wanita gendut itu? Masih cantikan juga aku. Lihat saja! Aku nggak akan buarin dia dekat-dekat dengan mas Reno. Aku nggak akan biarin dia mendapatkan mas Reno. Karena Mas Reno hanya milikku seorang!' batin seorang perempuan sambil mengelap kaca pintu masuk.

Saat Naina masuk, dia enggan menyapanya. Karena hati wanita itu masih jengkel, malah tatapannya terkesan sinis ke arah Naina.

Sementara itu, Naina yang menatapnya dengan heran. Tapi dia merasa masa bodoh saja. Sebab tatapan seperti itu sudah biasa Naina rasakan, dan sudah biasa dia dapatkan dari orang lain. Jadi Naina tidak mempermasalahkannya. Walaupun sebenarnya dia tidak tahu letak kesalahan dia di mana, sehingga orang tidak menyukainya.

.

.

Hari ini Arga akan berangkat ke Jogja, dia akan menjalankan rencananya untuk mendekati Naina. Arga tidak ingin kehilangan wanita itu untuk kedua kalinya.

Dia tidak perduli, mau Naina berpacaran dengan Reno ataupun mereka sekedar hanya atasan dan bawahan. Arga akan tetap akan merebut Naina, dan dia akan tetap mendapatkan gadis tersebut.

Karena bagi Arga, selagi Naina belum dimiliki oleh pria lain seutuhnya, maka masih milik bersama. Jadi Arga masih punya kesempatan untuk mendapatkan hati Naina, dan dia akan melakukan berbagai cara agar wanita itu luluh kepadanya.

Seukir senyum terpantri di wajah tampan tersebut, sambil menatap foto Naina yang berada di ponselnya. "Aku datang sayang. Aku pasti bisa mendapatkanmu! Dan aku bisa mengalahkan pria itu. Dan kupastikan, aku tidak akan pernah menyakitimu, seperti apa yang Ivan lakukan," gumam Arga dengan lirih.

.

.

Malam sudah menunjukkan pukul 20.00. Cafe sebentar lagi akan tutup, Naina malam ini tidak ke tempat gym terlebih dulu, karena badannya cukup lelah. Mungkin dia akan olahraga dengan alat-alat seadanya saja di rumah.

Saat wanita itu keluar dari Cafe, tiba-tiba sebuah motor berhenti di hadapannya, dan ternyata itu adalah Reno.

"Ayo naik!" ajak Reno sambil memberikan helm. Naina menganggukkan kepalanya, kemudian dia naik ke atas motor pria tersebut.

"Sepertinya mbak Naina dan juga mas Reno itu pacaran ya? Mereka terlihat sangat cocok sih, yang satu cantik yang satu tampan," ucap salah satu karyawan yang bernama Sisi.

"Apaan, Si. Cantik dari mana? Jelas-jelas gendut kayak gitu. Lo kan tahu, awal masuknya dia ke cafe ini rupanya seperti apa? Nggak cocok banget bersanding dengan mas Reno!" Ketus karyawan lainnya yang bernama Nabila.

"Yaelah, bilang aja kalau lu cemburu? Lo kan selama ini suka sama Mas Reno?" Timpal Maharani.

"Iya,dan gue nggak akan biarin dia merebut Mas Reno dari gue. Lihat aja, nanti!" ucap Nabila sambil tersenyum sinis menatap kepergian Naina dan juga Reno.

"Saran gue sih, sebaiknya kalau lo mau mendapatkan Mas Reno, harusnya lo main cantik. Jangan main curang, yang akan merugikan diri lo sendiri. Ya ... kita nggak tahu hubungan mereka itu apa? Tapi tetap aja, kalau lo malah melakukan hal yang tidak-tidak, bukannya malah mendapatkan Mas Reno, tapi lo malah mendapatkan kebencian darinya," jelas Sisi kembali.

Nabila yang mendengar itu pun hanya tersenyum sinis, kemudian dia naik ke atas motornya untuk meninggalkan cafe tersebut.

'Lihat saja apa yang bakal aku lakukan. Aku tidak akan membiarkan Mas Reno jatuh ke pelukan wanita itu! Aku akan membuat Mas Reno jijik padanya.' batin Nabila sambil tersenyum smirk.

"Rani, kok gue ngeri ya? Takut si Nabila melakukan hal yang tidak-tidak," ucap Sisi pada temannya.

"Iya, sejujurnya gue juga takut. Terkadang orang kalau sudah dibutakan dengan cinta, bisa melakukan berbagai hal. Tapi semoga saja Nabila masih mengontrol kewarasannya ya, dan tidak melakukan apapun yang merugikan dirinya sendiri," jawab Maharani.

Kemudian mereka pun berjalan mencari angkot untuk pulang ke rumah, karena di kota Malioboro masih sangat ramai jam segitu, jadi angkot masih gampang untuk didapatkan

.

.

Zementara itu Naina merasa heran, sebab motor melaju bukan arah ke kontrakan, tetapi ke suatu tempat yang entah, Naina pun tidak tahu Reno akan membawanya ke mana.

Dan setelah beberapa saat, mereka sampai di depan sebuah restoran. Naina yang melihat itu pun merasa bingung.

"Loh Mas, kenapa kita ke restoran bukannya kita harus pulang?" tanya Naina saat Reno melepaskan helmnya.

"Kita makan malam dulu yuk, sebelum pulang!" ajak Reno kemudian dia turun dari motor.

Naina pun mengikutinya, lalu melepaskan helmnya. Dia pikir tidak ada salahnya, karena perutnya juga sudah keroncongan.

Setelah itu mereka masuk ke dalam dan duduk di salah satu meja yang ada di pojokan, sambil menatap jalanan. Karena restoran tersebut berlantai 2, jadi bisa melihat ke arah luar.

"Oh ya, Naina, kamu jangan ditahan untuk makan yang berat-berat. Seenggaknya jangan terlalu berkolesterol banget, nanti kamu bisa sakit juga kalau asupan yang masuk ke dalam tubuh kamu itu tidak seimbang," jelas Reno.

"Iya,tapi apa Mas? Aku juga bingung ini mau makan apa?" bingung Naina.

"Ya sudah, untuk malam ini tidak papa makan yang berat sekali kali. Kita Pesan sate aja ya, soto dan juga ikan bakar, bagaimana?"

Naina yang mendengar itu pun meneguk ludahnya dengan kasar. Sudah lama sekali dia tidak memakan makanan itu, dan akhirnya gadis tersebut pun mengangguk lalu Reno memesankan makanan pada pelayan.

"Oh ya Naina, apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Reno.

"Apa itu, Mas?"

bersambung