Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Ingatan yang nyata
Trirrrrggggh.....!!!!!
Trirrrrggggh.....!!!!!
Trirrrrggggh.....!!!!!
Alarm yang diletakkan di nakas berdering membangunkan seorang perempuan yang tertidur pulas Di ranjangnya.
Tak!
1 kali tekanan pada tombol alarm itu langsung menghentikan bunyi memekikkan telinga di pagi hari yang cerah itu.
"Ahhh....!!" Melinda bangun dan terkejut mendapati sebuah ingatan aneh di kepalanya.
Perempuan itu terdiam mencerna semua ingatan yang ada di kepalanya hingga akhirnya selama 30 menit dia hanya berada dalam satu posisi dengan air mata yang terus berderai dari pipinya.
"Perempuan sialan, kau berani menyakiti kekasihku, maka sekarang juga kau harus mati meninggalkan dunia ini!!!"
"Perempuan sialan, kau berani menyakiti kekasihku, maka sekarang juga kau harus mati meninggalkan dunia ini!!!"
"Perempuan sialan, kau berani menyakiti kekasihku, maka sekarang juga kau harus mati meninggalkan dunia ini!!!"
Ucapan terakhir suaminya sebelum dia meninggal dunia kembali terngiang-ngiang di kepala Melinda, hingga akhirnya perempuan itu tersadar dan mengusap air matanya yang sudah memenuhi pipinya hingga ke lehernya.
"Apa itu???" Ucap Melinda segera bangun dari tempat tidur dan memakai kacamatanya lalu mengambil ponselnya.
"Apakah aku baru saja bermimpi buruk?" Ucap Melinda dalam hati yang merasa begitu aneh dengan sesuatu yang ia ingat.
"Ini hanya mimpi, ini hanya mimpi,,, Niko tidak mungkin melakukan hal seperti itu padaku." Ucap Melinda langsung menghubungi calon suaminya yang bernama Niko.
Dia butuh suara pria itu untuk menenangkan dirinya yang sedang dalam keadaan terkejut karena suatu penglihatan yang begitu menyakitkan hatinya.
"Halo sayang,," ucap Niko dari seberang telepon langsung membuat hati Melinda menjadi sangat lega.
"Itu,, kau ada di mana?" Tanya Melinda yang akhirnya tak mampu mengatakan pada pria itu tentang mimpi yang ia alami.
"Di mana lagi? Tentu saja aku sedang ada di rumah. Oh ya, jangan lupa kalau nanti sore kita ada makan malam bersama keluargaku untuk membahas pernikahan kita. Aku sudah mengirimkan gaun untukmu dan jangan lupa untuk memakainya." Ucap Niko dari seberang telepon langsung membuat Melinda tersadar.
'Percakapan ini, aku ingat,, ini ada dalam ingatanku.' ucap Melinda dalam hati lalu dia langsung mematikan panggilan itu dan berlari keluar dari kamar.
Perempuan itu merasa harus memastikan apa yang ada di dalam ingatannya.
"Dalam ingatanku, aku berlari keluar kamar dan melihat pelayan yang baru saja masuk membawa sebuah kotak berisi gaun. Gaun berwarna putih dan sebuah tas keluaran baru dari channel," ucap Melinda sembari menuruni tangga lalu dia benar-benar melihat seorang pelayan berjalan.
"Nona, ini adalah kiriman dari tuan Niko, katanya gaun ini adalah gaun yang akan nona kenakan di acara pertemuan keluarga nanti." Ucap pelayan itu langsung membuat Melinda tertegun di tempatnya.
Apa yang ada diingatannya sama persis dengan apa yang dikatakan oleh pelayan itu, bahkan kata-kata Niko yang tadi dia dengar diseberang telepon juga sama persis dengan yang ada di ingatannya.
Maka Melinda langsung mengambil kotak itu dan membukanya di depan pelayan.
"Benar benar gaun berwarna putih dan tas dari Chanel?" Melinda gemetar memegangi gaun itu lalu kemudian dia berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.
Perempuan itu memejamkan matanya dan mengingat semua hal yang ada di dalam memori otaknya.
Beberapa saat kemudian, tubuh Perempuan itu gemetar dan dia menangis tak karuan.
Pelayan yang ada di sana begitu terkejut melihat tingkah nonanya jadi dia menghampiri Melinda dan berusaha menenangkan perempuan itu.
"Hiks,, hiks,, hiks,," Isak Melinda sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Perempuan itu tak menyangka bahwa ternyata apa yang baru saja ia lihat itu adalah sebuah masa depannya sendiri.
Dan sialnya lagi, masa depannya terlihat begitu buruk, seperti mimpi buruk yang membuatnya terbangun di tengah malam dan tak bisa lagi tidur sampai pagi menjemput bumi.
"Nona, nona,," suara pelayan langsung membuat Melinda membuka matanya dan menata pelayan itu.
'Dialog ini tidak ada dalam ingatanku,,,' ucap Melinda dalam hati mengingat kembali memori yang tersimpan di ingatannya.
Tetapi seberapa keras dia mengingat, Dia tidak ingat sedikitpun tentang dialog yang baru saja dikatakan oleh sang pelayan padanya.
'Ah,, benar,, saat itu aku sangat bahagia menerima gaunnya dan langsung naik ke kamar untuk mencobanya. Kalau begitu, kehidupan ini,,, Apakah aku kembali ke kehidupan masa laluku??' Melinda menggigit jarinya lalu dia menatap pelayan di depannya dengan nafas yang terasa sesak dan air mata yang masih memenuhi pipinya.
"Apakah anakmu sedang sakit di rumah sakit? Dia menderita sakit paru-paru dan divonis dokter umurnya tinggal 2 bulan lagi?" Tanya Melinda pada pelayan itu, karena di dalam ingatannya dia mengingat pelayan itu mengundurkan diri sebagai pelayannya dua bulan setelah pernikahannya.
Hal itu terjadi karena putrinya yang ada di rumah sakit telah meninggal dunia karena penyakit paru-paru.
Dan baru saat itulah dia mengetahui bahwa ternyata sudah lama anak dari pelayannya itu menderita karena sakit namun sampai lain tidak pernah menceritakannya pada siapapun.
"Itu,, Bagaimana Nona mengetahuinya?" Tanya pelayan yang merasa aneh bahwa anaknya yang tak pernah ia perlihatkan pada orang lain bisa-bisanya diketahui oleh Melinda.
plPelayan itu jadi gugup jika Melinda sampai mengetahui bahwa dia memiliki seorang anak karena hamil diluar nikah sebelum dia masuk ke rumah Melinda untuk menjadi seorang pelayan.
"Hah?" Melinda memijat keningnya, 'ternyata benar, aku kembali ke masa lalu, dan semua ingatanku itu adalah sebuah fakta. Kalau begitu, aku yang meninggal karena dibunuh oleh Niko dan pria itu juga berselingkuh,,, itu adalah sebuah kenyataan??' sekali lagi Melinda meneteskan air matanya membayangkan akhir hidupnya yang begitu tragis.