bagaimana jadinya saat seorang Gadis bernama Aulya Ronglay adalah Artis terkenal dengan semua jenis penghargaan yang telah mengharumkan namanya masuk ke Dunia Novel dan lucunya sebagai pemeran Figuran? .
Aulya memiliki sebuah Cincin usang yang ditinggalkan sejak kecil dari Kedua Orangtuanya, Aulya tidak tau Cincin itu keberuntungannya sampai suatu saat Ia membaca Novel yang namanya sangat mirip dengan pemeran figuran dalam Kisah itu yang hidupnya di sakiti tanpa sengaja oleh pemeran Protagonis Pria yang sudah jatuh Cinta pada Pemeran Protagonis Wanita.
Aulya tidak suka karakter lemah Sosok Pemeran Figuran itu seperti tidak ada Pria lain di muka bumi dunia Novel itu.
Selow Update??!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
teringat
Aldy tersenyum puas melihat penampilannya didepan cermin, "aku tidak salah meminta bantuannya." gumam Aldy pelan.
"apa Tuan? bantuan siapa?" tanya Baston.
Aldy melirik Baston sekilas yang penasaran lalu dengan santainya Aldy memutar pandangannya ke arah Bunda Lindy, "aku ambil pakaian ini." pinta Aldy dengan datar.
"baik Tuan." jawab Bunda Lindy tersenyum lebar.
sementara Aulya dan Tania berada di lantai 5, Tania sibuk dengan ocehannya sampai telinga Aulya terasa panas lalu menatap tajam Tania yang langsung membekap mulutnya syok dengan mata mengerjab-ngerjab pelan.
"apapun yang dia lakukan bukan urusanku." jawab Aulya dengan ketus.
Aulya memilih pakaian yang cantik untuk Tania sebagai hadiah, Tania harus mengenakannya saat mendatangi tempat pemotretan Bunda Lindy nantinya. Aulya tidak bermaksud sombong dengan percaya kalau Bunda Lindy akan menerima kerja samanya untuk menjadikan Tania Modelnya supaya semakin terkenal, namun Ia percaya dengan kelebihannya itu.
saat Aulya mendapatkan pakaian untuk Tania dan melakukan transaksi malah dihentikan oleh Aldy yang memberikan blackcardnya pada karyawan yang menjaga kasir, Aulya menoleh ke Aldy dengan tatapan aneh.
Aldy tersenyum tampan sungguh pemandangan yang indah dilihat orang lain, seorang Aldy tengah tersenyum pada perempuan? ternyata Rumor itu memang benar. Aulya mengerutkan keningnya bukan terpesona dengan ketampanan Aldy.
"ini sebagai ucapan Terimakasihku karna sudah memilihkan pakaian yang bagus untukku." ucap Aldy.
Aulya mengangguk saja, "jadi anda menerimanya padahal sempat protes." delik Aulya.
"aku hanya tidak berpengalaman dibidang ini, maafkan aku." ucap Aldy dengan ramah meminta maaf.
Tania membuka mulutnya selebar-lebarnya, "Tuan Rinaldy yang katanya Arogan dan sombong serta suka merendahkan orang lain tengah meminta maaf pada seorang perempuan? ya Tuhan...!! Aulya?? Pria ini sudah gila karnamu." batin Tania yang berpikir Aldy sudah gila karna bertindak diluar sikap yang dikenal semua Orang.
Aulya tersenyum tipis, "baiklah aku maafkan, lain kali jangan diulangi." jawab Aulya seolah sudah melupakan kejadian tadi.
Aulya memang sedikit pendendam tapi jika seseorang meminta maaf padanya maka tidak ada salahnya Aulya memberi kesempatan namun tidak untuk yang kedua kalinya.
Aldy tersenyum tipis, tidak ada salah dirinya mau meminta maaf tapi hanya pada Aulya saja tidak bagi yang lain.
"bagaimana dengan makan bersama? aku akan traktir." tanya Aldy dengan senyuman.
Aulya mengambil paperbag yang berisi pakaian untuk Tania dari Kasir yang sudah melakukan transaksi pembayaran lalu Aulya tersenyum kecil ke Aldy, "maaf ya? aku mungkin akan sibuk di hari kedepannya." ucap Aulya dengan sedikit sopan.
Aldy tersenyum tipis, "aku memiliki nomor ponselmu, beritau aku kapanpun kamu ada waktu."
Aulya tertegun lalu Aldy mengatakan kalau Ia tau nomor itu dari Mami nya sampai Bunda Lindy bersama Baston tiba namun tidak berani ikut campur pembicaraan pasangan itu.
Aldy menghubungi nomor Ponsel Aulya yang membuat Tania melihat ke tasnya, Aldy mengerutkan keningnya.
"bukan nomor ponselmu?" tanya Aldy.
Aulya hendak menolak namun Ia teringat kalau Satria akan mendapatkan skandal besar di Bab tertentu, Aulya tidak tau bagaimana alur Novelnya saat ini sebab semua sudah banyak yang berubah karna Aulya tidak mengikuti ending yang menyedihkan itu.
