Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Jenderal Feng
" Kalau diajak ngomong itu nggak usah ngelamun deh ," omel Feng Yin yang melihat pelayannya asik melamun menatap dirinya . Jangan lupakan jika Feng Yin bisa mendengar kata hati shui .
" Maaf ... tetapi apakah nona tidak ingin menghadiri acara itu ?" tanya shui ragu-ragu.
" Nggak minat !"
" Kok gitu ?"
" Ngapain datang di acaranya mantan ... ?"
" Ha ?"
" Nggak usah banyak pikir... sekarang mana hasil belanjaan mu ?"
" Ada di dapur nona , " jawab shui linglung .
Feng Yin meninggalkan Shui begitu saja menuju dapur . Sekarang sudah siang , perutnya juga sudah lapar . Dia akan membuat makan siang terlebih dahulu.
Feng Yin membuka kantong hasil belanjaan Shui . Ternyata pelayannya itu membeli ikan segar , daun kemangi , tomat , cabai dan kangkung . Tidak lupa dengan titipannya, ada berbagai jenis benih bunga dan juga buah .
Jenderal Feng yang semula ingin mengunjungi sang putri akhirnya mengurungkan niatnya karena ada panggilan dari istana . Padahal dia sudah siap untuk berangkat .
" Maaf yang mulia... apa gerangan yang membuat anda memanggil hamba ?" tanya Jenderal Feng kepada orang nomer satu sekaligus sahabatnya sejak masih muda .
Sudah lebih dari setengah jam jenderal Feng berada di ruangan itu , tetapi kaisar belum ngomong sama sekali .
" Maaf sobat ... sebentar lagi ini selesai . Tunggu sebentar ya," jawab kaisar Ming santai .
" Hem !"
" Oh ... jangan marah . Baiklah akan saya katakan alasanku memanggil mu ke istana . Seminggu lagi ulang tahun putra mahkota . Kamu tahu kan .... kita tidak hanya mengundang para bangsawan dari dalam kerajaan, tetapi kita juga mengundang bangsawan dari kerajaan lain . Untuk itu saya menugaskan mu untuk menyambut kedatangan mereka ."
" Hamba ?" tunjuk jenderal Feng pada dirinya .
" Tentu ... siapa lagi . Kamu mau kan ?"
" Titah paduka pasti akan saya penuhi ."
" Baiklah kalau begitu , mengenai nona Feng Yin_"
" Anda tidak perlu khawatir yang mulia , akan saya pastikan jika putri hamba tidak akan hadir dalam acara itu ," ucap jenderal Feng dengan mantab .
" Ha ? .... bukan itu maksudku ."
Bukan itu maksudnya. Kaisar menatap sang sahabat dengan tak enak hati .
" Tenanglah yang mulia ... Anda tidak perlu risau . Apakah hanya itu yang ingin anda sampaikan?"
" Sepertinya kamu sedang terburu-buru?"
" Benar yang mulia ... hamba harus pergi ke luar kota ."
" Ada masalah apa ?" tanya kaisar penasaran.
Kaisar Ming memang belum mengetahui jika putrinya , Feng Yin meninggalkan rumah .
" Hanya ingin mengunjungi kerabat ," jawab Jenderal Feng singkat .
" Oh , kalau begitu aku tidak akan menahan mu lebih lama disini .Kamu boleh pergi sekarang !"
" Terimakasih yang mulia ."
Jenderal Feng langsung keluar dari ruangan itu . Dia keluar dari istana dan menaiki kuda yang tadi ia bawa .
Jenderal Feng langsung menuju ke kediaman Chou yang kini ditinggali oleh Feng Yin . Keputusannya tetap . Jika sang putri tetap kekeh ingin bertunangan dengan putra mahkota , jenderal Feng akan membiarkan sang putri tinggal disana .
Mungkin lebih baik jika jauh dari istana . Dia hanya akan menambah pelayan dan pengawal untuk menjaga sang putri .
