Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
√625
"Hemmmmm enak banget..." seru Yiesha yang sibuk memakan kotak bento yang dibelikan oleh Kenzo.
Dia tidak jadi menemani Firza makan siang karena tiba-tiba kedatangan sosok ondel-ondel Ancol. Sehingga Firza meminta maaf dan pergi bersama ibunya. Kini tinggallah Yiesha sendiri di kantin.
Meskipun jam makan siang sudah terlewat dari satu jam yang lalu, Yiesha tetap tenang menyantap makanannya. Siapa yang berani memarahi seorang sekretaris sekaligus assisten Tuan Kenzo, karyawan disana tak ada yang berani mengusik Yiesha selama di kantor.
Disaat yang bersamaan, karena Kenzo tak kunjung sadar Thomas berinisiatif untuk membawa Kenzo kerumah sakit. Dia takut ada efek fatal dalam tubuh Kenzo dan akan membahayakan keselamatannya.
Melalui lift khusus, Thomas menggendong Kenzo di punggungnya. Sengaja lewat lift khusus agar karyawan tidak panik melihat kondisi Kenzo yang tidak sadarkan diri, Lusi pun terpaksa mengikuti Thomas ke rumah sakit jika batuannya diperlukan.
Setibanya di rumah sakit Mitra Harapan Sehat yang merupakan salah satu milik keluarga Will, Kenzo langsung di bawa ke ruangan khusus dan diperiksa oleh dokter terbaik. Thomas sangat cemas menunggu hasil pemeriksaan dokter.
"Tuan Thomas, kondisi Tuan Muda Kenzo baik-baik saja. Beliau masih dalam pengaruh dosis obat tidur yang cukup tinggi. Secara keseluruhan tidak ada organ vital yang terganggu fungsinya. Mungkin sekitar 2-3 jam kedepan Tuan Muda akan bangun. Saya sudah berikan obat penawar agar efek dari obat tidur tersebut sedikit berkurang," terang dokter tersebut menjelaskan kondisi Kenzo.
"Baiklah jika konsisi Tuan Muda baik-baik saja. Saya sempat cemas karena tuan muda tidak sadar juga. Silahkan dokter kembali bertugas, maaf telah mengganggu pekerjaan anda, terima kasih banyak dokter," ucap Thomas
"Sama-sama Tuan Thomas. Itu sudah kewajiban saya sebagai dokter untuk menolong tuan muda Kenzo. Apalagi tuan muda adalah pasien prioritas di rumah sakit ini. Saya pamit dulu Tuan Thomas, jika ada apa-apa bisa temui saya di ruang kerja."
Dokter yang telah memeriksa Kenzo pun kembali bertugas dan Thomas bisa sedikit lebih tenang. Tetapi ada yang masih mengganjal dalam pikirannya siapa yang sudah berani membuat Kenzo di sadarkan diri seperti ini. Tentu orang tersebut bukan orang sembarangan karena bisa masuk ke dalam ruangan kerja cancel secara leluasa.
"Apa itu perbuatan Yiesha?? Tapi untuk apa dia melakukan itu? Apalagi ada Ja--lang betina yang telah yang berani menjebak Tua Muda," pikir Thomas.
Dia memandang Kenzo yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Thomas harus memperketat penjagaannya terhadap keselamatan Kenzo karena ini bukan yang pertama kalinya.
Tilulit..
Tilulit...
Tilutit...
Bunyi dering ponsel Thomas memecah lamunannya, melihat si penelpon dia langsung mengangkatnya.
"Apa sudah kamu lihat CCTV dilantai delapan belas? Apa yang kamu dapatkan?"
".....…...................."
"Kirimkan saja langsung ke email, nanti saya akan melihatnya."
"......................."
"Baik terima kasih."
Tut
Tut.
Thomas langsung menutup telepon tersebut, ternyata yang menelepon adalah salah satu karyawan divisi IT yang bertugas untuk mengecek CCTV, dari CCTV Thomas bisa mengetahui siapa pelaku yang sudah berani mencelakai Kenzo.
Tak berselang lama sebuah notifikasi email masuk ke ponselnya. Tanpa pikir panjang Thomas langsung membukanya dan mendownload agar bisa membuka dan melihat video potongan CCTV yang telah dikirimkan.
"Beraninya Siluman Betina itu melakukan hal ini. Ini sudah keterlaluan, tak pernah merasa jeda setelah apa yang dia lakukan selama ini. Aku harus melaporkan kejadian hari ini kepada Tuan Besar. Siluman Betina itu harus mendapat hukuman yang setimpal."
Thomas sangat marah setelah melihat video potongan CCTV yang telah dikirimkan. Di situ terlihat jelas jika Rika masuk ke dalam ruang kerja bersama wanita yang telah Thomas tangkap.
Tak ingin membuang waktu lebih lama Thomas pun segera pergi menuju kediaman utama keluarga umum yaitu tempat di mana Tuan Erik tinggal, Thomas pun berpesan kepada Lusi untuk menjaga Kenzo dan mengabari dirimu jika Kenzo sudah sadar. Tak lupa Thomas menepatkan bodyguard untuk menjaga keselamatan Kenzo tepat di depan pintu kamar rawatnya.