"apa kamu memang seorang Jaksa terkenal yang bisa mengatasi kasus apapun?" tanya Aulya serius.
Aldy menaikkan sebelah alisnya, "iya, apa kamu butuh sesuatu?" tanya Aldy.
Aulya menggeleng dengan raut wajah serius lalu mengeluarkan ponselnya, "suatu saat apa aku bisa meminta bantuanmu jika terjadi hal tidak diinginkan."
"tentu saja." jawab Aldy dengan senyuman.
Aulya pun mengangguk pelan lalu memberikan nomor ponselnya ke Aldy begitu juga sebaliknya, lalu Aulya pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
.
di Mobil Aulya dan Tania,
"Aulya? kenapa kamu memberikan nomormu padanya?" tanya Tania penasaran.
Aulya tersenyum, "aku percaya dengan instingku Tania, semua memang terlihat baik-baik saja tapi kita tidak tau ada hal buruk apa yang akan terjadi kedepannya. dia seorang Jaksa dan tidak ada salahnya aku berteman dengan seorang Jaksa."
Tania melihat raut wajah serius Aulya pun tersenyum sambil mengangguk, Ia tidak lagi bertanya karna yakin Aulya pasti punya alasan yang begitu kuat sampai bisa berpikiran seperti ini.
"Abang? aku tidak ingin akhirmu menyedihkan, aku akan menyelamatkanmu dari jebakan itu." batin Aulya dengan tatapan lurus kedepan lalu melajukan kendaraannya.
Aneta melihat dari kejauhan sambil berdecak iri, "kenapa mereka lama sekali di dalam gedung ini? apa mereka memang bertemu? kalau bertemu tamatlah aku." kesal Aneta.
Aneta mengintip pintu keluar masuk pembeli di Toko pakaian Elit itu dijaga oleh 5 Orang Pria berbadan besar, Aneta mengumpat pelan mengapa Ia sulit sekali bertemu dengan Rinaldy yang kalau muncul main sat-set-sat-set saja tidak membuang waktu lama-lama.
Aneta sumringah melihat Rinaldy keluar dari Toko itu bersama Baston dengan cepat Ia merubah ekspresinya mengambil sebuah Bunga dari tanaman Toko itu dan sengaja Ia tertusuk duri lalu memekik kaget dengan suara yang cukup keras untuk menarik perhatian Rinaldy.
Baston menoleh mencari suara dibalik dinding tapi Rinaldy tidak melihat sama sekali seolah hal itu tidak penting baginya malah terus melangkah, Baston melihat ke Rinaldy yang sudah jauh meninggalkannya pun terkejut lalu dengan langkah lebar Ia mengejar Rinaldy.
"inilah watak yang sebenarnya cuek, sombong, tidak peduli, angkuh." batin Baston perbandingan Rinaldy pada perempuan lain sangat berbeda saat bersama Aulya.
Aneta mengintip karna tak kunjung didatangi dan matanya melebar melihat Mobil Rinaldy telah pergi, Aneta berusaha mengejarnya tapi sudah ketinggalan jauh lalu Ia menatap ke jarinya yang meneteskan darah.
"dia memang sulit didekati." gumam Aneta lalu menggeleng kepalanya pelan.
"aku tidak boleh menyerah, jika Aulya bisa kenapa aku tidak? entah bagaimana caranya aku bisa menarik perhatiannya." ucap Aneta lagi dengan percaya diri walau memiliki kekhawatiran.
.
.
Aulya tiba di Mansion Keluarganya dan melihat Levon bersama Satria tengah minum-minum bersama bukan mabuk tapi minum jus biasa.
DEG??!
Aulya teringat ada pemeran figuran yang memang nantinya akan terlibat skandal dengan Satria, Satria memang hancur tapi Pria itu akan berakhir bunuh diri dengan meloncat dari lantai 20 karna Perusahaannya bangkrut, Ia juga menyesal tidak sengaja menghancurkan kehidupan Satria padahal Ia juga hancur, sungguh tragis.
"apa itu Levon? tapi tidak dikatakan namanya." batin Aulya.
"kenapa dek?" tanya Satria memegang wajahnya sendiri ditatap serius oleh Aulya sementara Levon celingukan tidak mengerti.
"hai Aulya? kamu seperti biasa sangat cantik melebihi bidadari mungkin kamu seorang dewi ya?" sapa Levon dengan kedipan nakalnya.
Satria memukul kepala Levon dengan tatapan tajam dan Levon angkat tangan seperti ditangkap polisi saja, Tania menahan tawa saja melihat Levon yang konyol dan Satria yang bar-bar padahal tidak ada yang tau kalau Levon bukan Orang yang konyol sama sekali.
"jadi jebakan semula untuk Levon? bukan Abang? tapi karna Abang bersama dia jadi ikut terlibat?" batin Aulya yang jujur tidak tau Alur Novel di bagian Aulya sebab Novel itu terlalu fokus dengan Aneta dan Robby sebagai pemeran utama nya.