Jenderal Feng memacu kudanya dengan cepat . Dibelakangnya juga ada sang panglima yang mengikutinya. Bukan hanya itu dua prajurit pilihan juga turut serta .
Butuh waktu tiga jam untuk sampai disana . Sedangkan jika perjalanan normal akan memakan waktu sampai lima jam menggunakan kuda dan enam jam menggunakan kereta.
Jenderal Feng sungguh terkejut saat tiba disana . Seingatnya rumah ini sudah tidak terurus . Tetapi ternyata semuanya sudah bersih .
Sepertinya apa yang katakan oleh prajurit benar adanya . Sang putri dan pelayannya telah bekerja keras membersihkan rumah ini .
Tok tok tok
Panglima Arsen mengetuk pintu rumah dengan keras . Tidak ada yang mendengarnya, sebab Feng Yin sedang asyik masak di dapur .
Tok tok tok
" Maaf jenderal ."
Tiba-tiba prajurit bayangan muncul di depan empat orang itu .
" Dimana putriku ?" tanya jenderal Feng tanpa basa-basi.
" Beliau ada di dapur jenderal," jawab prajurit itu dengan sopan .
Tentu saja jawabannya membuat jenderal Feng agak bingung .Buat apa putrinya berada di dapur ?
" Dapur ?"
" Benar jenderal."
" Apa yang ia lakukan di dapur ?"
" Masak."
" Masak ?"
" Benar Jenderal."
Jenderal Feng menarik nafasnya pelan-pelan lalu mengeluarkannya, ia ulangi sampai beberapa kali . Jawaban dari prajurit itu membuatnya shock.
" Bagaimana caranya agar aku bisa masuk ?"
" Mungkin jenderal bisa lewat dari samping rumah . Ada jalan yang langsung bisa ke arah dapur ."
" Kok aku bisa lupa . Terimakasih... sekarang kembali ke posisimu !"
" Baik jenderal ."
" Kalian tunggu disini ... biar aku sendiri yang lewat sini ."
" Siap !"
Setelah memberi perintah kepada ketiga bawahannya, jenderal Feng berjalan ke samping rumah . Kemudian melanjutkan ke belakang hingga sampai ke dapur .Dia tidak menyangka semuanya sudah bersih .
Saat mendekati dapur , jenderal Feng mencium aroma harum masakan yang Feng Yin masak. Membuat perutnya meronta-ronta ingin di isi .
Feng Yin menggoreng ikan segar yang telah ia marinasi terlebih dahulu dengan bumbu yang ia racik .
Shui meracik bumbu yang sudah dipersiapkan oleh Feng Yin . Mereka tidak menyangka jika aktifitas mereka membuat Jenderal Feng menangis .
" Putri ku ...!" panggil Jenderal Feng dengan lirih .
Feng yin yang mendengar suara itu langsung mengalihkan pandangannya. Dia melihat pria paruh baya yang menangis di depan pintu. Dari ingatannya, dia bisa tahu jika pria itu ayah dari Feng Yin .
" Gantikan ini , Shui!"
" Baik putri ."
Setelah itu Feng Yin menghampiri sang ayah yang masih berdiri di depan pintu .
" Selamat datang ayah ... maaf jika kami tidak menyambut kedatangan ayah ," kata Feng yin sambil menundukkan tubuhnya sebentar .
Hal yang tidak pernah dilakukan oleh Feng Yin yang asli sebelumnya.
" Putriku !" pekik jenderal Feng.
Jenderal Feng langsung memeluk tubuh putrinya itu dengan erat . Membuat Feng Yin sedikit kesulitan nafas .
" Maaf yah ... sesak !"
Jenderal Feng melepaskan pelukannya. Dia memandang sang putri dengan sendu . Tidak menyangka jika sang putri bisa berlaku ramah padanya. Padahal terakhir bertemu... putrinya marah besar padanya .
Tidak tahu saja jika Feng Yin yang asli sudah meninggal.