☘️
☘️
Yiesha yang baru selesai menghabiskan makan siangnya langsung menuju ruangannya. Banyaknya pekerjaan tak bisa membuat dirinya santai dan membuang-buang waktu dengan percuma. Apalagi dia juga harus memikirkan langkah selanjutnya untuk dapet segera merebut PT Lotus Pharma menjadi miliknya kembali.
"Kemana semua orang, kok sepi sekali? Mbak Lusi juga tumben ga ada di tempatnya?"
Suasana hening tak ada suara apapun dilantai delapan belas, diintipnya sedikit ternya Kenzo pun tak ada di ruangannya. Begitu juga Thomas, belum juga kembali ke meja kerjanya, Yiesha merasa sendirian di ruangannya.
Karena Kenzo tak kunjung memberikan kabar, Yiesha mencoba untuk menghubunginya. Tetapi setelah mencoba berulang kali, panggilannya pun tak di jawab.
"Apa Ken masih sibuk di pabrik ya dan ga sempet pegang handphone," pikir Yiesha
Memang terakhir kali Kenzo memberi tahu kepada Yiesha jika dia hendak mengunjungi pabrik bersama Thomas. Yiesha berusaha berpikiran positif meskipun ada hal lain yang dia pikirkan.
Yiesha pun hanya mengirimkan pesan singkat pada akhirnya dan bergegas menyelesaikan beberapa dokumen yang deadline nya sudah dekat. Sore nanti rencananya Kenzo mengajak Yiesha pulang bersama untuk pergi ke suatu tempat.
Akhirnya setengah jam sebelum waktu pulang seluruh pekerjaan sudah selesai. Yiesha pun merenggangkan pinggangnya yang terasa sakit. Dia pun melihat sekilas handphone miliknya dan tidak ada pesan balasan dari Kenzo.
"Apa Kenzo lanjut meninjau proyek yang lain ya, soalnya si ikan buntal pun tak ada."
Setelah memastikan mejanya selesai dirapikan dan mematikan komputer Yiesha meninggalkan ruangan kerjanya. Dia pun sedikit aneh karena melihat meja kerja Lusi yang masih kosong.
"Apa mereka pergi bertiga ya?"
Daripada menunggu sendiri di lantai delapan belas, Yiesha memutuskan untuk turun dan menunggu di lobby saja.
Firza terpaksa kembali lagi ke perusahaan karena ada pekerjaan yang harus selesai hari ini. Sebenarnya dia tidak ingin pergi keluar untuk makan jika bukan ibunya yang memaksa. Dia tidak ingin sang ibu membuat kekacauan di perusahaan jika Firza menolak ajakannya.
Namun tak sengaja dia melihat Yiesha yang duduk di sofa tunggu sedang memainkan ponselnya. Dengan langkah yang sedikit bersemangat, Firza menghampiri Yiesha.
"Sha, kamu belum pulang??" Firza tersenyum manis, kekesalannya hari ini seakan menguap begitu saja setelah melihat wajah manisnya.
Yiesha mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria di hadapannya.
"Eh, pak Firza. Belum pak, soalnya sedang nunggu Tuan Kenzo," jawabnya
Firza mengangkat sebelah alisnya.
"Bukannya kamu Kenzo sudah kembali dengan Thomas ya? Dia kemana," gumamnya dalam hati
"Loh memangnya Tuan Kenzo tidak ada diruangannya?" tanyanya memastikan
Yiesha menggelengkan kepalanya," ga ada siapa-siapa dia ruangannya Pak. Bahkan Mbak Lusi aja ga ada. Mungkin mereka sedang ada tinjauan proyek keluar," jawabnya sedikit sendu.
"Memangnya tidak ada yang memberitahukannya padamu?"
Lagi-lagi Yiesha menggelengkan kepalanya, " Tuan Ken cuma memberitahu jika dia ada kunjungan ke pabrik dan akan kembali setelah jam makan siang. Beberapa kali di telepon juga tidak diangkat. Mungkin Tuan Ken masih sibuk," jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.
Entahlah dia mulai mencemaskan sesuatu, tidak biasanya Kenzo menghilang tanpa kabar. Sesibuk apapun Kenzo selalu memberinya kabar. Tapi hari ini agak lain, Kenzo bahkan tak membalas pesan yang dia kirimkan.
"Mungkin sedang di lapangan, jadi belum sempet memegang handphonenya. Oh ya, Sha maaf saya tinggal soalnya ada pekerjaan yang harus saya selesaikan hari ini. Jika ada apa-apa bisa ke ruangan saya ada di lantai lima," ucap Firza terpaksa kembali bekerja, padahal dia ingin lebih lama bersama Yiesha.
"Ahh iya Pak, silahkan. Tak perlu mengkhawatirkan saya. Paling sebentar lagi Tuan Kenzo akan pulang," jawab Yiesha.
Entah Yiesha menunggu Kenzo berapa lama hingga tanpa dia sadari akibat kelelahan bekerja dirinya tertidur di sofa yang berada di lobby.