" Maafkan kesalahan ayahmu ini sayang ," ucap jenderal Feng dengan tulus . Feng Yin dapat melihat ketulusan dimatanya.
" Ayah tidak perlu minta maaf . Yin'er lah yang salah ," ucap Feng Yin .
" Tapi _"
" Ayah sendiri ?" tanya Feng Yin memotong ucapan ayahnya . Meskipun sebenarnya tidak sopan . Tetapi mau bagaimana lagi ... dia tidak ingin membicarakan hal-hal yang membuat Feng Yin asli pergi dari rumahnya.
" Tidak sayang ... ayah bersama panglima Arsen dan dua pengawal . Sekarang mereka berada di depan ."
" Shui .. tolong buka pintu depan dan suruh mereka masuk kedalam ," perintah Feng yin kepada Shui .
" Tapi ini bagaimana?"
" Biar aku yang meneruskan . "
" Baik nona ."
" Ayah mau duduk disini atau diruang tamu saja ?"
" Ayah masih kangen dengan mu sayang ."
Mendengar jawaban dari jendral Feng membuat Feng Yin kikuk . Dia menyuruh ayahnya itu untuk duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Kemudian dia melanjutkan kegiatannya.
Feng Yin kembali menanak nasi , karena tadi dia memasak hanya dua porsi . Sekarang dia menambah lebih banyak .Untung dia juga masih punya telur . Dia menambah lauk telur balado.
Jenderal Feng sangat kaget melihat kelihaian putrinya memasak . Dari aromanya saja membuat perutnya meronta-ronta.
Tak lama kemudian masakannya selesai. Dia bersama Shui membawanya ke ruang makan . Kemudian Feng yin menyuruh Shui untuk memanggil teman perjalanan ayahnya ke ruang makan .
Untuk kali ini Feng yin membiarkan Shui makan tidak bersamanya. Karena tidak enak dengan yang lain .
" Silahkan dinikmati . Maaf jika rasanya kurang enak ," kata Feng Yin dengan sopan .
" Sejak kapan kamu bisa masak sayang ?" tanya jenderal Feng penasaran.
" Sejak dulu . Tetapi karena dirumah sudah ada pelayan jadi yin'er tidak pernah masak . Sedangkan disini kan hanya berdua . Jadi Yin'er bisa masak sesuka hati ," jawab Feng Yin santai .
" Apa Yin'er tidak ingin pulang sayang ?"
" Maaf ayah ... Yin'er lebih senang tinggal disini . Yin'er juga ingin belajar melupakan putra mahkota . Jika Yin'er disana ...."
" Baiklah... ayah hargai keputusanmu . Kalau begitu ayah akan mengirimkan pelayan dan pengawal kesini , agar bisa membantumu ."
" Untuk pelayan tidak perlu ayah . Yin'er lebih suka tinggal berdua dengan Shui . Yin'er hanya meminta beberapa pengawal saja . Untuk menjaga Yin'er sekaligus sebagai penjaga rumah . Jadi kalau ada tamu seperti tadi , tidak bingung ."
" Baiklah... apa ada yang lain ?"
" Tidak ayah ... silahkan dimakan dulu masakannya. Nanti keburu dingin , jadi rasanya kurang pas ."
" Baiklah sayang akan ayah coba .... ayo panglima , coba rasakan masakan putriku !"
" Baik jenderal."
" Ikannya enak sekali sayang ... gurih diluar dan lembut didalam . Bumbunya juga enak apalagi dengan yang ini membuat ayah nagih ," tunjuk jenderal Feng pada sambal yang ia buat .
Memang disini belum ada yang membuat sambal . Cabai hanya dibuat hiasan dan perasa untuk sayur .
" Jenderal benar , kalau begini ma ... saya bisa menghabiskan banyak ."
" Silahkan tuan, jangan sungkan."
" Tidak usah formal nak , panggil saja seperti biasa ."
" Baik paman ."
Selesai makan mereka berbincang-bincang. Setelah itu mereka pun pulang .